Realisasi Proyek Pengembangan 6 Pulau Luar Tunggu Jokowi-Abe
Kamis, 07 September 2017 - 07:11 WIB
Realisasi Proyek Pengembangan 6 Pulau Luar Tunggu Jokowi-Abe
A
A
A
JAKARTA - Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bramantyo Setyamurti Poerwadi menyatakan proyek pemgembangan enam pulau luar Indonesia akan direalisasikan secepatnya. Hanya kepastian waktu menunggu pertemuan Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
"Rencanya proyek ini akan dimulai akhir tahun. Tetapi menunggu kepastian Presiden Jokowi ketemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Sehingga tahun depan bisa dimulai," ujarnya di Jakarta, Rabu (6/9/2017).
Menurut Bramantyo, rencananya pembangunan dilakukan pertama untuk fokus tiga pulau. Yaitu Pulau Sabang, Natuna dan Pulau Morotai. Jaraknya enam bulan kemudian baru pembangunan untuk Pulau Saumlaki, Moa dan Pulau Biak.
"Intinya ada enam pulau, yang keenamnya difokuskan di enam lokasi pulau luar Indonesia," ujarnya. Adapun infrastruktur yang dibangun, mulai dari pelabuhan outer island, juga pembangunan pasar ikan, pembangunan radar dan juga satelitnya.
"Kalau nantinya radar digabung dengan sistem satelit open Jepang, maka itu manfaatnya bukan hanya bisa memantau illegal fishing tapi macam-macam manfaatnya," tegas Bramantyo.
Dan lebih penting dari itu, lanjut Bramantyo, untuk memantau kapal nelayan Indonesia. Sebab nelayan Indonesia itu kapalnya kecil dan kalau ke laut rawan keselamatan.
"Makanya perlu dimonitor hingga dapat diantisipasi kecelakaannya. Selain itu kalau ada kapal negara lain masuk ke perairan Indonesia akan dapat dimonitor," pungkasnya.
"Rencanya proyek ini akan dimulai akhir tahun. Tetapi menunggu kepastian Presiden Jokowi ketemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Sehingga tahun depan bisa dimulai," ujarnya di Jakarta, Rabu (6/9/2017).
Menurut Bramantyo, rencananya pembangunan dilakukan pertama untuk fokus tiga pulau. Yaitu Pulau Sabang, Natuna dan Pulau Morotai. Jaraknya enam bulan kemudian baru pembangunan untuk Pulau Saumlaki, Moa dan Pulau Biak.
"Intinya ada enam pulau, yang keenamnya difokuskan di enam lokasi pulau luar Indonesia," ujarnya. Adapun infrastruktur yang dibangun, mulai dari pelabuhan outer island, juga pembangunan pasar ikan, pembangunan radar dan juga satelitnya.
"Kalau nantinya radar digabung dengan sistem satelit open Jepang, maka itu manfaatnya bukan hanya bisa memantau illegal fishing tapi macam-macam manfaatnya," tegas Bramantyo.
Dan lebih penting dari itu, lanjut Bramantyo, untuk memantau kapal nelayan Indonesia. Sebab nelayan Indonesia itu kapalnya kecil dan kalau ke laut rawan keselamatan.
"Makanya perlu dimonitor hingga dapat diantisipasi kecelakaannya. Selain itu kalau ada kapal negara lain masuk ke perairan Indonesia akan dapat dimonitor," pungkasnya.
(ven)
