Indonesia Rangkul Singapura Terapkan Pendidikan Vokasi Industri
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Kementerian Pendidikan Tinggi dan Keterampilan Singapura sepakat saling menguatkan kerja sama di bidang pendidikan dan pelatihan vokasi industri. Langkah sinergi ini diyakini akan meningkatkan perekonomian kedua negara.
Komitmen bilateral tersebut diimplementasikan dalam penandatanganan MoU tentang Kerja Sama Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Industri yang dilakukan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mewakili pemerintah Indonesia serta Menteri Pendidikan Tinggi dan Keterampilan Ong Ye Kung mewakili pemerintah Singapura.
Penandatanganan MoU disaksikan langsung Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Singapura. Kegiatan ini dalam rangkaian acara Leader’s Retreat sekaligus peringatan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Singapura.
"Kerja sama ini diharapkan dapat mendukung penyediaan tenaga kerja yang kompeten sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini melalui program link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri," kata Airlangga dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (8/9/2017).
Menurut Airlangga, ruang lingkup MoU tersebut antara lain meliputi pelatihan untuk tenaga pengajar dan pengelola unit pendidikan dan pelatihan vokasi industri, pengembangan kualitas sistem pendidikan vokasi, penyediaan akses dan kesempatan bagi peserta pemagangan industri untuk tenaga pengajar dan siswa, kerja sama pengembangan kurikulum, pengembangan teknologi dan bantuan tenaga ahli serta pengembangan standar kualifikasi.
"Nota kesepahaman ini akan ditindaklanjuti dengan penyelenggaraan training untuk tenaga pengajar dan pengelola unit pendidikan dan pelatihan vokasi industri sebanyak 100 orang pada tahun 2018," ujarnya.
Airlangga menjelaskan, dalam penerapannya akan dikerjakan bersama oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Industri Kemenperin dan Institute of Technical Education (ITE) di Singapura.
Adapun pelatihan yang dimaksud, lanjut Airlangga, bertujuan untuk peningkatan kompetensi teknis terutama penciptaan guru-guru produktif SMK di tiga bidang studi yaitu Teknik Mesin, Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik dan Teknik Otomasi Industri. "Program pelatihan ini juga diarahkan untuk pengembangan bagi pimpinan dan manajemen unit pendidikan vokasi," pungkasnya.
Komitmen bilateral tersebut diimplementasikan dalam penandatanganan MoU tentang Kerja Sama Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Industri yang dilakukan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mewakili pemerintah Indonesia serta Menteri Pendidikan Tinggi dan Keterampilan Ong Ye Kung mewakili pemerintah Singapura.
Penandatanganan MoU disaksikan langsung Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Singapura. Kegiatan ini dalam rangkaian acara Leader’s Retreat sekaligus peringatan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Singapura.
"Kerja sama ini diharapkan dapat mendukung penyediaan tenaga kerja yang kompeten sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini melalui program link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri," kata Airlangga dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (8/9/2017).
Menurut Airlangga, ruang lingkup MoU tersebut antara lain meliputi pelatihan untuk tenaga pengajar dan pengelola unit pendidikan dan pelatihan vokasi industri, pengembangan kualitas sistem pendidikan vokasi, penyediaan akses dan kesempatan bagi peserta pemagangan industri untuk tenaga pengajar dan siswa, kerja sama pengembangan kurikulum, pengembangan teknologi dan bantuan tenaga ahli serta pengembangan standar kualifikasi.
"Nota kesepahaman ini akan ditindaklanjuti dengan penyelenggaraan training untuk tenaga pengajar dan pengelola unit pendidikan dan pelatihan vokasi industri sebanyak 100 orang pada tahun 2018," ujarnya.
Airlangga menjelaskan, dalam penerapannya akan dikerjakan bersama oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Industri Kemenperin dan Institute of Technical Education (ITE) di Singapura.
Adapun pelatihan yang dimaksud, lanjut Airlangga, bertujuan untuk peningkatan kompetensi teknis terutama penciptaan guru-guru produktif SMK di tiga bidang studi yaitu Teknik Mesin, Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik dan Teknik Otomasi Industri. "Program pelatihan ini juga diarahkan untuk pengembangan bagi pimpinan dan manajemen unit pendidikan vokasi," pungkasnya.
(ven)