BRI Dukung Kemandirian Ekonomi Desa Migran
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) berikhtiar mendukung Program Desa Migran Produktif (Desmigratif). Desmigratif yang digagas oleh 7 kementerian merupakan program yang bertujuan memberikan dukungan bagi desa yang menjadi kantong-kantong Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di berbagai wilayah di Indonesia.
"Tujuannya agar pengelolaan dana remitansi yang masuk ke desa-desa tempat TKI berasal menjadi lebih produktif," ujar Direktur Intitusion Bank BRI, Sis Apik Wijayanto dalam siaran pers, Senin (11/9/2017).
Pemerintah melalui program ini telah menyusun langkah komperhensif dengan menggandeng lembaga keuangan perbankan untuk memberikan pendidikan keuangan, pengelolaan, dan pemanfaatan dana remitansi TKI yang masuk ke Indonesia.
Menurut dia, program ini secara secara terintegrasi akan memberikan dukungan pada keluarga TKI yang ada di desa-desa agar mengelola dana remitansi agar dapat dimanfaatkan untuk kepentingan produktif. "Kehadiran Bank BRI dalam program ini sebagai bentuk peran aktif untuk mendukung terwujudnya kemandirian ekonomi di desa migran," tukasnya.
Dana remitansi yang dikirimkan oleh TKI dari luar negeri diharapkan dapat bermanfaat sebagai modal usaha produktif sehingga menggerakkan ekonomi pedesaaan. Pelatihan dan pendampingan melalui berbagai workshop yang akan dilaksanakan di balai-balai desa, sangat diperlukan khususnya dari lembaga keuangan perbankan dalam mempertajam kemampuan pengelolaan ekonomi mikro para penerima dana remitance di Indonesia.
Lebih lanjut Sis Apik menuturkan, perseroan akan mendorong lahirnya berbagai potensi bisnis mikro dari kerja sama ini. "Harapannya kedepan, akan banyak entitas bisnis baru sebagai embrio yang dapat meningkatkan ekonomi di pedesaan sehingga berdampak menggerakkan ekonomi nasional," pungkasnya.
Pada 2017 ini, pemerintah rencananya membentuk 120 Desmigratif, meliputi 100 desa di 50 kabupaten atau kota asal TKI dan 20 desa di 10 kabupaten atau kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sementara itu pada 2018, rencananya akan dibentuk 130 desa serta pada 2019 akan dibentuk 150 Desa Migrasi produktif.
"Tujuannya agar pengelolaan dana remitansi yang masuk ke desa-desa tempat TKI berasal menjadi lebih produktif," ujar Direktur Intitusion Bank BRI, Sis Apik Wijayanto dalam siaran pers, Senin (11/9/2017).
Pemerintah melalui program ini telah menyusun langkah komperhensif dengan menggandeng lembaga keuangan perbankan untuk memberikan pendidikan keuangan, pengelolaan, dan pemanfaatan dana remitansi TKI yang masuk ke Indonesia.
Menurut dia, program ini secara secara terintegrasi akan memberikan dukungan pada keluarga TKI yang ada di desa-desa agar mengelola dana remitansi agar dapat dimanfaatkan untuk kepentingan produktif. "Kehadiran Bank BRI dalam program ini sebagai bentuk peran aktif untuk mendukung terwujudnya kemandirian ekonomi di desa migran," tukasnya.
Dana remitansi yang dikirimkan oleh TKI dari luar negeri diharapkan dapat bermanfaat sebagai modal usaha produktif sehingga menggerakkan ekonomi pedesaaan. Pelatihan dan pendampingan melalui berbagai workshop yang akan dilaksanakan di balai-balai desa, sangat diperlukan khususnya dari lembaga keuangan perbankan dalam mempertajam kemampuan pengelolaan ekonomi mikro para penerima dana remitance di Indonesia.
Lebih lanjut Sis Apik menuturkan, perseroan akan mendorong lahirnya berbagai potensi bisnis mikro dari kerja sama ini. "Harapannya kedepan, akan banyak entitas bisnis baru sebagai embrio yang dapat meningkatkan ekonomi di pedesaan sehingga berdampak menggerakkan ekonomi nasional," pungkasnya.
Pada 2017 ini, pemerintah rencananya membentuk 120 Desmigratif, meliputi 100 desa di 50 kabupaten atau kota asal TKI dan 20 desa di 10 kabupaten atau kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sementara itu pada 2018, rencananya akan dibentuk 130 desa serta pada 2019 akan dibentuk 150 Desa Migrasi produktif.
(ven)