Ada Kekhawatiran Dana Divestasi Dipakai Bangun Smelter

Kamis, 14 September 2017 - 22:37 WIB
Ada Kekhawatiran Dana...
Ada Kekhawatiran Dana Divestasi Dipakai Bangun Smelter
A A A
JAKARTA - Peneliti Publish What You Pay Indonesia, Maryati Abdullah khawatir akan poin-poin kesepakatan pemerintah dengan Freeport Indonesia. Kekhawatiran itu soal dana divestasi pemerintah yang bakal dipakai membangun smelter.

"Saya berharap Freeport tidak menunggu divestasi dulu kemudian membangun smelter. Itu sama saja pemerintah yang membangun smelter. Padahal pemerintah mencari uang membiayai milik tambang sendiri," ujaranya saat menjadi pembicara diskusi di Universitas Pancasila Jakarta, Kamis (14/9/2017).

Maryati mengatakan, bila dihitung, nilai divestasi cukup besar. Dengan asumsi nilai saham sisa divestasi 41,63 itu sama dengan USD6,634 miliar, maka dengan kurs dolar AS sekitar Rp14.000 maka ketemu Rp85,6 triliun.

"Dana sebesar itu tidak kecil. Makanya kami khawatir justru dana itu nanti dipakai Freeport untuk membangun smelter, ini yang bahaya," kata dia.

Apalagi, lanjut Maryati, kekhawatiran itu beralasan. Mengingat, dengan saham 9,36% sejak 2013 belum pernah dibayar akibat Freeport merugi. Bahkan ada info, Freeport McMoRan Inc sudah menjual sahamnya ke salah satu perusahaan. "Artinya saham di Grasberg sudah pecah, bukan milik Freeport lagi," ungkap dia.

Oleh karena itu, Maryati berharap bahwa yang dibicarakan dahulu bukan divestasi. Tetapi, kontrak diperpanjang lagi atau tidak saat berakhir 2021. Bukannya disuguhi wacana divestasi 51%, membangun smelter dan penerimaan negara yang lebih besar.

"Buktinya, sampai saat ini tidak ada yang menyebut BUMN siap menjadi operator. Kenapa tidak dilakukan evaluasi kontrak selama ini. Sehingga dapat diketahui alasan untuk diperpanjang atau tidak," tukasnya lagi.

Selain itu, lanjut Maryati, tahapan evaluasi lima tahun menjelang kontrak berakhir belum dibahas. Sebab tidak ada kewajiban kita memperpanjang.

"Ironisnya apa yang terjadi saat ini adalah baru komitmen bukan kesepakatan. Karena sampai saat ini tidak ada hitam di atas putih antara kedua belah pihak," terang dia.

Diakui, bila memang poin-poin kesepakatan itu apresiasi sebab ada keterkaitan. Tapi adakah yang menjamin bila tidak terpenuhi. Sebab divestasi pembangunan smelter itu sudah ada sejak dulu tapi juga belum terealisasi.
(ven)
Berita Terkait
Smelter Freeport di...
Smelter Freeport di Gresik Terbakar, Tim Gabungan Damkar Dikerahkan ke Lokasi
Disebut Terbesar di...
Disebut Terbesar di Dunia, Wapres Ma'ruf Amin Tinjau Smelter Freeport Gresik
Kebakaran Unit Asam...
Kebakaran Unit Asam Sulfat Smelter PTFI Berhasil Dikendalikan
Freeport Didekati Investor...
Freeport Didekati Investor China untuk Bangun Smelter di Weda Bay, Halmahera
55 Tahun Freeport Indonesia...
55 Tahun Freeport Indonesia Menjadi Pionir Pengembangan dan Pengoperasian Tambang Bawah Tanah Block Caving Terbesar di Dunia
Erick Thohir Pasang...
Erick Thohir Pasang Target Tinggi Buat Freeport, Ini Dasarnya
Berita Terkini
Gubernur Lemhannas Sebut...
Gubernur Lemhannas Sebut Tarif Trump Momentum Perkuat Ketahanan Ekonomi
36 menit yang lalu
Rhenald Kasali Mundur...
Rhenald Kasali Mundur dari Komut Pos Indonesia, Ini Sosok Penggantinya
1 jam yang lalu
Minggu Mager, Harga...
Minggu Mager, Harga Emas Antam Tetap di Rp1.965.000 per Gram
2 jam yang lalu
4 Negara Pemilik Cadangan...
4 Negara Pemilik Cadangan Emas Terbesar di Dunia, Intip Gudang Penyimpanannya
3 jam yang lalu
Dialog Bersama Delegasi...
Dialog Bersama Delegasi SSTC, Kementan Bangga Programnya Jadi Inspirasi Negara Lain
4 jam yang lalu
Aksi Jual Amerika Menguat,...
Aksi 'Jual Amerika' Menguat, China Buang Dolar AS Rp387 Triliun
4 jam yang lalu
Infografis
Melawan Donald Trump,...
Melawan Donald Trump, 7 Kampus Elite AS Kehilangan Dana Miliaran Dolar
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved