Meikarta di Mata Orang Asing
A
A
A
JAKARTA - Meikarta menjadi salah satu topik terhangat yang dibicarakan komunitas Jepang di Indonesia. Awalnya, mereka terkesima oleh promosi besar-besaran Meikarta.
Pembahasan pun sepertinya semakin mengerucut ke konsep dan harga yang ditawarkan pengelola Meikarta. Hal ini seperti dikatakan dikatakan pengamat Indonesia dari Jepang, Toshihisa Komaki yang sudah puluhan tahun mengamati Indonesia.
Membangun sebuah kota baru, menurut mantan spesialis Indonesia dari Nikkei Shimbun ini, adalah tugas berat dan kalau sukses bisa menjadi tonggak kemajuan besar bagi industri real estate Indonesia.
Sejauh ini, menurut CEO Nusantara Research Institute yang berbasis di Tokyo ini, Meikarta berhasil memancing awareness masyarakat Jepang tentang lahirnya sebuah pemukiman baru di timur Jakarta. Untuk memproleh kemajuan besar, masih memerlukan waktu sejalan dengan kemajuan proses pembangunannya.
"Kemajuan itu kini sudah berada di tangan Meikarta, terbukti dengan kesanggupannya menjual lebih dari 100 ribu unit dalam empat bulan. Sebuah keberhasilan yang belum pernah tercatat oleh siapapun di Indonesia," kata dia dalam rilisnya, Jakarta, Senin (18/9/2017).
ValdezB Williamson, orang Australia yang pernah lama bermukim di Indonesia berpandangan sama. Dia bahkan berminat untuk membeli sebuah unit hunian jika nanti ditugaskan kembali ke Indonesia dengan alasan Meikarta sedang dikembangkan menjadi kota modern bertaraf internasional.
Seorang mantan diplomat Mesir yang beristrikan orang Indonesia bahkan sudah memutuskan untuk membeli unit hunian. Berdasarkan konsepnya, di mata mantan diplomat ini, Meikarta sangat cocok untuk kehidupan keluarga dan kesehatan. "Semua direncanakan dengan seksama untuk kepentingan penghuninya," ujarnya.
Sementara soal harga murah, orang orang asing berpandangan sama, kurang menarik. Mereka beralasan, para ekspatriat di Jakarta pada umumnya berpenghasilan jauh di atas rata rata orang Indonesia, apalagi banyak dari mereka berasal dari negara maju.
Kenyataan tersebut membuat mereka lebih tertarik pada keamanan dan kenyamanan ketimbang harga.
Sebagaimana diungkapkan Komaki san, orang Jepang dan negara-negara maju pada umumnya paling tertarik pada struktur dan bahan bangunan. Bagi mereka buat apa mewah tapi cepat rusak dan tidak tahan gempa.
Para perancang Meikrata tentu saja sudah memperhatikan hal tersebut. Mereka hanya menggunakan bahan terbaik dan memasukkan gempa bumi sebagai unsur utama dalam semua struktur bangunan.
Dengan demikian, siapapun yang tinggal di Meikarta, termasuk mereka yang berasal dari negara paling maju di dunia, tak perlu khawatir tentang kenyamanan dan keamanan meski harga yang ditawarkan lebih murah dibanding yang lain.
Pembahasan pun sepertinya semakin mengerucut ke konsep dan harga yang ditawarkan pengelola Meikarta. Hal ini seperti dikatakan dikatakan pengamat Indonesia dari Jepang, Toshihisa Komaki yang sudah puluhan tahun mengamati Indonesia.
Membangun sebuah kota baru, menurut mantan spesialis Indonesia dari Nikkei Shimbun ini, adalah tugas berat dan kalau sukses bisa menjadi tonggak kemajuan besar bagi industri real estate Indonesia.
Sejauh ini, menurut CEO Nusantara Research Institute yang berbasis di Tokyo ini, Meikarta berhasil memancing awareness masyarakat Jepang tentang lahirnya sebuah pemukiman baru di timur Jakarta. Untuk memproleh kemajuan besar, masih memerlukan waktu sejalan dengan kemajuan proses pembangunannya.
"Kemajuan itu kini sudah berada di tangan Meikarta, terbukti dengan kesanggupannya menjual lebih dari 100 ribu unit dalam empat bulan. Sebuah keberhasilan yang belum pernah tercatat oleh siapapun di Indonesia," kata dia dalam rilisnya, Jakarta, Senin (18/9/2017).
ValdezB Williamson, orang Australia yang pernah lama bermukim di Indonesia berpandangan sama. Dia bahkan berminat untuk membeli sebuah unit hunian jika nanti ditugaskan kembali ke Indonesia dengan alasan Meikarta sedang dikembangkan menjadi kota modern bertaraf internasional.
Seorang mantan diplomat Mesir yang beristrikan orang Indonesia bahkan sudah memutuskan untuk membeli unit hunian. Berdasarkan konsepnya, di mata mantan diplomat ini, Meikarta sangat cocok untuk kehidupan keluarga dan kesehatan. "Semua direncanakan dengan seksama untuk kepentingan penghuninya," ujarnya.
Sementara soal harga murah, orang orang asing berpandangan sama, kurang menarik. Mereka beralasan, para ekspatriat di Jakarta pada umumnya berpenghasilan jauh di atas rata rata orang Indonesia, apalagi banyak dari mereka berasal dari negara maju.
Kenyataan tersebut membuat mereka lebih tertarik pada keamanan dan kenyamanan ketimbang harga.
Sebagaimana diungkapkan Komaki san, orang Jepang dan negara-negara maju pada umumnya paling tertarik pada struktur dan bahan bangunan. Bagi mereka buat apa mewah tapi cepat rusak dan tidak tahan gempa.
Para perancang Meikrata tentu saja sudah memperhatikan hal tersebut. Mereka hanya menggunakan bahan terbaik dan memasukkan gempa bumi sebagai unsur utama dalam semua struktur bangunan.
Dengan demikian, siapapun yang tinggal di Meikarta, termasuk mereka yang berasal dari negara paling maju di dunia, tak perlu khawatir tentang kenyamanan dan keamanan meski harga yang ditawarkan lebih murah dibanding yang lain.
(izz)