Kemitraan Ritel Modern-Warung Tradisional Seimbangkan Ekonomi
A
A
A
TANGERANG - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mendukung pemerintah terkait gagasan kemitraan ritel moderm dengan warung tradisional sebagai bentuk keseimbangan ekonomi.
Menurutnya, ritel modern sebenarnya sudah melakukannya beberapa kali. Hanya saja, konsepnyan akan dimerger dan coverage-nya dibesarkan. (Baca Juga: Lippo Group Akan Perbanyak Gudang Logistik di Daerah).
"Karena ini sudah berjalan, tapi sifatnya masih sporadis. Masing-masing peritel dan belum keseluruhan. Ini nantinya akan jadi keseluruhan dengan berbagai format retailer yang ada," kata dia dia Tangerang, kemarin.
Aprindo menunggu Kemendang membicarakan konsepnya, termasuk dua elemen. Yakni, elemen minimarket yang jumlah sizingnya cukup banyak sekitar 32.000 toko, dengan ritel yang jumlahnya lebih minor. Sebab, perlu dibedakan dua kategori ini agar bisa mencapai sasaran yang lebih tepat dan baik.
Roy menuturkan, kemungkinan pembicaraan gagasan Mendag baru dilakukan pekan depan, karena Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag masih di luar negeri. Pihaknya akan bahas secara berkesinambungan.
"Kemendag baru bicara dengan minimmarket minggu lalu, minggu ini sampai minggu depan bicarakan dengan ritel yang format besar, setelah itu Aprindo akan bicara mekanismenya. Ada aturannya sebelum Perpres dikeluarkan," tegas dia.
Prinsip dasarnya, lanjut Roy, Aprindo setuju bahwa antara ritel kodern dengan warung tradisional harus sama-sama hidup. Artinya, akan dicoba pola kemitraan ke warung, pasar, dan sebagainya namun, juga ekspansi atau semangat agar ritel modern tetap tumbuh dan berkembang.
"Gagasan ini juga harus didukung masyarakat, karena kita sebenarnya bisa saling mengisi. Kita bisa saling memperbesar kapasitas kita sehingga masyarakat yang diuntungkan. Masyarakat yang akan menerima manfaatnya," tuturnya.
Menurutnya, ritel modern sebenarnya sudah melakukannya beberapa kali. Hanya saja, konsepnyan akan dimerger dan coverage-nya dibesarkan. (Baca Juga: Lippo Group Akan Perbanyak Gudang Logistik di Daerah).
"Karena ini sudah berjalan, tapi sifatnya masih sporadis. Masing-masing peritel dan belum keseluruhan. Ini nantinya akan jadi keseluruhan dengan berbagai format retailer yang ada," kata dia dia Tangerang, kemarin.
Aprindo menunggu Kemendang membicarakan konsepnya, termasuk dua elemen. Yakni, elemen minimarket yang jumlah sizingnya cukup banyak sekitar 32.000 toko, dengan ritel yang jumlahnya lebih minor. Sebab, perlu dibedakan dua kategori ini agar bisa mencapai sasaran yang lebih tepat dan baik.
Roy menuturkan, kemungkinan pembicaraan gagasan Mendag baru dilakukan pekan depan, karena Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag masih di luar negeri. Pihaknya akan bahas secara berkesinambungan.
"Kemendag baru bicara dengan minimmarket minggu lalu, minggu ini sampai minggu depan bicarakan dengan ritel yang format besar, setelah itu Aprindo akan bicara mekanismenya. Ada aturannya sebelum Perpres dikeluarkan," tegas dia.
Prinsip dasarnya, lanjut Roy, Aprindo setuju bahwa antara ritel kodern dengan warung tradisional harus sama-sama hidup. Artinya, akan dicoba pola kemitraan ke warung, pasar, dan sebagainya namun, juga ekspansi atau semangat agar ritel modern tetap tumbuh dan berkembang.
"Gagasan ini juga harus didukung masyarakat, karena kita sebenarnya bisa saling mengisi. Kita bisa saling memperbesar kapasitas kita sehingga masyarakat yang diuntungkan. Masyarakat yang akan menerima manfaatnya," tuturnya.
(izz)