Eksistensi Mal Masih Bisa Berjaya 5 Tahun Lagi

Sabtu, 23 September 2017 - 01:11 WIB
Eksistensi Mal Masih...
Eksistensi Mal Masih Bisa Berjaya 5 Tahun Lagi
A A A
SURABAYA - Berkembangnya bisnis online tak membuat surut kejayaan mal di Surabaya. Ceruk pasar mal masih terbuka lebar dan dipercaya mampu untuk bersaing dalam lima tahun ke depan.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur Sutandi Purnomosidi menuturkan, mal masih memiliki pangsa pasar yang tak bisa direbut oleh penjualan online. Kondisi itu bisa dilihat dari pengunjung yang datang ke mal selalu ada peningkatan tiap bulannya.

“Kendaraan roda empat yang parkir di mal dalam sehari saja bisa mencapai 20 ribu unit,” ujar Sutandi ketika ditemui di sela-sela pembukaan Tunjungan Plaza (TP) 6 Surabaya, Jumat (22/9).

Ia melanjutkan, bisnis ritel di Indonesia dalam setahun terakhir ini memang lesu. Banyak yang gulung tikar dengan berbagai macam alasan. Meskipun itu sedang terjadi, penjualan di mal tak berpengaruh. Masyarakat masih percaya dan yakin untuk datang ke mal bersama keluarganya.

“Mal sekarang tak hanya menjadi tempat berbelanja, tapi sudah menjadi gaya hidup, rekreasi serta jujukan bagi banyak orang,” ungkapnya.

Guna mempertahankan pamor mal, banyak perubahan yang sudah terjadi saat ini. Termasuk di dalamnya service lengkap yang diberikan para tenant serta sarana pendukung seperti toilet dan tempat bermain bagi anak-anak.

Dalam lima tahun ke depan, katanya, mal masih tetap bisa berjaya dengan penjualan yang stabil dan bersaing. Semua itu tak lepas dari belum adanya kesiapan jaringan internet serta sebarannya di Indonesia.

“Baru 5-10 tahun lagi ketika internet sudah begitu massif maka penjualan online akan merajai. Sekarang masih banyak kok orang yang tetap ingin datang ke mal untuk memastikan barang yang ingin dibeli,” sambungnya.

Sejak beberapa tahun terakhir, katanya, sektor food and beverage terus menanjak. Tahun-tahun selanjutnya sektor itu masih begitu dominan untuk dikembangkan di mal. Makanya di TP 6 ini pihaknya memberikan porsi sampai 40% khusus untuk penjualan makanan serta minuman.

“Sektor kuliner berkembangnya sangat cepat. Kami merespon itu dengan menyediakan tempat yang luas bagi mereka untuk terus eksis ke depannya,” ucapnya.

TP sendiri selama 30 tahun terakhir menjadi ikon Surabaya dalam berbelanja. Bahkan, saat ini menjadi pusat perbelajaan seperti Pakuwon Mall menjadi terbesar di Indonesia yang memiliki nett leasable area (NLA) 180.000 meter persegi. Dengan penambahan TP 6, maka total LNA TP menjadi 160.000 meter persegi.

“Slot parkirnya mencapai 6.500 slot dengan akses dari jantung Kota Surabaya. Ini bisa menambah dan memperkuat ikon Surabaya,” jelasnya.

Vincent, salah satu pengunjung di TP mengatakan, dirinya memang masih datang ke mal untuk berbelanja. Dalam keseharian, ia juga menjadi pembeli dari produk online. Namun, ada beberapa item produk yang tak bisa didapatkannya dari penjualan online.

“Kita masih ingin lihat detail produknya. Jadi masih lah kalau untuk datang ke mal membeli sesuatu yang dibutuhkan,” katanya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8054 seconds (0.1#10.140)