BPS Catat Bahan Makanan Deflasi 0,53% September 2017

Senin, 02 Oktober 2017 - 13:41 WIB
BPS Catat Bahan Makanan Deflasi 0,53% September 2017
BPS Catat Bahan Makanan Deflasi 0,53% September 2017
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kelompok bahan makanan justru deflasi 0,53% ketika September 2017 terjadi inflasi sebesar 0,13%. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran, dengan penyumbang terbesar yakni kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 1,03%.

(Baca Juga: Inflasi September 2017 Masih Terkendali 0,13%
Sementara kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau berkontribusi sebesar 0,34% , kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,21% dan kelompok sandang sebesar 0,52%. Ditambah kelompok kesehatan sebesar 0,16% kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 1,03% dan kelompok transpor, komunikasi serta jasa keuangan sebesar 0,02%.

Ditambah kelompok bahan makanan mengalami penurunan sebesar 0,53%. Untuk komoditas yang mengalami penurunan harga ada bawang merah, turun tajam harganya dan memberi andil 0,04%. Kemudian daging ayam ras, dan bawang putih andilnya 0,03%.

"Telur ayam ras, tomat sayur, cabai rawit, memberikan andil 0,02% untuk masing-masing. Adapun pada harga bayam, kangkung dan semangka masing-masing menyumbang 0,01%. Jadi secara umum berbagai komoditas tadi menyebabkan terjadi deflasi pada bahan makanan," ungkap Kepala BPS Ketjuk Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin (2/10/2017).

Sebaliknya, lanjut dia ada beberapa komoditas yang perlu diwaspadai karena menunjukkan beberapa kenaikan harga. Pada cabai merah perlu mendapat perhatian karena memberi andil pada inflasi 0,03%. Untuk beras ada kenaikan tipis, tapi karena bobotnya besar maka andil inflasinya 0,04%. Untuk ikan segar, pepaya, garam masing-masing memberi andil 0,01%.

Untuk makanan jadi minuman, rokok, tembakau, inflasinya sebesar 0,34% dan sumbangannya 0,06%. "Sebenarnya komoditasnya agak banyak dan sumbangannya hanya 0,01%. Beberapa tersebut yakni harga bubur naik, mie, nasi dan lauk pauk rokok kretek dan rokok kretek filter. Kecil sekali masing-masingnya tapi kalau digabung dapat memberi andil 0,06%," ujarnya.

Untuk komponen perumahan, air, listrik, gas dan BBM inflasi 0,21%, andilnya 0,05%, ada beberapa komoditas yang naiknya tipis dan andil masing-masingnya 0,01% yakni pada kenaikan harga besi beton, kontrakan rumah dan upah pembantu rumah tangga. Komponen sandang inflasinya sebesar 0,52%, sumbangannya 0,03%. "Komoditas yang dominan adalah harga emas dengan andil 0,02%," ungkapnya.

Pada komponen pendidikan, rekreasi, olahraga, disana merupakan yang paling tinggi inflasinya yakni sebesar 1,03% dengan sumbangannya 0,08%. Penyebabnya yakni, uang kuliah untuk D3 dan S1 memberikan andil 0,04%, sedangkan untuk SD, SMP, SMA ada kenaikan tipis masing-masing 0,01% dan pada rekreasi juga naik tipis 0,01%. Sedangkan pada transportasi, komunikasi dan jasa keuangan memberikan andil 0,02%.

"Jadi bisa kita lihat disini, kalau dilihat perkomponen, inflasi bulan ini lebih karena komponen inti yakni 0,35%, kemudian volatile food deflasi 0,67% dan administered prices 0,15%," tutupnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6922 seconds (0.1#10.140)