IHSG Diperkirakan Lanjutkan Penguatan
A
A
A
JAKARTA - Analis Reliance Securities Lanjar Nafi memperkirakan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini akan di level 5.890-5.940.
Lanjar mengatakan, secara teknikal IHSG berhasil tutup mematahkan level tertinggi tahun ini. Indikator Stochastic bergerak melanjutkan penguatan menuju level jenuh beli dengan momentum dari indikator RSI yang menguat cukup optimistis.
"Sehingga diperkirakan IHSG kembali mencoba break out resistance 5.950 hingga mencoba level fibonacci 161,8% di level 5.980 jika terus optimis," ujarnya di Jakarta, Rabu (4/10/2017).
Sementara, IHSG kemarin ditutup menguat 25,42 poin di level 5.939,45 kembali mencatatkan rekor baru. Indeks pertambangan menguat signifikan setelah pemerintah menyerukan penyusunan peraturan IUPK dengan memotong tarif pajak penghasilan penambang batubara CCOW dari 45% menjadi 25%.
"Saham INCO dan PTBA naik signfikan. Aksi jual investor asing masih terlihat dengan net sell sebesar Rp238,45 miliar. Pertumbuhan prospek ekonomi di AS menjadi faktor menerusnya capital outflow yang kian melebar di emerging market," pungkasnya.
Saham-saham yang masih dapat dicermati INCO, JSMR, WIKA, WSKT, dan TINS.
Lanjar mengatakan, secara teknikal IHSG berhasil tutup mematahkan level tertinggi tahun ini. Indikator Stochastic bergerak melanjutkan penguatan menuju level jenuh beli dengan momentum dari indikator RSI yang menguat cukup optimistis.
"Sehingga diperkirakan IHSG kembali mencoba break out resistance 5.950 hingga mencoba level fibonacci 161,8% di level 5.980 jika terus optimis," ujarnya di Jakarta, Rabu (4/10/2017).
Sementara, IHSG kemarin ditutup menguat 25,42 poin di level 5.939,45 kembali mencatatkan rekor baru. Indeks pertambangan menguat signifikan setelah pemerintah menyerukan penyusunan peraturan IUPK dengan memotong tarif pajak penghasilan penambang batubara CCOW dari 45% menjadi 25%.
"Saham INCO dan PTBA naik signfikan. Aksi jual investor asing masih terlihat dengan net sell sebesar Rp238,45 miliar. Pertumbuhan prospek ekonomi di AS menjadi faktor menerusnya capital outflow yang kian melebar di emerging market," pungkasnya.
Saham-saham yang masih dapat dicermati INCO, JSMR, WIKA, WSKT, dan TINS.
(ven)