Yuan Menekan Dolar AS, Rupiah Berakhir Menguat
A
A
A
JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Selasa (10/10/2017) ditutup menguat terbatas. Mata uang NKRI di indeks Bloomberg berakhir di Rp13.512 per USD alias menguat 6 poin atau 0,04% dari posisi penutupan Senin di Rp13.518 per USD.
Pada pagi tadi, rupiah dibuka perkasa 14 poin atau 0,10% di Rp13.504 per USD. Selasa ini, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp13.480-Rp13.519 per USD.
Data Yahoo Finance mencatat rupiah pada Selasa ini ditutup menguat 6 poin atau 0,04% ke level Rp13.509 per USD, dimana kemarin ditutup di Rp13.515 per USD. Hari ini, mata uang Indonesia ini diperdagangkan antara Rp13.478-Rp13.515 per USD.
Hal senada juga terpantau dari data SINDOnews yang bersumber dari Limas, dimana mata uang Garuda berakhir di Rp13.509 per USD, terdepresiasi 21 poin dari pembukaan di level Rp13.488 per USD.
Menguatnya rupiah diuntungkan faktor eksternal, dimana mata uang China, yuan hari ini berhasil menguat terhadap dolar AS, setelah bank sentral China menaikkan titik tengah yuan menjadi 6,6273 per USD, di atas titik tengah hari Senin sebesar 6,6493.
Melansir Reuters, hal ini pertama kalinya titik referensi ditetapkan lebih tinggi sejak 22 September 2017. Alhasil menguatnya yuan ikut membawa mata uang Asia lainnya berotot terhadap greenback. Indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang saingan utama, meluncur 93,527. Dan dolar pun melemah terhadap yen menjadi 112,64 setelah sempat menyentuh 112,82 di awal sesi. USD juga merosot 0,22% terhadap dolar Singapura.
Kepala Perdagangan Asia Pasifik di OANDA, Stephen Innes mengatakan kenaikan titik tegah yuan lebih tinggi menjadi pendorong aksi jual dolar lebih luas. Hal ini seiring kebijakan kongres China pada 18 Oktober, dimana bank sentral mereka akan memberikan "stabilitas utama" di pasar uang untuk mendorong investasi asing ke China.
Pada pagi tadi, rupiah dibuka perkasa 14 poin atau 0,10% di Rp13.504 per USD. Selasa ini, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp13.480-Rp13.519 per USD.
Data Yahoo Finance mencatat rupiah pada Selasa ini ditutup menguat 6 poin atau 0,04% ke level Rp13.509 per USD, dimana kemarin ditutup di Rp13.515 per USD. Hari ini, mata uang Indonesia ini diperdagangkan antara Rp13.478-Rp13.515 per USD.
Hal senada juga terpantau dari data SINDOnews yang bersumber dari Limas, dimana mata uang Garuda berakhir di Rp13.509 per USD, terdepresiasi 21 poin dari pembukaan di level Rp13.488 per USD.
Menguatnya rupiah diuntungkan faktor eksternal, dimana mata uang China, yuan hari ini berhasil menguat terhadap dolar AS, setelah bank sentral China menaikkan titik tengah yuan menjadi 6,6273 per USD, di atas titik tengah hari Senin sebesar 6,6493.
Melansir Reuters, hal ini pertama kalinya titik referensi ditetapkan lebih tinggi sejak 22 September 2017. Alhasil menguatnya yuan ikut membawa mata uang Asia lainnya berotot terhadap greenback. Indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang saingan utama, meluncur 93,527. Dan dolar pun melemah terhadap yen menjadi 112,64 setelah sempat menyentuh 112,82 di awal sesi. USD juga merosot 0,22% terhadap dolar Singapura.
Kepala Perdagangan Asia Pasifik di OANDA, Stephen Innes mengatakan kenaikan titik tegah yuan lebih tinggi menjadi pendorong aksi jual dolar lebih luas. Hal ini seiring kebijakan kongres China pada 18 Oktober, dimana bank sentral mereka akan memberikan "stabilitas utama" di pasar uang untuk mendorong investasi asing ke China.
(ven)