Tol Laut untuk Pemerataan Ekonomi Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Program Tol Laut terus mengalami peningkatan hingga di tahun 2017, dengan jumlah trayek menjadi 13 trayek dari awalnya yang hanya memiliki tiga. Diharapkan lewat tol laut mampu meningkatkan konektivitas antar pulau serta mewujudkan pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Laut Bay M. Hasani mengatakan, dukungan Kementerian Perhubungan dalam pelaksanaan program tol laut mulai dilaksanakan sejak tanggal 4 November 2015 yang diawali dengan peluncuran 3 trayek perdana.
“Dalam kurun waktu 3 tahun perjalanannya terus mengalami peningkatan, dan pada tahun 2017 trayek tol laut bertambah menjadi 13 trayek, 7 trayek dilaksanakan oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) melalui penugasan dan 6 trayek dilaksanakan oleh perusahaan angkutan laut swasta,” ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut berharap melalui Rapat Koordinasi (Rakornas) Tol Laut Tahun 2017 dapat dibahas permasalahan-permasalahan yang memberi manfaat bagi penyelenggaraan program tol laut. Menurut Bay, keberhasilan penyelenggaraan tol laut harus didukung pula dengan adanya sinergi antara Kementerian Perhubungan dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian BUMN dan Pemerintah Daerah. Salah satunya melalui program Rumah Kita.
"Rumah Kita berada di 19 lokasi dengan penanggungjawab yang berbeda-beda untuk memaksimalkan peranannya sebagai tempat untuk menampung barang-barang yang dibawa kapal tol laut dan dari daerah yang disinggahi tol laut," terang Bay.
Lebih lanjut, Ia mengungkapkan, PT Pelindo I bertanggung jawab untuk Rumah Kita yang berada di Nias dan Mentawai dan PT Pelindo II di Natuna dan Tahuna. Sementara, PT Pelindo III akan bertanggung jawab di Dompu, Waingapu, Rote dan Kalabahi. Lalu, PT Pelindo IV bertanggung jawab untuk Nabire, Tobelo, Sebatik, Tidore dan Sangatta/Lhoktuan.
PT Pelni juga akan bertanggung jawab untuk Rumah Kita di Morotai, Saumlaki, Manokwari dan Timika. Selain itu PT ASDP juga akan bertanggung jawab untuk Rumah Kita di Merauke dan Namlea.
"Hasil dari penyelenggaraan tol laut ini sudah mulai terasa. Sebagai contoh, kapal tol laut KM Caraka Jaya Niaga III/4 memuat 600 tabung gas ukuran 12 kg tiba di Natuna, Kepulauan Riau untuk membantu masyarakat di Natuna yang selama ini sulit memperoleh pasokan tabung gas produksi nasional, sehingga terpaksa membeli produk tabung gas dari negara tetangga," pungkasnya.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Laut Bay M. Hasani mengatakan, dukungan Kementerian Perhubungan dalam pelaksanaan program tol laut mulai dilaksanakan sejak tanggal 4 November 2015 yang diawali dengan peluncuran 3 trayek perdana.
“Dalam kurun waktu 3 tahun perjalanannya terus mengalami peningkatan, dan pada tahun 2017 trayek tol laut bertambah menjadi 13 trayek, 7 trayek dilaksanakan oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) melalui penugasan dan 6 trayek dilaksanakan oleh perusahaan angkutan laut swasta,” ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut berharap melalui Rapat Koordinasi (Rakornas) Tol Laut Tahun 2017 dapat dibahas permasalahan-permasalahan yang memberi manfaat bagi penyelenggaraan program tol laut. Menurut Bay, keberhasilan penyelenggaraan tol laut harus didukung pula dengan adanya sinergi antara Kementerian Perhubungan dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian BUMN dan Pemerintah Daerah. Salah satunya melalui program Rumah Kita.
"Rumah Kita berada di 19 lokasi dengan penanggungjawab yang berbeda-beda untuk memaksimalkan peranannya sebagai tempat untuk menampung barang-barang yang dibawa kapal tol laut dan dari daerah yang disinggahi tol laut," terang Bay.
Lebih lanjut, Ia mengungkapkan, PT Pelindo I bertanggung jawab untuk Rumah Kita yang berada di Nias dan Mentawai dan PT Pelindo II di Natuna dan Tahuna. Sementara, PT Pelindo III akan bertanggung jawab di Dompu, Waingapu, Rote dan Kalabahi. Lalu, PT Pelindo IV bertanggung jawab untuk Nabire, Tobelo, Sebatik, Tidore dan Sangatta/Lhoktuan.
PT Pelni juga akan bertanggung jawab untuk Rumah Kita di Morotai, Saumlaki, Manokwari dan Timika. Selain itu PT ASDP juga akan bertanggung jawab untuk Rumah Kita di Merauke dan Namlea.
"Hasil dari penyelenggaraan tol laut ini sudah mulai terasa. Sebagai contoh, kapal tol laut KM Caraka Jaya Niaga III/4 memuat 600 tabung gas ukuran 12 kg tiba di Natuna, Kepulauan Riau untuk membantu masyarakat di Natuna yang selama ini sulit memperoleh pasokan tabung gas produksi nasional, sehingga terpaksa membeli produk tabung gas dari negara tetangga," pungkasnya.
(akr)