UMKM Putus Ketergantungan Masyarakat dengan Freeport

Rabu, 18 Oktober 2017 - 19:04 WIB
UMKM Putus Ketergantungan...
UMKM Putus Ketergantungan Masyarakat dengan Freeport
A A A
TIMIKA - Freeport Indonesia terus berkomitmen menciptakan kemandirian masyarakat Mimika, Papua, melalui pengembangan ekonomi berbasis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang memiliki daya saing tinggi. Salah satunya adalah "Belnail Mart", usaha retail yang merupakan Program Pembinaan di Departemen Pengembangan Ekonomi Masyarakat (Economic Community Development) Freeport Indonesia.

Belnail Mart milik Elanus Dekme, kini tampak lebih modern dengan sistem minimarket dan dilengkapi Pertamini, berlokasi di Jalan Poros SP 5, Kampung Limau Asri Timur, Distrik Mimika Baru, UMKM ini diresmikan oleh Kepala Dinas Koperasi dan Ekonomi Kreatif Mimika, Cherly Lumenta pekan lalu.

Peresmian ini merupakan kelanjutan dari program stimulan kepada usaha mikro berprestasi yang diberikan oleh Freeport Indonesia melalui PP-UMKM, sebagai tindak lanjut dari program kemitraan antara Yayasan Bina Utama Mandiri (YBUM) dan BRI.

Belnail Mart mendapatkan dana pinjaman kemitraan berdasarkan hasil evaluasi dan indikator umum terkait karakter kejujuran, disiplin, motivasi yang kuat untuk sukses, komitmen, serta kerjasama dan tanggung jawab. Adapun dukungan langsung oleh Freeport berupa dana pinjaman modal kerja melalui YBUM sebesar 10 juta rupiah, serta pinjaman dana kemitraan YBUM dengan BRI sebesar Rp50 juta dengan bunga kredit sangat kecil, yaitu hanya 5%.

Elanus Dekme adalah warga asli Mimika asal Suku Amungme, Ia menekuni usaha kios dengan menjual barang sembako sejak tahun 2015. Ia mulai bergabung dalam peserta program PP-UMKM Freeport sejak itu. Hasil dari penjualan kios digunakan untuk kebutuhan hidup dan menyekolahkan anaknya.

Manager Economic Community Development (ECD) Freeport Indonesia, Yohanis Bewahan mengatakan, pengembangan ekonomi masyarakat secara mandiri melalui usaha-usaha UMKM adalah untuk memutus ketergantungan masyarakat terhadap hasil operasi Freeport.

"Karena kita tahu ke depan Freeport tidak akan selamanya ada. Sumber daya alam terbatas dan suatu saat akan habis. Tetapi kemandirian ekonomi melalui usaha ini tentu tidak akan habis," kata Bewahan.

Menurutnya, kemitraan antar semua stakeholder menjadi kunci utama dalam berkolaborasi untuk melaksanakan program pembinaan masyarakat, sehingga mereka tidak hanya bergantung pada keberadaan perusahaan di masa mendatang. "Kerja sama dengan perbankan melalui BRI, instansi pemerintah melalui Dinas Koperasi dan Ekonomi Kreatif sangat penting dan harus ditingkatkan," jelasnya.

Kepala Dinas Koperasi dan Ekonomi Kreatif Mimika, Cherly Lumenta mengapresiasi Freeport yang memiliki komitmen luar biasa bagi percepatan pembangunan ekonomi berbasis kerakyatan di Mimika.

"Komitmen PT Freeport kami sangat apresiasi. Karena meskipun berbagai dinamika dihadapi, Freeport dari waktu ke waktu terus meningkatkan program pemberdayaan dan pembinaan kepada masyarakat," katanya.

Cherly mengakui, Pemkab Mimika selama ini terlalu ekslusif dalam melaksanakan program pembangunan di masyarakat. Dimana pemerintah dan Freeport masing-masing berjalan sendiri tanpa kolaborasi.

Dengan menyadari bahwa kemitraan ini sangat penting, maka Dinas Koperasi dan Ekonomi Kreatif Mimika kini sudah mengagendakan sebuah kerjasama (MoU) dengan Freeport ke depan dalam melakukan pembinaan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

"Kedepan, 2018 kemitraan kita akan terwujud. Kita akan membuat MoU dengan PT Freeport. Nanti Freeport bagian apa, pemerintah bagaimana, dan tentu dengan mitra lain yaitu BRI mendukung penguatan modal," ujarnya.

Menurutnya, tanpa menjalin kemitraan, pemerintah daerah tentu cukup berat membangun masyarakat. Perlu ada mitra dan terobosan baru kemudian berkolaborasi dalam mengentaskan kemiskinan di Mimika.

"Untuk 2018, kami sudah membuat suatu perencanaan, kami sudah susun, melalui sistem kemitraan dengan berbagai pihak terutama PT Freeport. Penguatan modal tetap melalui Bank BRI," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Cabang BRI Timika, Sukarno mengatakan, salah satu keberhasilan PT Freeport melalui pemberdayaan dan pembinaan UMKM, adalah munculnya kader wirausaha yang sebagian telah meningkat statusnya dari jenis usaha mikro menjadi usaha kecil.

"Berkat binaan Freeport ini ternyata berdampak positif pada pemenuhan kewajiban di bank. Dari sekitar 15an nasabah binaan yang bermitra kepada kami, kredit bermasalah (NPL) itu nol. Ini membuktikan bahwa pengusaha asli daerah bisa diberikan kepercayaan," kata dia.

Diakui, program pembinaan Freeport seiring dengan komitmen BRI untuk bermitra dan membina usaha mitra kecil. Kolaborasi cukup baik mengingat komitmen tinggi Freeport melakukan pembinaan, sementara BRI dari sisi modal usaha.

"Sebagai komitmen juga, bunga yang kami berikan khusus kepada nasabah binaan Freeport ini sangat kecil sekali, yaitu cuma 5%. Kalau bunga bank 12%, BRI sudah memberikan diskon sebesar 7%," ungkapnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2155 seconds (0.1#10.140)