Sri Mulyani Sebut Teknologi Jadi Tantangan Terbesar Dunia
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dalam pertemuan dengan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dua pekan lalu di IMF-World Bank Meeting, Amerika Serikat, mereka saling bertukar pikiran mengenai tantangan yang sedang dihadapi dunia.
Dia mengatakan, seluruhnya menjawab tantangan terbesar yakni teknologi. Menurutnya dan para pejabat dunua tersebut, perubahan teknologi yang begitu cepat dan menciptakan pergeseran, mulai cara bertransaksi hingga memengaruhi lifestyle manusia.
"Perubahan tersebut itu menciptakan perubahan yang sangat fundamental dalam perekonoomian. Kami perlu paham bahwa perubahan tersebut tidak bertahap, namun sangat cepat. Sementara policy kemudian bisa lama dan kita kaget atau tertinggal dengan perubahan itu," katanya di Jakarta, Rabu (25/10/2017).
Perubahan teknologi tersebut juga mengubah kegiatan dalam kehidupannya apakah aspek perpajakan, transaksi yang tadinya fisik sekarang bisa dilakukan dengan online. Kemudian barang atau aset yang sebelumnya dimiliki sekarang dishare.
"Itu semua ubah seluruh konsep dari kepemilikan, revenue generating, profit, growth versus revenue versus profit sampai ke masalah bagaimana kita ciptakan keadilan. Yang paling penting mereka (masyarakat) yang terancam perubahan ini," tutur dia.
Karena, lanjut dia, jika dilihat di negara maju, misalnya di Amerika Serikat, seluruh kegiatan pemilu, ada dua faktor yang membuat masyarakat memilih pemimpin yang sekarang ini, kadang-kadang dianggap terlalu ekstrem oleh masyarakat. Karena perubahan teknologi dan globalisasi yang membuat masyarakat tertinggal dan tidak bisa keep up chance.
Kedua, proses blending manusia. Manusia mobile termasuk mereka yang melakukan harus terpaksa mengungsi karena adanya konflik.
"Ini yang nanti menyebabkan kadang-kadang ada omongan, saya tetanggaan dengan dia berbeda dengan saya, mereka bertemu head to head dan timbulkan anxiety pada akhirnya," imbuhnya.
Dia mengatakan, seluruhnya menjawab tantangan terbesar yakni teknologi. Menurutnya dan para pejabat dunua tersebut, perubahan teknologi yang begitu cepat dan menciptakan pergeseran, mulai cara bertransaksi hingga memengaruhi lifestyle manusia.
"Perubahan tersebut itu menciptakan perubahan yang sangat fundamental dalam perekonoomian. Kami perlu paham bahwa perubahan tersebut tidak bertahap, namun sangat cepat. Sementara policy kemudian bisa lama dan kita kaget atau tertinggal dengan perubahan itu," katanya di Jakarta, Rabu (25/10/2017).
Perubahan teknologi tersebut juga mengubah kegiatan dalam kehidupannya apakah aspek perpajakan, transaksi yang tadinya fisik sekarang bisa dilakukan dengan online. Kemudian barang atau aset yang sebelumnya dimiliki sekarang dishare.
"Itu semua ubah seluruh konsep dari kepemilikan, revenue generating, profit, growth versus revenue versus profit sampai ke masalah bagaimana kita ciptakan keadilan. Yang paling penting mereka (masyarakat) yang terancam perubahan ini," tutur dia.
Karena, lanjut dia, jika dilihat di negara maju, misalnya di Amerika Serikat, seluruh kegiatan pemilu, ada dua faktor yang membuat masyarakat memilih pemimpin yang sekarang ini, kadang-kadang dianggap terlalu ekstrem oleh masyarakat. Karena perubahan teknologi dan globalisasi yang membuat masyarakat tertinggal dan tidak bisa keep up chance.
Kedua, proses blending manusia. Manusia mobile termasuk mereka yang melakukan harus terpaksa mengungsi karena adanya konflik.
"Ini yang nanti menyebabkan kadang-kadang ada omongan, saya tetanggaan dengan dia berbeda dengan saya, mereka bertemu head to head dan timbulkan anxiety pada akhirnya," imbuhnya.
(izz)