Kementerian PUPR Jadikan Pontianak Kota Percontohan 100% Akses Air
A
A
A
PONTIANAK - Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menargetkan 100% akses air bersih terlayani ke masyarakat. Salah satu kota yang menjadi percontohan adalah Kota Pontianak di Provinsi Kalimantan Barat.
Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Rina Agustin mengatakan, Pontianak menjadi kota percontohan melalui program 100% akses air bersih terlayani kepada masyarakat hingga tahun 2019.
"Pontianak salah satunya masuk dalam program kami. Karena sejak 2015, program ini dimulai, akses air bersih masyarakatnya sudah 50% terlayani. Saat ini yang terlayani sudah 82% masyarakat. Harapannya, kalau progres semakin baik, kami terus memberikan stimulus," ujar dia dalam kunjungannya ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) Parit Mayor di Kota Pontianak, Kamis (26/10/2017).
IPA Parit Mayor saat ini mampu memproduksi 300 liter air per detik. IPA yang dioperasikan PDAM Tirta Khatulistiwa ini bisa mengaliri hingga 21.000 pelanggan. "Saat ini yang terlayani sudah 15.000 pelanggan. Masih ada iddle capacity yang bisa ditingkatkan untuk menggaet sambungan baru. Makanya PDAM kita dorong terus," ungkap dia.
Direktur Utama PDAM Tirta Khatulistiwa Pontianak, Lajito mengatakan, PDAM yang dikelolanya masih membutuhkan bantuan pemerintah untuk menambah instalasi memenuhi kebutuhan pelanggannya. Dia menyebutkan, saat ini belum semua masyarakat Pontianak terlayani PDAM.
Salah satunya adalah kawasan Kampung Beting di Pontianak Timur. Diharapkan sumber air bersih melalui IPA Parit Mayor dengan sumber air dari Sungai Kapuas bisa melayani masyarakat Kampung Beting. "Kami sedang pikirkan skema-skemanya akan seperti apa. Termasuk memberikan diskon ketika pemasanagan pertama," pungkas dia.
Saat ini, PDAM Tirta Khatulistiwa Kota Pontianak sudah mampu mengelola dan menghasilkan keuntungan dari air bersih. "Secara bertahap kami targetkan akses 100% hingga 2019 bisa kami capai sedikit demi sedikit. Tahun depan barangkali sudah bisa 85%, kemudian 2018 sekitar 90% dan 2019 sudah bisa mendekati 100%," pungkas Lajito.
Selain air bersih, kawasan pemukiman di daerah yang membelah Sungai Kapuas juga menjadi perhatian Direktorat Jenderal Cipta Karya. Misalnya, dengan memperbaiki infrastruktur dasar seperti jalan lingkungan pemukiman. Adapun kondisi jalan lingkungan di wilayah Kampung Beting saat ini terus dibangun dengan melakukan pembetonan.
Di sisi lain, infrastruktur perumahan juga dibangun melalui pemanfaatan lahan yang layak huni di daerah Kabupaten Kubu Raya. Infrastrukturt ini difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR.
Wakil Walikota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan, ketersediaan lahan kosong di Pontianak hanyalah sekira 30%. Hal ini disebabkan lahan kosong di wilayah tersebut tidak terlalu banyak.
"Karena terbatas, lahan di sini sangatlah mahal," singkat dia. Saking terbatasnya, lanjut Edi, dari 30% tersebut tidak hanya untuk pemukiman saja. Ada pula yang digunakan lahan konservasi. "Itu pun masih ada lahan gambut yang digunakan untuk konservasi dan hutan lindung," tambahnya.
Dia menambahkan presentase 30% lahan tersebut selain untuk pemukiman, juga akan digunakan sebagai lahan pertanian dan konservasi. "Makanya harga di sini harga lahanya bisa naik 100%," pungkasnya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Rina Agustin mengatakan, Pontianak menjadi kota percontohan melalui program 100% akses air bersih terlayani kepada masyarakat hingga tahun 2019.
"Pontianak salah satunya masuk dalam program kami. Karena sejak 2015, program ini dimulai, akses air bersih masyarakatnya sudah 50% terlayani. Saat ini yang terlayani sudah 82% masyarakat. Harapannya, kalau progres semakin baik, kami terus memberikan stimulus," ujar dia dalam kunjungannya ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) Parit Mayor di Kota Pontianak, Kamis (26/10/2017).
IPA Parit Mayor saat ini mampu memproduksi 300 liter air per detik. IPA yang dioperasikan PDAM Tirta Khatulistiwa ini bisa mengaliri hingga 21.000 pelanggan. "Saat ini yang terlayani sudah 15.000 pelanggan. Masih ada iddle capacity yang bisa ditingkatkan untuk menggaet sambungan baru. Makanya PDAM kita dorong terus," ungkap dia.
Direktur Utama PDAM Tirta Khatulistiwa Pontianak, Lajito mengatakan, PDAM yang dikelolanya masih membutuhkan bantuan pemerintah untuk menambah instalasi memenuhi kebutuhan pelanggannya. Dia menyebutkan, saat ini belum semua masyarakat Pontianak terlayani PDAM.
Salah satunya adalah kawasan Kampung Beting di Pontianak Timur. Diharapkan sumber air bersih melalui IPA Parit Mayor dengan sumber air dari Sungai Kapuas bisa melayani masyarakat Kampung Beting. "Kami sedang pikirkan skema-skemanya akan seperti apa. Termasuk memberikan diskon ketika pemasanagan pertama," pungkas dia.
Saat ini, PDAM Tirta Khatulistiwa Kota Pontianak sudah mampu mengelola dan menghasilkan keuntungan dari air bersih. "Secara bertahap kami targetkan akses 100% hingga 2019 bisa kami capai sedikit demi sedikit. Tahun depan barangkali sudah bisa 85%, kemudian 2018 sekitar 90% dan 2019 sudah bisa mendekati 100%," pungkas Lajito.
Selain air bersih, kawasan pemukiman di daerah yang membelah Sungai Kapuas juga menjadi perhatian Direktorat Jenderal Cipta Karya. Misalnya, dengan memperbaiki infrastruktur dasar seperti jalan lingkungan pemukiman. Adapun kondisi jalan lingkungan di wilayah Kampung Beting saat ini terus dibangun dengan melakukan pembetonan.
Di sisi lain, infrastruktur perumahan juga dibangun melalui pemanfaatan lahan yang layak huni di daerah Kabupaten Kubu Raya. Infrastrukturt ini difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR.
Wakil Walikota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan, ketersediaan lahan kosong di Pontianak hanyalah sekira 30%. Hal ini disebabkan lahan kosong di wilayah tersebut tidak terlalu banyak.
"Karena terbatas, lahan di sini sangatlah mahal," singkat dia. Saking terbatasnya, lanjut Edi, dari 30% tersebut tidak hanya untuk pemukiman saja. Ada pula yang digunakan lahan konservasi. "Itu pun masih ada lahan gambut yang digunakan untuk konservasi dan hutan lindung," tambahnya.
Dia menambahkan presentase 30% lahan tersebut selain untuk pemukiman, juga akan digunakan sebagai lahan pertanian dan konservasi. "Makanya harga di sini harga lahanya bisa naik 100%," pungkasnya.
(ven)