BRI Agro Bukukan Laba Bersih Rp102 Miliar
BRI Agro Bukukan Laba Bersih Rp102 Miliar
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro) hingga kuartal III/2017 berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp102 miliar atau tumbuh 24,01% dibanding periode sama 2016.
Direktur Utama BRI Agro, I Komang Sudiarsa mengatakan, pertumbuhan laba bersih tersebut terutama didukung oleh ekspansi pembiayaan yang naik cukup tinggi, serta terjaganya biaya dana relatif stabil, bahkan cenderung menurun.
"Hingga kuartal III/2017 kami berhasil membukukan KYD (kredit yang diberikan) senilai Rp9,8 triliun atau tumbuh 29,34% dibanding posisi sama tahun lalu," kata dia dalam paparan publik perseroan di Jakarta, Senin (30/10/2017).
Menurutnya, pertumbuhan KYD tersebut terutama didukung oleh ekspansi pembiayaan pada segmen ritel yakni tumbuh 52,74% dibanding posisi yang sama tahun lalu.
Begitu pula pada segmen menengah yang meningkat sebesar 26,44% dibanding posisis tahun sebelumnya. Untuk segemen ritel akan menjadi salah satu target utama perseroan dan terus digarap lebih serius guna menjadi diversifikasi pembiayaan. Selain itu, untuk membuka lebih banyak akses masyarakat yang membutuhkan pembiayaan.
"Rata-rata pertumbuhan KYD dalam kurun waktu lima tahun meningkat 34,08%, jauh di atas rata-rata pertumbuhan KYD industri perbankan nasional," tuturnya.
Seiring meningkatnya KYD, total aset perseroan juga naik menjadi Rp14,03 triliun atau tumbuh 34,32% dibanding posisi sama tahun lalu sebesar Rp10,44 triliun. Hal ini didukung penambahan modal melalui mekanisme right issue senilai Rp1 triliun dan penerbitan obligasi I sebesar Rp500 miliar pada Juli 2017, sisanya melalui dana pihak ketiga (DPK).
"Untuk penghimpunan DPK di akhir September 2017 mencapai Rp10,27 triliun atau tumbuh 23,56% dari Rp8,32 triliun, kami terus berupaya mendorong peningkatan DPK khususnya dana murah melalui tabungan maupun giro untuk menghemat biaya dana," terang Komang.
Direktur Utama BRI Agro, I Komang Sudiarsa mengatakan, pertumbuhan laba bersih tersebut terutama didukung oleh ekspansi pembiayaan yang naik cukup tinggi, serta terjaganya biaya dana relatif stabil, bahkan cenderung menurun.
"Hingga kuartal III/2017 kami berhasil membukukan KYD (kredit yang diberikan) senilai Rp9,8 triliun atau tumbuh 29,34% dibanding posisi sama tahun lalu," kata dia dalam paparan publik perseroan di Jakarta, Senin (30/10/2017).
Menurutnya, pertumbuhan KYD tersebut terutama didukung oleh ekspansi pembiayaan pada segmen ritel yakni tumbuh 52,74% dibanding posisi yang sama tahun lalu.
Begitu pula pada segmen menengah yang meningkat sebesar 26,44% dibanding posisis tahun sebelumnya. Untuk segemen ritel akan menjadi salah satu target utama perseroan dan terus digarap lebih serius guna menjadi diversifikasi pembiayaan. Selain itu, untuk membuka lebih banyak akses masyarakat yang membutuhkan pembiayaan.
"Rata-rata pertumbuhan KYD dalam kurun waktu lima tahun meningkat 34,08%, jauh di atas rata-rata pertumbuhan KYD industri perbankan nasional," tuturnya.
Seiring meningkatnya KYD, total aset perseroan juga naik menjadi Rp14,03 triliun atau tumbuh 34,32% dibanding posisi sama tahun lalu sebesar Rp10,44 triliun. Hal ini didukung penambahan modal melalui mekanisme right issue senilai Rp1 triliun dan penerbitan obligasi I sebesar Rp500 miliar pada Juli 2017, sisanya melalui dana pihak ketiga (DPK).
"Untuk penghimpunan DPK di akhir September 2017 mencapai Rp10,27 triliun atau tumbuh 23,56% dari Rp8,32 triliun, kami terus berupaya mendorong peningkatan DPK khususnya dana murah melalui tabungan maupun giro untuk menghemat biaya dana," terang Komang.
(izz)
Explore More