Kendalikan Utang, PPRO Turunkan Capex 2018
![Kendalikan Utang, PPRO...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2017/11/01/32/1253436/kendalikan-utang-ppro-turunkan-capex-2018-Wrz-thumb.jpg)
Kendalikan Utang, PPRO Turunkan Capex 2018
A
A
A
JAKARTA - PT PP Properti Tbk (PPRO) kini fokus ke pengelolaan utang yang makin kuat untuk memastikan neraca tetap solid ke depan. Salah satu caranya, dengan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) 2018 yang lebih rendah.
Direktur Utama PPRO Taufik Hidayat mengatakan, untuk tahun depan, pihaknya mengalokasikan capex pada kisaran Rp1,8 triliun-Rp2 triliun. Capex tersebut akan fokus digunakan untuk pengembangan lahan karena cadangan lahan (landbank) yang dimiliki perseroan sudah cukup besar.
Adapun per September 2017, PPRO memiliki cadangan lahan sebanyak 100 hektare (ha). Itu mencapai 50% dari target cadangan lahan perseroan sebesar 200 ha hingga akhir 2017.
"Akuisisi lahan 2018 hanya akan bersifat penyelesaian akuisisi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati yang sudah dimulai pada tahun ini, dengan nilai sekitar Rp300 miliar, atau sebesar 15% dari dana belanja modal," ujar dia dalam rilisnya di Jakarta, Rabu (1/11/2017).
Taufik menuturkan, sebanyak 85% dari dana capex 2018 akan digunakan untuk pembangunan proyek-proyek PPRO yang sudah ada, termasuk hotel dan apartemen.
Sementara untuk 2017, PPRO menyiapkan anggaran belanja modal mencapai Rp3 triliun-Rp3,5 triliun untuk pembelian lahan. Sumber pendanaan capex tahun ini selain berasal dari right issue, juga bersumber dari MTN senilai Rp287 miliar yang diemisikan pada 2017.
"PPRO terus memastikan agar pendanaan proyek dilakukan dengan struktur pendanaan yang tepat sasaran (asset-liabilities matching). Perencanaan yang teliti untuk hal ini akan meminimalkan risiko kredit sekaligus menurunkan beban pendanaan perusahaan," kata dia.
Menurutnya, strategi lain yang dilakukan manajemen PPRO dalam upaya pengelolaan utang yakni pengelolaan proyek yang tepat waktu. "Hari ini misalnya, Tower Mahakam di PP Properti Jababeka sudah topping off, lebih cepat dari perkiraan awal pada Desember 2017," terang Taufik.
Direktur Utama PPRO Taufik Hidayat mengatakan, untuk tahun depan, pihaknya mengalokasikan capex pada kisaran Rp1,8 triliun-Rp2 triliun. Capex tersebut akan fokus digunakan untuk pengembangan lahan karena cadangan lahan (landbank) yang dimiliki perseroan sudah cukup besar.
Adapun per September 2017, PPRO memiliki cadangan lahan sebanyak 100 hektare (ha). Itu mencapai 50% dari target cadangan lahan perseroan sebesar 200 ha hingga akhir 2017.
"Akuisisi lahan 2018 hanya akan bersifat penyelesaian akuisisi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati yang sudah dimulai pada tahun ini, dengan nilai sekitar Rp300 miliar, atau sebesar 15% dari dana belanja modal," ujar dia dalam rilisnya di Jakarta, Rabu (1/11/2017).
Taufik menuturkan, sebanyak 85% dari dana capex 2018 akan digunakan untuk pembangunan proyek-proyek PPRO yang sudah ada, termasuk hotel dan apartemen.
Sementara untuk 2017, PPRO menyiapkan anggaran belanja modal mencapai Rp3 triliun-Rp3,5 triliun untuk pembelian lahan. Sumber pendanaan capex tahun ini selain berasal dari right issue, juga bersumber dari MTN senilai Rp287 miliar yang diemisikan pada 2017.
"PPRO terus memastikan agar pendanaan proyek dilakukan dengan struktur pendanaan yang tepat sasaran (asset-liabilities matching). Perencanaan yang teliti untuk hal ini akan meminimalkan risiko kredit sekaligus menurunkan beban pendanaan perusahaan," kata dia.
Menurutnya, strategi lain yang dilakukan manajemen PPRO dalam upaya pengelolaan utang yakni pengelolaan proyek yang tepat waktu. "Hari ini misalnya, Tower Mahakam di PP Properti Jababeka sudah topping off, lebih cepat dari perkiraan awal pada Desember 2017," terang Taufik.
(izz)