Harga Minyak Brent Mendekati Level Tertinggi Setelah 2 Tahun

Rabu, 01 November 2017 - 11:15 WIB
Harga Minyak Brent Mendekati...
Harga Minyak Brent Mendekati Level Tertinggi Setelah 2 Tahun
A A A
SINGAPURA - Harga minyak mentah Brent International pada Rabu (1/11/2017) mendekati level tertinggi setelah dua tahun. Hal ini imbas dari kebijakan anggota OPEC dan Rusia yang solid dalam menjaga kesepakatan pemangkasan produksi.

Melansir dari Reuters, harga minyak Brent naik 22 sen atau 0,36% menjadi USD61,16 per barel pada pukul 00:45 GMT. Hal ini mendekati level tertinggi USD61,41 per barel pada dua tahun lalu. Pencapaian ini membuat Brent naik hampir 38% sepanjang tahun 2017.

Harga minyak mentah Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) naik 27 sen atau 0,5% menjadi USD54,65 per barel. Ini level tertinggi sejak Februari. Hasil ini juga membuat WTI naik hampir 30% sepanjang tahun 2017.

Kenaikan harga si emas hitam ditopang oleh solidnya Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia yang memotong produksi sekitar 1,8 juta barel per hari untuk memperketat pasar demi mendongkrak harga.

Komitmen untuk memotong produksi minyak, membuat hasil produksi OPEC pada Oktober turun 80 ribu barel per hari menjadi 32,78 juta barel per hari. Hal sama juga dilakukan Rusia yang kekeuh dengan pemangkasan produksi 300 ribu barel per hari, sehingga produksi minyak Rusia bulan Oktober 11,24 juta barel per hari.

Data perdagangan kini menunjukkan pasar minyak tidak lagi murah. Pasokan minyak di Irak terganggu dengan konflik antara Peshmerga Kurdi dengan pemerintah Iraq. Sementara itu, pesaing OPEC yaitu Amerika Serikat masih terganggu akibat tiga badai besar di 2017.

Broker bahan bakar di Freight Investor Services, Matt Stanley mengatakan jika AS kembali pulih, maka kekurangan pasokan akibat kesepakatan OPEC bisa dengan cepat terisi. "Jika AS kembali pulih dan meningkatkan kapasitas produksi, dari sekarang sekitar 260 ribu barel menjadi 1,5 juta barel per hari, maka harga akan kembali runtuh," ujarnya.

Adapun OPEC yang dipimpin Arab Saudi dan Rusia siap memperluas kesepakatan dengan memperpanjang pemangkasan produksi lebih dari Maret 2018.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6410 seconds (0.1#10.140)