Satgas Pangan Pantau Harga Kebutuhan Pokok di Daerah Ini
A
A
A
JAKARTA - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pangan Setyo Wasisto mengungkapkan, pihaknya akan terjun langsung ke lapangan untuk memantau ketersediaan dan harga bahan kebutuhan pokok. Hal ini demi menjaga agar tidak terjadi lonjakan harga saat perayaan Natal dan Tahun Baru 2018.
(Baca Juga: Mendag Tak Akan Tolerir Pedagang Timbun Stok)
Adapun daerah yang menjadi pantauan utama adalah Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua, Sulawesi Utara, Papua Barat, Maluku, dan Kalimantan Barat. Selain itu, daerah yang menjadi pantauan kedua adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Hal ini mengingat pengalaman pada 2015, di mana terjadi kemacetan panjang saat Natal dan menyebabkan angkutan pangan menjadi tersendat.
"Kami punya pengalaman ketika 2015 terjadi kemacetan panjang pas Natal yang enggak diprediksi. Jadi angkutan pangan tersendat menjadikan tragedi yang menyusahkan banyak orang. Makanya satgas melihat ada lokasi utama dan kedua yang dipantau," katanya di Gedung Kemendag, Jakarta, Kamis (2/11/2017).
Dia menyatakan, pihaknya akan mulai bekerja pada 1 Desember 2017. Sebab, persiapan masyarakat menjelang Natal sudah mulai dilakukan sejak awal bulan.
"Tanggal 1 Desember sudah mulai perayaan Natal. Sebab itu, kami mulai 1 Desember, karena harus ada persiapan juga satgas pangan di daerah kan. Kita harus berikan arahan untuk rencana aksi ini, jadi kita mulai fokus bekerja 1 Desember 2017," imbuhnya.
Belajar dari pengalaman momen Hari Raya Idul Fitri beberapa waktu lalu, pihaknya akan melakukan koordinasi secara intensif dengan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder). Dia pun meminta seluruh Dinas Perdagangan di daerah dapat berkoordinasi dengan kepolisian di daerah untuk mengamankan jalannya perayaan Natal dan Tahun Baru.
"Karena kordinasi kadang mudah diucapkan susah dilaksanakan. Dan kita hanya mampu mengendalikan harga di lapangan itu adalah K/L terkait mampu untuk mengesampingkan ego sektoral. Sehingga kita hanya bertujuan satu untuk bangsa dan negara ini," terang dia.
(Baca Juga: Mendag Tak Akan Tolerir Pedagang Timbun Stok)
Adapun daerah yang menjadi pantauan utama adalah Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua, Sulawesi Utara, Papua Barat, Maluku, dan Kalimantan Barat. Selain itu, daerah yang menjadi pantauan kedua adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Hal ini mengingat pengalaman pada 2015, di mana terjadi kemacetan panjang saat Natal dan menyebabkan angkutan pangan menjadi tersendat.
"Kami punya pengalaman ketika 2015 terjadi kemacetan panjang pas Natal yang enggak diprediksi. Jadi angkutan pangan tersendat menjadikan tragedi yang menyusahkan banyak orang. Makanya satgas melihat ada lokasi utama dan kedua yang dipantau," katanya di Gedung Kemendag, Jakarta, Kamis (2/11/2017).
Dia menyatakan, pihaknya akan mulai bekerja pada 1 Desember 2017. Sebab, persiapan masyarakat menjelang Natal sudah mulai dilakukan sejak awal bulan.
"Tanggal 1 Desember sudah mulai perayaan Natal. Sebab itu, kami mulai 1 Desember, karena harus ada persiapan juga satgas pangan di daerah kan. Kita harus berikan arahan untuk rencana aksi ini, jadi kita mulai fokus bekerja 1 Desember 2017," imbuhnya.
Belajar dari pengalaman momen Hari Raya Idul Fitri beberapa waktu lalu, pihaknya akan melakukan koordinasi secara intensif dengan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder). Dia pun meminta seluruh Dinas Perdagangan di daerah dapat berkoordinasi dengan kepolisian di daerah untuk mengamankan jalannya perayaan Natal dan Tahun Baru.
"Karena kordinasi kadang mudah diucapkan susah dilaksanakan. Dan kita hanya mampu mengendalikan harga di lapangan itu adalah K/L terkait mampu untuk mengesampingkan ego sektoral. Sehingga kita hanya bertujuan satu untuk bangsa dan negara ini," terang dia.
(izz)