Penangkapan Pangeran Alwaleed Membuat Investor Bingung

Senin, 06 November 2017 - 22:13 WIB
Penangkapan Pangeran Alwaleed Membuat Investor Bingung
Penangkapan Pangeran Alwaleed Membuat Investor Bingung
A A A
RIYADH - Investor bereaksi buruk terhadap penangkapan miliarder Saudi Pangeran Alwaleed bin Talal, salah satu orang terkaya di dunia. Saham Kingdom Holding milik Pangeran Alwaleed, tenggelam untuk hari kedua setelah adanya laporan penangkapan oleh Komite Anti Korupsi Arab Saudi alias 'KPK Saudi'.

Seperti dikutip dari BBC, Jumat (6/11/2017), miliuner termasuk di antara 11 pangeran yang ditangkap oleh sebuah badan anti-korupsi baru yang dipimpin oleh Pangeran Mahkota Saudi.

Pangeran Alwaleed memegang saham di Citigroup, Twitter dan Apple. "Dari perspektif sentimen, ini akan merugikan bisnis yang terkait dengan sang pangeran," kata Nabil Rantisi, managing director brokerage di Menacorp, perusahaan investasi Uni Emirat Arab.

"Investor utama mungkin menghindar dari perusahaan-perusahaan ini untuk sementara waktu sampai mereka memiliki kejelasan mengenai hasil dari situasi," imbuhnya.

Analis berspekulasi bahwa Mohammed bin Salman berusia 32 tahun, pewaris tahta Saudi, mengkonsolidasikan kekuasaan dan menegaskan penguasaannya atas kerajaan kaya minyak itu.
Ukuran kepemilikan Pangeran Alwaleed di Twitter dan Apple belum diungkapkan oleh Kingdom Holding karena dia telah menyembunyikan investasi internasionalnya selama bertahun-tahun.

Di antara kepemilikan global pangeran lainnya adalah Citigroup, di mana dia telah memiliki saham sejak 1991, perusahaan media massa Twenty-First Century Fox dan perusahaan penyewaan saham Lyft. Pangeran juga pemilik mayoritas Rotana Group, perusahaan hiburan terbesar di Arab, dan hotel Savoy di London.

Selama akhir pekan, pasukan keamanan menahan puluhan mantan pejabat tinggi dan menteri dalam beberapa jam setelah keputusan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud untuk melakukan penindakan korupsi.

Keberadaan Pangeran Alwaleed saat ini tidak diketahui. Beberapa tahanan ditahan di hotel bintang lima di Riyadh, Associated Press melaporkan, mengutip seorang pejabat Saudi.

Kementerian keuangan Arab Saudi telah mengatakan bahwa "keputusan tegas" oleh komite anti-korupsi akan "memperkuat lingkungan investasi di kerajaan".

Selain itu, saham Al Tayyar Travel Group, perusahaan perjalanan yang berbasis di Riyadh, juga jatuh setelah anggota dewan non-eksekutif Nasser bin Aqeel al-Tayyar ditangkap dalam sapuan tersebut.

"Investor sangat prihatin dengan kejadian akhir pekan dan kita akan melihat penurunan lebih lanjut pada Kingdom Holding, khususnya karena sangat sulit untuk menentukan apa yang dimiliki perusahaan tanpa Pangeran Alwaleed," kata Marcus Chenevix, seorang analis Timur Tengah di TS Lombard.

"Pemerintah jelas-jelas berjuang untuk menemukan keseimbangan politik. Ini langkah drastis dan sulit untuk melihat bahwa tidak akan ada gempa susulan setelah gempa," tuturnya.

Kingdom Holding belum menanggapi email yang mengomentari penahanan Pangeran Alwaleed. Saham tersebut telah kehilangan lebih dari 11% dalam dua hari terakhir, dan saat ini diperdagangkan pada level terendah sejak 2011.

"Tidak ada yang tahu berapa lama ini akan terjadi dan tidak ada yang tahu apakah sang pangeran akan keluar dari situ," kata Menacorp, Rantisi.

Setiap reaksi investor terhadap penangkapan mungkin terlalu dini, bagaimanapun dalam jangka menengah sampai jangka panjang, jika orang-orang Saudi mampu menghubungkan korupsi dengan siapapun yang ditahan dan jika mereka menyelesaikan kekacauan, langkah tersebut pada akhirnya akan menciptakan transparansi dan kemungkaran menarik lebih banyak investasi asing ke kerajaan dari sebelumnya," jelasnya.

Harga minyak mencapai level tertinggi dalam dua tahun setelah tindakan keras tersebut. Arab Saudi adalah eksportir minyak mentah terbesar di dunia dan penghasil komoditi terbesar kedua.

Awal bulan ini, Forbes mengatakan bahwa Pangeran Alwaleed memiliki kekayaan bersih sekitar USD17 miliar, menjadikannya orang terkaya ke-45 di dunia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3558 seconds (0.1#10.140)