Kemenperin Terus Mendorong Peningkatan Investasi Industri
A
A
A
MEMASUKI tahun ke-3 pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK), pemerintah bertekad melakukan pemerataan ekonomi yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam mewujudkan visi tersebut, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyodorkan program prioritasnya yang diarahkan pada pengembangan perwilayahan industri di luar Pulau Jawa.
"Ini dilakukan dalam upaya mendorong penyebaran industri yang merata sekaligus mewujudkan Indonesia sentris," ungkap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto kepada SINDO Weekly pada beberapa waktu lalu di kantornya di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Kuningan, Jakarta Selatan.
Saat ini, menurut Airlangga, industri manufaktur nasional semakin memperlihatkan kinerja yang positif. Industri pengolahan nonmigas mengalami pertumbuhan tertinggi di atas pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2017. "Itu dicapai oleh industri logam, kimia, farmasi, serta obat tradisional, makanan, dan minuman," katanya.
Oleh karena itu, politikus Partai Golkar ini mengaku bahwa kementeriannya akan terus aktif mendorong peningkatan investasi di sektor industri di dalam negeri dengan promosi investasi usukan insentrif.
Kepada SINDO Weekly, pertengahan Oktober lalu, pria kelahiran Surabaya 55 tahun silam ini memaparkan program-program unggulan Kemenperin. Tak hanya itu, dirinya juga menjelaskan apa saja program unggulan lainnya di sisa dua tahun masa bakti Kabinet Kerja ini. Berikut petikan wawancaranya.
Apa saja program utama Kemenperin dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini?
Kemenperin melalui program prioritas diarahkan pada pengembangan perwilayahan di luar Pulau Jawa, penumbuhan populasi industri, serta peningkatan daya saing dan produktivitas industri. Arah kebijakan pembangunan (RPJMN) Tahun 2015–2019 disesuaikan dengan tiga bukti yang terkait dengan peran sektor industri dari Nawa Cita yang ditetapkan oleh Jokowi-JK.
Dari program-program tersebut, apa saja yang telah dicapai hingga saat ini?
Dalam upaya mendorong penyebaran industri yang merata sekaligus mewujudkan Indonesia sentris, Kemenperin telah memfasilitasi pembangunan kawasan industri di luar Pulau Jawa. Hingga saat ini, sebanyak enam kawasan industri di luar Jawa telah beroperasi, yaitu kawasan industri Sei Mangkei di Sumatera Utara yang berbasis industri pengolahan kelapa sawit, kawasan industri Morowali di Sulawesi Tengah dengan basis industri pengolahan logam nikel, kawasan industri Bantaeng di Sulawesi Selatan berbasis industri pengolahan logam nikel, kawasan industri Palu di Sulawesi Tengah berbasis industri rotan dan agro, kawasan industri Konawe di Sulawesi Tenggara berbasis industri pengolahan logam nikel, serta kawasan industri Dumai di Riau yang menjadi zona ekonomi hijau bagi pengolahan CPO.
Hingga Juli 2017, dalam program prioritas untuk menumbuhkan popularitas industri, penambahan sektor manufaktur mencapai 572 industri skala besar dan sedang. Penambahan ini mencakup investasi baru maupun perluasan usaha dengan capaian nilai investasi PMDN dan PMA di semester I 2017. Nilainya masing-masing sebesar Rp52,11 triliun dan US$7,06 miliar.
Lalu bagaimana dengan pencapaian industri kecil dan menengah? Simak wawancara selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 37/VI/2017 yang terbit Senin (13/11/2017).
"Ini dilakukan dalam upaya mendorong penyebaran industri yang merata sekaligus mewujudkan Indonesia sentris," ungkap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto kepada SINDO Weekly pada beberapa waktu lalu di kantornya di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Kuningan, Jakarta Selatan.
Saat ini, menurut Airlangga, industri manufaktur nasional semakin memperlihatkan kinerja yang positif. Industri pengolahan nonmigas mengalami pertumbuhan tertinggi di atas pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2017. "Itu dicapai oleh industri logam, kimia, farmasi, serta obat tradisional, makanan, dan minuman," katanya.
Oleh karena itu, politikus Partai Golkar ini mengaku bahwa kementeriannya akan terus aktif mendorong peningkatan investasi di sektor industri di dalam negeri dengan promosi investasi usukan insentrif.
Kepada SINDO Weekly, pertengahan Oktober lalu, pria kelahiran Surabaya 55 tahun silam ini memaparkan program-program unggulan Kemenperin. Tak hanya itu, dirinya juga menjelaskan apa saja program unggulan lainnya di sisa dua tahun masa bakti Kabinet Kerja ini. Berikut petikan wawancaranya.
Apa saja program utama Kemenperin dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini?
Kemenperin melalui program prioritas diarahkan pada pengembangan perwilayahan di luar Pulau Jawa, penumbuhan populasi industri, serta peningkatan daya saing dan produktivitas industri. Arah kebijakan pembangunan (RPJMN) Tahun 2015–2019 disesuaikan dengan tiga bukti yang terkait dengan peran sektor industri dari Nawa Cita yang ditetapkan oleh Jokowi-JK.
Dari program-program tersebut, apa saja yang telah dicapai hingga saat ini?
Dalam upaya mendorong penyebaran industri yang merata sekaligus mewujudkan Indonesia sentris, Kemenperin telah memfasilitasi pembangunan kawasan industri di luar Pulau Jawa. Hingga saat ini, sebanyak enam kawasan industri di luar Jawa telah beroperasi, yaitu kawasan industri Sei Mangkei di Sumatera Utara yang berbasis industri pengolahan kelapa sawit, kawasan industri Morowali di Sulawesi Tengah dengan basis industri pengolahan logam nikel, kawasan industri Bantaeng di Sulawesi Selatan berbasis industri pengolahan logam nikel, kawasan industri Palu di Sulawesi Tengah berbasis industri rotan dan agro, kawasan industri Konawe di Sulawesi Tenggara berbasis industri pengolahan logam nikel, serta kawasan industri Dumai di Riau yang menjadi zona ekonomi hijau bagi pengolahan CPO.
Hingga Juli 2017, dalam program prioritas untuk menumbuhkan popularitas industri, penambahan sektor manufaktur mencapai 572 industri skala besar dan sedang. Penambahan ini mencakup investasi baru maupun perluasan usaha dengan capaian nilai investasi PMDN dan PMA di semester I 2017. Nilainya masing-masing sebesar Rp52,11 triliun dan US$7,06 miliar.
Lalu bagaimana dengan pencapaian industri kecil dan menengah? Simak wawancara selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 37/VI/2017 yang terbit Senin (13/11/2017).
(amm)