PPA Infus Dana Rp1,93 Triliun untuk Delapan BUMN
A
A
A
MALANG - PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) menginfus dana sebesar Rp1,93 triliun kepada delapan BUMN yang mengalami pendarahan alias kerugian besar. Dana sebesar Rp1,93 triliun merupakan realisasi penyaluran pinjaman (outstanding) yang dilakukan PPA sejak 2009 hingga 30 September 2017.
General Manager Business Advisory and Asset Management PPA, Dikdik Permadi mengatakan, sumber dana tersebut berasal dari penyertaan modal negara (PMN) serta dana operasional PPA.
"Dana operasional PPA ini sifatnya sebagai dana talangan agar bisa meringankan BUMN yang sakit," ujar Dikdik di Malang, Jawa Timur, Kamis (16/11/2017).
Delapan perusahaan BUMN ini diberikan bantuan berupa pendanaan untuk mendukung implementasi program restrukturisasi dan revitalisasi (RR). Diantaranya PT Dirgantara Indonesia (Persero) sebesar Rp605 miliar, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) Rp604,2 miliar, PT Pal Indonesia (Persero) Rp225,8 miliar, dan PT Kertas Kraft Aceh (Persero) Rp277,4 miliar.
Kemudian, PT Industri Gelas (Persero) sebesar Rp122,8 miliar, PT Industri Kapal Indonesia (Persero) Rp32,1 miliar, PT Kertas Kraft Aceh/KKA (Persero) Rp50 miliar, serta PT Survey Udara Penas (Persero) Rp22,5 miliar.
Untuk KKA tengah memfasilitasi perusahaan kertas yang berlokasi di Aceh Utara dengan perusahaan BUMN semen untuk pengadaan kertas kantong semen. Namun, KKA harus melakukan rekondisi pabrik kertas yang diperkirakan membutuhkan investasi berkisar Rp1,5 triliun. Adapun total aset KKA pada tahun ini mencapai Rp725 miliar.
Tidak hanya itu, pendanaan program RR pada 2018 masih mempunyai sisa dana PMN yang belum digunakan sebesar Rp500 miliar.
Pada kesempatan serupa, Ardian Pratama, general manager business advisory & asset management menambahkan, PPA sudah mendapatkan tiga kali suntikan modal dari pemerintah yang mencapai Rp3,25 triliun. "Pertama, kita dapat Rp1 triliun, kedua Rp1,5 triliun, dan ketiga sebesar Rp750 miliar," katanya
Adapun alokasi dana PMN sebesar Rp3,25 triliun adalah untuk PT Waskita Karya (Persero) ketika masuk dalam program RR sebesar Rp850 miliar, dan Rp1,93 triliun untuk delapan BUMN, sisanya sekitar Rp400-an miliar untuk tahun depan.
General Manager Business Advisory and Asset Management PPA, Dikdik Permadi mengatakan, sumber dana tersebut berasal dari penyertaan modal negara (PMN) serta dana operasional PPA.
"Dana operasional PPA ini sifatnya sebagai dana talangan agar bisa meringankan BUMN yang sakit," ujar Dikdik di Malang, Jawa Timur, Kamis (16/11/2017).
Delapan perusahaan BUMN ini diberikan bantuan berupa pendanaan untuk mendukung implementasi program restrukturisasi dan revitalisasi (RR). Diantaranya PT Dirgantara Indonesia (Persero) sebesar Rp605 miliar, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) Rp604,2 miliar, PT Pal Indonesia (Persero) Rp225,8 miliar, dan PT Kertas Kraft Aceh (Persero) Rp277,4 miliar.
Kemudian, PT Industri Gelas (Persero) sebesar Rp122,8 miliar, PT Industri Kapal Indonesia (Persero) Rp32,1 miliar, PT Kertas Kraft Aceh/KKA (Persero) Rp50 miliar, serta PT Survey Udara Penas (Persero) Rp22,5 miliar.
Untuk KKA tengah memfasilitasi perusahaan kertas yang berlokasi di Aceh Utara dengan perusahaan BUMN semen untuk pengadaan kertas kantong semen. Namun, KKA harus melakukan rekondisi pabrik kertas yang diperkirakan membutuhkan investasi berkisar Rp1,5 triliun. Adapun total aset KKA pada tahun ini mencapai Rp725 miliar.
Tidak hanya itu, pendanaan program RR pada 2018 masih mempunyai sisa dana PMN yang belum digunakan sebesar Rp500 miliar.
Pada kesempatan serupa, Ardian Pratama, general manager business advisory & asset management menambahkan, PPA sudah mendapatkan tiga kali suntikan modal dari pemerintah yang mencapai Rp3,25 triliun. "Pertama, kita dapat Rp1 triliun, kedua Rp1,5 triliun, dan ketiga sebesar Rp750 miliar," katanya
Adapun alokasi dana PMN sebesar Rp3,25 triliun adalah untuk PT Waskita Karya (Persero) ketika masuk dalam program RR sebesar Rp850 miliar, dan Rp1,93 triliun untuk delapan BUMN, sisanya sekitar Rp400-an miliar untuk tahun depan.
(ven)