BPRS Patriot Sulit Menjangkau Nasabah Siswa SMA
A
A
A
BEKASI - Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Patriot kesulitan menyasar nasabah dari kalangan pelajar SMA. Sebab, bank milik Kota Bekasi ini belum mampu menyiapkan sarana infrastruktur memadai seperti mesin anjungan tunai mandiri (ATM) untuk melayani kebutuhan pelajar bila ingin menarik uang di bank.
Direktur Utama BPRS Patriot Kota Bekasi, Syahril T Alam mengatakan, pembuatan satu unit ATM membutuhkan biaya cukup tinggi, sehingga pihaknya belum mampu menyiapkan sarananya. "Kami baru bisa melayani pelajar dari tingkat TK hingga SMP saja," katanya di Bekasi, Jumat (17/11/2017).
Menurutnya, setidaknya ada 3.700 pelajar dari 100 TK hingga SMP yang menjadi nasabah BPRS Patriot. Porsinya 40% terdiri dari murid SD, 35% murid TK dan 25% pelajar SMP. "Bukan hanya sekolah negeri, tapi dari sekolah swasta juga," ujarnya.
Syahril menjelaskan, tabungan ini diberi nama simpanan pelajar (simpel) dan baru diresmikan sejak 2016. Saat ini pihaknya baru memiliki satu unit mobil yang digunakan untuk menjemput uang nasabah pelajar. "Satu mobil itu, setiap hari berkeliling ke 100 sekolah, kita tambah mobil keliling ke depanya," ujar dia.
Kepala Divisi Marketing BPRS Patriot, Fasihul Islam menambahkan, uang simpel yang dikelolanya mencapai Rp1 miliar. Jumlah ini masih bisa bertambah, mengingat bank milik Kota Bekasi ini terus menyisir ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah setempat untuk mencari nasabah.
Potensi pasar tabungan Simpel di Kota Bekasi masih sangat tinggi. Karena itu, pihaknya akan gencar mengajak sekolah agar siswanya mau menabung di BPRS Patriot. "Masih sangat besar sekali potensinya, karena yang baru kita garap itu hanya 20%," katanya.
Dia mengatakan, melalui produk simpel itu, pelajar bisa melakukannya sendiri seperti pembukaan rekening, menabung maupun mengambil uang tabungan tersebut. Namun, untuk pengambilan tabungan harus persetujuan orang tua atau wali kelas.
Adapun untuk membuka rekening tabungan, pelajar cukup menyiapkan uang Rp10.000 dengan setoran minimal Rp1.000 per hari. "Pembukaan rekening tabungan maupun pengambilan uang dapat dilakukan melalui mobil kas keliling yang berkeliling ke sekolah," imbuhnya.
Direktur Utama BPRS Patriot Kota Bekasi, Syahril T Alam mengatakan, pembuatan satu unit ATM membutuhkan biaya cukup tinggi, sehingga pihaknya belum mampu menyiapkan sarananya. "Kami baru bisa melayani pelajar dari tingkat TK hingga SMP saja," katanya di Bekasi, Jumat (17/11/2017).
Menurutnya, setidaknya ada 3.700 pelajar dari 100 TK hingga SMP yang menjadi nasabah BPRS Patriot. Porsinya 40% terdiri dari murid SD, 35% murid TK dan 25% pelajar SMP. "Bukan hanya sekolah negeri, tapi dari sekolah swasta juga," ujarnya.
Syahril menjelaskan, tabungan ini diberi nama simpanan pelajar (simpel) dan baru diresmikan sejak 2016. Saat ini pihaknya baru memiliki satu unit mobil yang digunakan untuk menjemput uang nasabah pelajar. "Satu mobil itu, setiap hari berkeliling ke 100 sekolah, kita tambah mobil keliling ke depanya," ujar dia.
Kepala Divisi Marketing BPRS Patriot, Fasihul Islam menambahkan, uang simpel yang dikelolanya mencapai Rp1 miliar. Jumlah ini masih bisa bertambah, mengingat bank milik Kota Bekasi ini terus menyisir ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah setempat untuk mencari nasabah.
Potensi pasar tabungan Simpel di Kota Bekasi masih sangat tinggi. Karena itu, pihaknya akan gencar mengajak sekolah agar siswanya mau menabung di BPRS Patriot. "Masih sangat besar sekali potensinya, karena yang baru kita garap itu hanya 20%," katanya.
Dia mengatakan, melalui produk simpel itu, pelajar bisa melakukannya sendiri seperti pembukaan rekening, menabung maupun mengambil uang tabungan tersebut. Namun, untuk pengambilan tabungan harus persetujuan orang tua atau wali kelas.
Adapun untuk membuka rekening tabungan, pelajar cukup menyiapkan uang Rp10.000 dengan setoran minimal Rp1.000 per hari. "Pembukaan rekening tabungan maupun pengambilan uang dapat dilakukan melalui mobil kas keliling yang berkeliling ke sekolah," imbuhnya.
(izz)