Bos Tencent Ma Huateng Lebih Kaya dari Pendiri Google

Rabu, 22 November 2017 - 05:06 WIB
Bos Tencent Ma Huateng...
Bos Tencent Ma Huateng Lebih Kaya dari Pendiri Google
A A A
BEIJING - Nilai perusahaan jaringan sosial media terbesar China yakni Tencent Holdings mendekati Facebook. Perusahaan ini merupakan pemilik WeChat yaitu sebuah aplikasi pesan yang sangat populer di China serta menguasai waralaba game terkenal seperti League of Legends dan Honour of Kings.

(Baca Juga: Tencent Jadi Perusahaan Asia Pertama Bernilai Lebih USD500 Miliar
Seperti dilansir BBC, nilai perusahaan Tencent Holdings menjadi yang terbesar di Asia dengan sebesar USD500 miliar. Chief Eksekutif Ma Huateng saat ini memiliki kekayaan melebih dari pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin, menurut Forbes.

Disebutkan Forbes, kekayaan bos Tencent tersebut senilai USD48,3 miliar pada tengah pekan lalu, untuk menjadikannya sebagai orang terkaya kesembilan di dunia berdasarkan peringkat versi Forbes. Sementara harga saham Tencent terus terangkat setelah mengumumkan bakal menyajikan layanan pembayaran WeChat di Malaysia tahun depan.

Perusahaan juga memiliki saham di Snap, yakni sebuah perusahaan di belakang Snapchat serta aplikasi berbagi app Lyft hingga pembuat kendaraan listrik Tesla. Hal ini juga diharapkan dapat mengangkat game multiplayer populer Honour of Kings ke Amerika Serikat.

Game tersebut kerap disebutkan menjadi terjemahan King of Glory yang memungkinkan pemain membayar untuk meng-upgrade karakter atau kostum mereka. Kritikus di China menuduh permainan tersebut menjadi sebuah "kecanduan".

Analisis Robin Brant menyebutkan Tencent saat ini bisa dikatakan duduk setara dengan perusahaan raksasa lain seperti Apple, Amazon dan Microsoft. WeChat yang sempat disebut sebagai sebuah telur emas, aplikasi ini hampir digunakan semua orang di China dengan tercatat sekitar satu miliar orang menggunakannya setiap bulan.

Aplikasi yang dimulai sebagai sebuah platform pesan, saat ini memungkinkan Anda membayar untuk pesanan, belanja pusat perbelanjaan, taksi, berinvestasi, mendapatkan takeaway hingga beberapa daftar lainnya.

Tencent berharap ekspir di China menjadi fenomena untuk luar negeri dan Malaysia berada pada antrean pertama untuk sistem pembayaran. Tetapi hal ini membuktikan sulit untuk mendapatkan pihak-pihak di luar Cina untuk merangkul WeChat.

Perusahaan telah lama setuju untuk sensor konten di China -dan di luar negeri- sesuai dengan tuntutan pemerintah Cina. Ada juga kekhawatiran yang terus-menerus tentang keamanan karena, tidak seperti orang-orang di beberapa aplikasi pesan lainnya, komunikasi pada WeChat tidak terenkripsi.
(akr)
Berita Terkait
Ekonomi China Pulih,...
Ekonomi China Pulih, Tumbuh 4,9 Persen Kuartal III 2020
Krisis Ekonomi China...
Krisis Ekonomi China Pengaruhi Ekspor Impor Dalam Negeri
Gelombang Covid-19 Kembali...
Gelombang Covid-19 Kembali Hantam Ekonomi Tiongkok
Menteri Keuangan Waspadai...
Menteri Keuangan Waspadai Situasi Kontraksi Ekonomi China
China Rebound, Bidik...
China Rebound, Bidik Pertumbuhan Ekonomi di Atas 6%
Selamatkan Ekonomi China,...
Selamatkan Ekonomi China, Pejabat Lokal Diminta Kucurkan Lebih Banyak Bantuan
Berita Terkini
BI Lapor Utang Luar...
BI Lapor Utang Luar Negeri Turun Jadi USD427,2 Miliar per Februari 2025
1 jam yang lalu
WTO Proyeksikan Perdagangan...
WTO Proyeksikan Perdagangan Global Tahun Ini Bisa Terkontraksi hingga 1,5%
1 jam yang lalu
5 Negara Penguasa Harta...
5 Negara Penguasa Harta Karun Logam Tanah Jarang di Dunia
1 jam yang lalu
Lippo Karawaci Dorong...
Lippo Karawaci Dorong Efisiensi Material dan Inisiatif Ramah Lingkungan
2 jam yang lalu
KEK MNC Lido City, Ikon...
KEK MNC Lido City, Ikon Baru Pariwisata dan Industri Kreatif Indonesia!
2 jam yang lalu
Tarif AS Menggila Capai...
Tarif AS Menggila Capai 245 Persen, China Merapat ke Uni Eropa
3 jam yang lalu
Infografis
Susu Kecoa Diklaim Peneliti...
Susu Kecoa Diklaim Peneliti Tiga Kali Lebih Bergizi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved