Menkeu Berharap Siklus Politik Jelang Pemilu Positif bagi Ekonomi
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa tahun depan hingga 2019, Indonesia akan memasuki tahun politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan Pemilihan Presiden (Pilpres). Siklus politik tersebut diharapkan tidak berpengaruh negatif terhadap ekonomi Indonesia dan menjadi pesimistis.
Menurutnya, pada tahun depan ada 171 pemerintah daerah (Pemda) yang melakukan Pilkada. Pesta demokrasi tersebut turut dilaksanakan di daerah-daerah yang selama ini jadi mesin perekonomian Indonesia seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali.
"Tahun depan 171 Pemda akan lakukan pilkada, dan itu juga daerah yang jadi mesin perekonomian Indonesia yaitu Jabar, Jatim, Jateng, Bali yang jadi pusat perhatian. Kita berharap siklus politik ini tidak membuat kita pesimis, tapi lebih berpikir dari sisi positif side. Apalagi Indonesia sudah berkali-kali melalui siklus politik," katanya dalam Seminar Nasional Political Economy Outlook 2018 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (22/11/2017).
Selain siklus politik, sambung mantan Menko bidang Perekonomian ini, faktor domestik yang menjadi perhatian pemerintah dan akan berdampak tehadap ekonomi Indonesia adalah fenomena teknologi dan dominasi kelompok generasi muda di Indonesia. Di mana, generasi Y dan Z akan menjadi penggerak dan menentukan arah politik, ekonomi, dan sosial di Indonesia.
"Karena mereka technology savy. Jadi, mereka banyak sekali melakukan ekspresi dari politik, ekonomi dan sosial. Disrupsi ini termasuk kalau kita mau bicara mengenai arah kebijakan, karena mereka bisa menentukan mood," tutur dia.
Sri Mulyani menambahkan, persepsi mengenai daya beli juga menjadi perhatian pemerintah. Apalagi, pertumbuhan konsumsi pada kuartal III/2017 hanya tumbuh sekitar 4,93%.
"Pertumbuhan konsumsi 4,93% memang perlu diwaspadai, namun tidak jadi hal mengkhawatirkan berlebihan. Karena banyak debate apa ini pergeseran Lebaran atau perpindahan ke online yang belum tercapture," imbunya.
Baca Juga: Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia Kuartal III Meningkat ke 5,06% Sri Mulyani Waspadai Dampak Ekonomi dari Ketegangan AS-Korut )
Menurutnya, pada tahun depan ada 171 pemerintah daerah (Pemda) yang melakukan Pilkada. Pesta demokrasi tersebut turut dilaksanakan di daerah-daerah yang selama ini jadi mesin perekonomian Indonesia seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali.
"Tahun depan 171 Pemda akan lakukan pilkada, dan itu juga daerah yang jadi mesin perekonomian Indonesia yaitu Jabar, Jatim, Jateng, Bali yang jadi pusat perhatian. Kita berharap siklus politik ini tidak membuat kita pesimis, tapi lebih berpikir dari sisi positif side. Apalagi Indonesia sudah berkali-kali melalui siklus politik," katanya dalam Seminar Nasional Political Economy Outlook 2018 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (22/11/2017).
Selain siklus politik, sambung mantan Menko bidang Perekonomian ini, faktor domestik yang menjadi perhatian pemerintah dan akan berdampak tehadap ekonomi Indonesia adalah fenomena teknologi dan dominasi kelompok generasi muda di Indonesia. Di mana, generasi Y dan Z akan menjadi penggerak dan menentukan arah politik, ekonomi, dan sosial di Indonesia.
"Karena mereka technology savy. Jadi, mereka banyak sekali melakukan ekspresi dari politik, ekonomi dan sosial. Disrupsi ini termasuk kalau kita mau bicara mengenai arah kebijakan, karena mereka bisa menentukan mood," tutur dia.
Sri Mulyani menambahkan, persepsi mengenai daya beli juga menjadi perhatian pemerintah. Apalagi, pertumbuhan konsumsi pada kuartal III/2017 hanya tumbuh sekitar 4,93%.
"Pertumbuhan konsumsi 4,93% memang perlu diwaspadai, namun tidak jadi hal mengkhawatirkan berlebihan. Karena banyak debate apa ini pergeseran Lebaran atau perpindahan ke online yang belum tercapture," imbunya.
Baca Juga: Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia Kuartal III Meningkat ke 5,06% Sri Mulyani Waspadai Dampak Ekonomi dari Ketegangan AS-Korut )
(izz)