Gubernur Bengkulu Minta BUMN Kembangkan Pelabuhan dan Bandara
A
A
A
BENGKULU - Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah berharap perusahaan BUMN membangun Pelabuhan Pulau Baai dan Bandara Fatmawati Soekarno, agar meningkatkan perekonomian masyarakat. Sebab, Pelabuhan Pulau Baai dan Bandara Fatmawati Soekarno merupakan pintu gerbang penjualan berbagai komoditas Provinsi Bengkulu.
"Kami memiliki komoditas batu bara, kopi, sawit, dan karet, dengan kualitas terbaik. Namun, distribusi ke pasar masih melalui daerah lain, seperti Palembang (Sumatera Selatan) dan Padang (Sumatera Barat)," kata Rohidin saat Rapat Koordinasi (Rakor) BUMN bertema BUMN Hadir di Bumi Rafflesia, Grage Hotel, Kota Bengkulu, Rabu (22/11/2017).
Dia menjelaskan, produk CPO Bengkulu mencapai 1 juta ton per tahun, namun untuk penjualannya melalui Palembang. Sehingga menimbulkan selisih harga penjualan sekitar Rp350 per kilogram (kg). Begitu juga dengan kopi yang keluar melalui Padang sehingga ada selisih harga antara Rp2.000 atau Rp2.500 per kg.
"Jika pelabuhan dan bandara di Bengkulu dikembangkan menjadi lebih baik, tentu ini tidak perlu selisih harga untuk penjualan komoditas. Sebaliknya, selisih harga itu bisa menjadi keuntungan bagi petani," imbuhnya.
Pihaknya berharap Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mau membantu ikut mengembangkan Bandara Fatmawati Soekarno menjadi bandara internasional. Begitu juga dengan Pelabuhan Pulau Baai.
"Dari seluruh provinsi di pulau Sumatera, hanya Bengkulu yang belum punya bandara internasional. Saya berharap Kementerian BUMN melalui Angkasa Pura bisa membantu. Begitu juga dengan Pelindo II untuk pengembangan Pelabuhan Pulau Baai," pungkasnya.
Rakor BUMN dihadiri 118 Direktur BUMN berlangsung selama dua hari di Kota Bengkulu. Pada kesempatan ini Menteri BUMN Rini M Soemarno memberikan penghargaan kepada sejumlah BUMN yang dinilai berprestasi.
Kategori transformasi yaitu PLN, sinergi dalam financial inclusion yakni Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN. Kategori pemberdayaan ekonomi kerakyatan yaitu PNM, kategori inovasi jasa keuangan, yakni PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PLN.
Kemudian, kategori turnaround company yaitu PT Nindya Karya dan Jakarta Lyod, kategori leaf frog company yaitu PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Angkasa Pura II, dan PT PP Tbk (PTPP). Lalu, Branding & Marketing yaitu PT Asuransi Jiwasraya, dan kategori digital, globalization & sinergy yaitu PT Telekomunikasi Tbk (Telkom).
"Kami memiliki komoditas batu bara, kopi, sawit, dan karet, dengan kualitas terbaik. Namun, distribusi ke pasar masih melalui daerah lain, seperti Palembang (Sumatera Selatan) dan Padang (Sumatera Barat)," kata Rohidin saat Rapat Koordinasi (Rakor) BUMN bertema BUMN Hadir di Bumi Rafflesia, Grage Hotel, Kota Bengkulu, Rabu (22/11/2017).
Dia menjelaskan, produk CPO Bengkulu mencapai 1 juta ton per tahun, namun untuk penjualannya melalui Palembang. Sehingga menimbulkan selisih harga penjualan sekitar Rp350 per kilogram (kg). Begitu juga dengan kopi yang keluar melalui Padang sehingga ada selisih harga antara Rp2.000 atau Rp2.500 per kg.
"Jika pelabuhan dan bandara di Bengkulu dikembangkan menjadi lebih baik, tentu ini tidak perlu selisih harga untuk penjualan komoditas. Sebaliknya, selisih harga itu bisa menjadi keuntungan bagi petani," imbuhnya.
Pihaknya berharap Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mau membantu ikut mengembangkan Bandara Fatmawati Soekarno menjadi bandara internasional. Begitu juga dengan Pelabuhan Pulau Baai.
"Dari seluruh provinsi di pulau Sumatera, hanya Bengkulu yang belum punya bandara internasional. Saya berharap Kementerian BUMN melalui Angkasa Pura bisa membantu. Begitu juga dengan Pelindo II untuk pengembangan Pelabuhan Pulau Baai," pungkasnya.
Rakor BUMN dihadiri 118 Direktur BUMN berlangsung selama dua hari di Kota Bengkulu. Pada kesempatan ini Menteri BUMN Rini M Soemarno memberikan penghargaan kepada sejumlah BUMN yang dinilai berprestasi.
Kategori transformasi yaitu PLN, sinergi dalam financial inclusion yakni Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN. Kategori pemberdayaan ekonomi kerakyatan yaitu PNM, kategori inovasi jasa keuangan, yakni PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PLN.
Kemudian, kategori turnaround company yaitu PT Nindya Karya dan Jakarta Lyod, kategori leaf frog company yaitu PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Angkasa Pura II, dan PT PP Tbk (PTPP). Lalu, Branding & Marketing yaitu PT Asuransi Jiwasraya, dan kategori digital, globalization & sinergy yaitu PT Telekomunikasi Tbk (Telkom).
(izz)