Layanan Valas MNC Bank Raih Best Banking Brand 2017

Rabu, 29 November 2017 - 19:03 WIB
Layanan Valas MNC Bank...
Layanan Valas MNC Bank Raih Best Banking Brand 2017
A A A
JAKARTA - PT Bank MNC International Tbk (BABP) atau MNC Bank berhasil meraih penghargaan transaksi valas sebagai Good Financial Performance, untuk kategori Private Foreign Exchange National Bank dalam Ajang Best Banking Brand 2017 yang diadakan Warta Ekonomi.

Kinerja perseroan mencatatkan rata-rata nilai transaksi valuta asing (valas) mencapai USD100 juta per bulan. Pencapaian tersebut terbilang besar untuk Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha (BUKU) II.

Direktur Utama MNC Bank Benny Purnomo mengungkapkan, rata-rata nilai transaksi valas telah bertumbuh hingga empat kali lipat sejak berdirinya MNC Bank.

"MNC Bank berhasil mencetak transaksi forex MNC Bank yang tinggi di bank BUKU II. Transaksi forex exchange di MNC Bank itu rata-rata satu bulan mencapai USD100 juta dari dulu hanya sekitar USD25 juta per bulan," ujarnya di acara Best Banking Brand 2017 oleh Warta Ekonomi di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (29/11/2017).

Menurutnya, dengan peningkatan transaksi maka meningkatkan kapabilitas MNC Bank untuk menyasar pasar konsumer dengan lebih baik lagi. Sampai akhir tahun MNC Bank menargetkan dapat menghasilkan total transaksi valas USD1,1 miliar hingga USD1,2 miliar selama 2017.

Tahun depan, MNC Bank memasang target yang lebih optimistis dengan meningkatkan total transaksi valas naik sekitar 15%-20%. "Dengan penghargaan ini memacu kami untuk melayani nasabah dengan lebih baik lagi terutama nasabah yang membutuhkan layanan di foreign exchange," jelasnya.

Komisaris Warta Ekonomi Fadel Muhammad mengatakan, inovasi akan menjadi kunci perbankan menghadapi risiko ketidakpastian tahun depan. Terlebih lagi ada kegiatan politik yang menanti dan disruptif ekonomi berupa teknologi digital.

Sementara, sektor perbankan memiliki peranan penting dalam petumbuhan ekonomi di Indonesia. Bank merupakan lembaga intermediasi untuk menghimpun dan menyalurkan dana, yaitu menyimpan dana bagi masyarakat yang kelebihan dan meminjamkan dana bagi masyarakat yang membutuhkan dana.

Sehingga, dana yang ada di masyarakat dapat berputar dan perekonomian menjadi semakin produktif. "Inovasi jadi syarat mutlak bank untuk menjaga pertumbuhan di tahun akan datang. Riset ini menghasilkan bank yang terbaik, berdasarkan aspek keuangan menurut tim riset Warta Ekonomi serta aspek layanan yang diberikan menurut para konsumen," ujar Fadel.

Sektor perbankan memegang peranan penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Tujuan perbankan adalah sebagai lembaga yang memobilisasi dana untuk mempercepat pembangunan ekonomi. Kegiatan bank yang berupa penghimpuan dan penyalur dana sangat diperlukan bagi kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil.

Kegaitan bank memungkinkan masyarakat untuk melakukan investasi, distribusi, serta konsumsi barang dan jasa. Perkembangan perbankan di Indonesia pun dinilai cukup pesat.

Berdasarkan laporan Findex Bank Dunia pada 2014, jumlah penduduk dewasa di Indonesia yang memiliki rekening di bank sebanyak 90 Juta penduduk. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dibandingkan 2011.

Hal ini menunjukkan semakin pentingnya fungsi bank bagi masyarakat Indonesia, bahkan saat ini sudah banyak orang dewasa yang telah mengajarkan anak-anaknya akan pentingnya memiliki tabungan di bank. Bank Indonesia menargetkan sekitar 188 juta atau 75% penduduk Indonesia akan memiliki rekening bank pada 2019.

Warta Ekonomi-Best Banking Brand 2017 merupakan suatu bentuk apresiasi terhadap lembaga perbankan di Indonesia yang memiliki kinerja yang baik, sehingga mampu menciptakan reputasi yang baik di mata konsumen dari sisi debitur maupun kreditur dalam hal produk maupun layanan.

Penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi perbankan di Indonesia untuk terus berinovasi sehingga tetap memiliki reputasi yang baik di mata stakeholder.

Dalam menentukan pemenang, Tim Riset Warta Ekonomi melakukan penilaian melalui dua tahapan riset. Tahapan pertama (financial performance) adalah riset menyeluruh terkait kinerja keuangan.

Beberapa indikator penilaian dalam tahapan pertama ini adalah, Pengukuran Earning (Rentabilitas), yang dilihat dari rasio Return On Asset (ROA). Permodalan (Capital), yang dilihat dari Capital Adequacy Ratio (CAR).

Risiko kredit yang dilihat dari rasio Non Performing Loan (NPL). Risiko likuiditas, yang dilihat dari rasio Loan to Deposit Ratio (LDR). Kegiatan riset tahap kedua (consumer choice) dilakukan melalui wawancara tatap muka dan survey telepon dengan nasabah bank yang tersebar di lima kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, dan Makassar.

Kriteria responden yang diwawancara, yakni nasabah dengan usia 25-50 tahun, berpendidikan di atas S1, dan memiliki kisaran pengeluaran per bulan lebih dari Rp5.000.000. Indikator penilaian dalam tahap kedua ini yaitu Top of Mind, Brand Used Most Often, Product Factor, Service Factor, Business Management Factor.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7135 seconds (0.1#10.140)