Triwulan III, Citibank Kemas Laba Bersih Rp2 Triliun
A
A
A
SURABAYA - Citibank Indonesia hingga September 2017 berhasil membukukan laba bersih Rp2 triliun, naik 5% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,9 triliun. Kenaikan laba didukung pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 7,6% menjadi Rp3,3 triliun.
Proporsi pendapatan bunga bersih merata dari setiap lini bisnis. Institutional Banking berkontribusi 53%. Sementara Consumer Banking berkontribusi sebesar 47%. Kinerja yang baik ini menghasilkan rasio Return on Asset (ROA) 4,65% dan Return on Equity (ROE) 16,45%. Total aset meningkat 9,4% menjadi Rp80,5 triliun dan total Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 4,2% menjadi Rp54,7 triliun.
Porsi Giro dan Tabungan sebesar 70% dari keseluruhan DPK di triwulan III 2017. "Kinerja yang baik ini mencerminkan momentum yang kuat pada bisnis kami, baik di institutional banking maupun di consumer banking," Chief Executive Officer Citibank Indonesia, Batara Sianturi disela-sela relokasi kantor cabang Citibank Surabaya, Rabu (29/11/2017).
Rasio kredit macet (non performing loan/NPL) gross dan net pada akhir September 2017 tercatat masing-masing sebesar 1,92% dan 0,63%, membaik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, masing-masing sebesar 2,91% dan 1,12%. Tingkat permodalan Citibank juga sangat memadai dengan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum 27,57%. "Kami terus menjaga kualitas kredit dengan berpedoman pada prinsip kehati-hatian," imbuh Batara.
Untuk menggenjot kinerja perusahaan, bank yang bermarkas di New York, Amerika Serikat itu, meluncurkan program Citigold On Your Terms. Program ini menawarkan layanan wealth management melalui digital dan solusi finansial yang disesuaikan dengan aspirasi nasabah.
Program ini diperuntukkan untuk menjawab berbagai perubahan perilaku nasabah Citigold yang semakin global dan digital. "Semua transaksi dilakukan via digital," ujar Head of Retail Banking Citibank lndonesia, Harsya Prasetyo.
Saat ini, jumlah nasabah Citigold sebanyak 10.000 nasabah. Kontribusi dari Surabaya sebesar 10% atau terbesar kedua setelah Jakarta. Tahun depan, pertumbuhan Citigold, baik dari sisi jumlah nasabah maupun dana kelolaan bisa naik hingga 15%. Dana minimal yang harus dimiliki untuk menjadi nasabah Citigold adalah Rp1 miliar.
Saat ini, Citibank menargetkan dana kelolaan dari Citigold mencapai Rp10 triliun. Dana kelolaan tersebut mayoritas diinvestasikan ke reksadana. Reksana lebih menarik karena dianggap memberi keuntungan yang lebih besar dibanding produk lain seperti deposito.
Terkait relokasi kantor cabang, saat ini Citibank dari Jalan Basuki Rahmat ke gedung Menara Mandiri II Jalan Panglima Sudirman 66-68. Citibank menyebut, kantor baru ini adalah smart branch yang bertujuan memberikan solusi perbankan terdepan dan lebih fleksibel di era digital ini.
Melalui kantor cabang ini, Citibank memberikan layanan inovatif kelas dunia untuk memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi perbankan dan mendapatkan layanan profesional wealth advisory. "Smart branch ini menawarkan pengalaman digital mutakhir pada nasabah sebagai wujud komitmen layanan kami di Indonesia, utamanya Surabaya," tandas Harsya.
Proporsi pendapatan bunga bersih merata dari setiap lini bisnis. Institutional Banking berkontribusi 53%. Sementara Consumer Banking berkontribusi sebesar 47%. Kinerja yang baik ini menghasilkan rasio Return on Asset (ROA) 4,65% dan Return on Equity (ROE) 16,45%. Total aset meningkat 9,4% menjadi Rp80,5 triliun dan total Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 4,2% menjadi Rp54,7 triliun.
Porsi Giro dan Tabungan sebesar 70% dari keseluruhan DPK di triwulan III 2017. "Kinerja yang baik ini mencerminkan momentum yang kuat pada bisnis kami, baik di institutional banking maupun di consumer banking," Chief Executive Officer Citibank Indonesia, Batara Sianturi disela-sela relokasi kantor cabang Citibank Surabaya, Rabu (29/11/2017).
Rasio kredit macet (non performing loan/NPL) gross dan net pada akhir September 2017 tercatat masing-masing sebesar 1,92% dan 0,63%, membaik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, masing-masing sebesar 2,91% dan 1,12%. Tingkat permodalan Citibank juga sangat memadai dengan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum 27,57%. "Kami terus menjaga kualitas kredit dengan berpedoman pada prinsip kehati-hatian," imbuh Batara.
Untuk menggenjot kinerja perusahaan, bank yang bermarkas di New York, Amerika Serikat itu, meluncurkan program Citigold On Your Terms. Program ini menawarkan layanan wealth management melalui digital dan solusi finansial yang disesuaikan dengan aspirasi nasabah.
Program ini diperuntukkan untuk menjawab berbagai perubahan perilaku nasabah Citigold yang semakin global dan digital. "Semua transaksi dilakukan via digital," ujar Head of Retail Banking Citibank lndonesia, Harsya Prasetyo.
Saat ini, jumlah nasabah Citigold sebanyak 10.000 nasabah. Kontribusi dari Surabaya sebesar 10% atau terbesar kedua setelah Jakarta. Tahun depan, pertumbuhan Citigold, baik dari sisi jumlah nasabah maupun dana kelolaan bisa naik hingga 15%. Dana minimal yang harus dimiliki untuk menjadi nasabah Citigold adalah Rp1 miliar.
Saat ini, Citibank menargetkan dana kelolaan dari Citigold mencapai Rp10 triliun. Dana kelolaan tersebut mayoritas diinvestasikan ke reksadana. Reksana lebih menarik karena dianggap memberi keuntungan yang lebih besar dibanding produk lain seperti deposito.
Terkait relokasi kantor cabang, saat ini Citibank dari Jalan Basuki Rahmat ke gedung Menara Mandiri II Jalan Panglima Sudirman 66-68. Citibank menyebut, kantor baru ini adalah smart branch yang bertujuan memberikan solusi perbankan terdepan dan lebih fleksibel di era digital ini.
Melalui kantor cabang ini, Citibank memberikan layanan inovatif kelas dunia untuk memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi perbankan dan mendapatkan layanan profesional wealth advisory. "Smart branch ini menawarkan pengalaman digital mutakhir pada nasabah sebagai wujud komitmen layanan kami di Indonesia, utamanya Surabaya," tandas Harsya.
(ven)