Perikanan dan Pariwisata Percepat Kemajuan Maluku Utara

Minggu, 03 Desember 2017 - 07:38 WIB
Perikanan dan Pariwisata Percepat Kemajuan Maluku Utara
Perikanan dan Pariwisata Percepat Kemajuan Maluku Utara
A A A
TERNATE - Provinsi Maluku Utara harus lebih sejahtera, mengingat daerah ini menjadi lumbung ikan nasional dan pernah menjadi perhatian bangsa-bangsa Eropa. Ada satu, yaitu Pulau Rum di dekat Banda yang ditukar oleh Belanda dengan Pelabuhan Manhattan yang sekarang menjadi New York kepada Inggris.

"Sejarah ini menjadi bukti bahwa pala, cengkih, dan rempah yang lain lebih berharga dibanding emas," kata ekonom Rizal Ramli dalam rilisnya di Universitas Muhammadiyah Ternate, Maluku Utara, Sabtu (2/12/2017).

Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman ini menyampaikan, dengan kekayaan laut, Maluku Utara bisa cepat untuk mensejahterakan rakyatnya jika dikombinasikan dengan pariwisata. "Agro wisata dan wisata maritim bisa mempercepat ekonomi Maluku Utara," sambung dia.

Menurutnya, di era pemerintahan Presiden Gus Dur, dimana dia menjadi Menteri Keuangan sebagai awal era otonomi dan desentralisasi yang pendek, dana perimbangan umum dan khusus tidak mempertimbangkan luas lautan. "Sudah saatnya para pimpinan Maluku memperjuangkan bersama-sama agar Dana Alokasi Khusus mempertimbangkan aspek ketertinggalan dan luas lautan serta sumber perikanan," ujarnya.

Dengan strategi pembangunan ini, kata dia, maka bisa membangun tanpa utang. Tetapi dengan strategi pembangunan yang bagus, tidak perlu jauh mengambil contoh Spanyol, Italia, yang sudah maju pariwisatanya. Kata Rizal, Banyuwangi di Jawa Timur dengan Bupati Abdullah Azwar Anas yang anak buah Gus Dur bisa mengubah kabupaten miskin menjadi kabupaten terkaya di Jawa Timur sebagai daerah pariwisata dan pusat perikanan di Jawa.

Pariwisata, lanjut Rizal, bisa mendorong perekonomian dengan job creator yang lebih murah dibanding harus membangun industri. "Karena sektor pariwisata sekarang saja sudah menyumbang devisa nomor dua setelah ekspor kelapa sawit. Sudah mengalahkan ekspor migas," katanya.

Pariwisata jangan diremehkan, karena Italia, Prancis, dan Spanyol mengandalkan turisme. Juga akan mengubah kultur, "Kita akan menjadi lebih bersih menghilangkan budaya jorok. Lebih ramah karena keramahan bersahabat dengan turis. Juga akan mengangkat integritas karena orang akan lebih jujur dan kejujuran akan menjadi pembicaraan banyak orang untuk datang," kata Rizal Ramli.

Anggota DPRD Provinsi Maluku Utara, Wahda Imam menyampaikan, sudah saatnya ada revolusi biru di Maluku Utara. "Kita tidur di atas ikan, tetapi tidak mampu memanfaatkan kekayaan ikan yang kita miliki," katanya.

Menurut Wahda, ini bisa kelihatan dari pendapatan daerah yang lebih besar di sektor perdagangan dan perkebunan. Sementara nelayan Filipina di Morotai sudah menguasai dengan nilai tukar peso, bahkan banyak yang kawin dengan penduduk lokal, ini yang membuat Maluku Utara hanya punya semboyan lumbung ikan nasional.

Anggota DPD RI asal Maluku Utara, Basri Salama menyebutkan bahwa ikan-ikan dari Maluku Utara setiap tahun bernilai Rp7 triliun yang dicap dari Bitung, Sulawesi Utara. "Ini terjadi karena infrastruktur perikanan tidak terbangun di Maluku Utara. Inilah pentingnya kehadiran Rizal Ramli, mantan Menko Maritim hadir di Ternate," ujarnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7593 seconds (0.1#10.140)