Pertamina Tak Gentar Vivo Jual Elpiji Lebih Murah
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mengaku tidak takut dengan keputusan PT Vivo Energy Indonesia (VEI) yang masuk ke bisnis Liquified Petroleum Gas (LPG/elpiji) nonsubsidi. Padahal, harga jual elpiji Vivo yang berlabel Nusagas jauh lebih murah dibanding elpiji yang dijual Pertamina.
Direktur Pemasaran Pertamina Muchammad Iskandar mengungkapkan, dalam bisnis persaingan merupakan hal yang biasa. Sebelum kemunculan elpiji Vivo, sudah ada merek-merek elpiji pesaing Pertamina, yakni BlueGaz.
(Baca Juga: Pertamina Segera Luncurkan Bright Gas 3 Kg Nonsubsidi)
"Ya itu kan namanya entry market. Jadi, sebuah bisnis biasa lah, bahwa ada pemain masuk. Toh sekarang ini juga sudah ada BlueGaz," katanya di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (8/12/2017).
Menurutnya, Pertamina saat ini masih merajai pasar elpiji di Tanah Air. Sehingga menjadi hal yang wajar, para pesaing BUMN migas ini membanderol harganya di bawah harga Pertamina.
"Karena kita market leader jadi dia selalu ngekor harga di bawah kita. Jadi itu hal biasa saja, mau masuk siapapun ya biasa-biasa saja. Enggak khawati," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Gebrakan PT Vivo Energy Indonesia (VEI) di bisnis bahan bakar ternyata tak hanya pada pengadaan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM). Perusahaan yang menginduk pada Vitol Group yang berbasis di Swiss ini juga mengincar bisnis elpiji di Tanah Air.
"Kami akan launching produk elpiji sebelum akhir tahun ini," ujar Corporate Communication VEI Maldi Al-Jufrie dalam konferensi pers di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Maldi mengatakan, produk elpiji tersebut memiliki merek dagang Nusagas, di bawah PT Sierra Nusa Gas. Produk elpiji yang akan dijual Vivo terdiri dari kemasan (tabung) 4,5 kg, 8 kg, 15 kg, dan 60 kg.
Sementara, harga jual hingga ke tingkat pengguna (end user) direncanakan masing-masing Rp25.500, Rp56.000, Rp110.000, dan Rp460.000. "Produk elpiji ini sudah menjalani pengujian di Lemigas," tambah Maldi.
Dari sisi spesifikasi, produk elpiji dari Vivo memiliki perbedaan dengan produk-produk yang telah lebih dulu ada di pasaran. Elpiji Nusagas menurutnya memiliki komposisi propana lebih tinggi (80%) dibanding butana (20%).
Kendati diluncurkan akhir tahun, penjualan elpiji besutan Vivo Energy ini baru akan dimulai di triwulan I/2018. Hal itu berkaitan dengan produksi tabung gas yang membutuhkan waktu. Sementara dari sisi perizinan, seluruh kelengkapan perizinan sudah hampir rampung seluruhnya. "Sementara baru akan kita pasarkan di Jawa bagian timur," imbuhnya.
Direktur Pemasaran Pertamina Muchammad Iskandar mengungkapkan, dalam bisnis persaingan merupakan hal yang biasa. Sebelum kemunculan elpiji Vivo, sudah ada merek-merek elpiji pesaing Pertamina, yakni BlueGaz.
(Baca Juga: Pertamina Segera Luncurkan Bright Gas 3 Kg Nonsubsidi)
"Ya itu kan namanya entry market. Jadi, sebuah bisnis biasa lah, bahwa ada pemain masuk. Toh sekarang ini juga sudah ada BlueGaz," katanya di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (8/12/2017).
Menurutnya, Pertamina saat ini masih merajai pasar elpiji di Tanah Air. Sehingga menjadi hal yang wajar, para pesaing BUMN migas ini membanderol harganya di bawah harga Pertamina.
"Karena kita market leader jadi dia selalu ngekor harga di bawah kita. Jadi itu hal biasa saja, mau masuk siapapun ya biasa-biasa saja. Enggak khawati," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Gebrakan PT Vivo Energy Indonesia (VEI) di bisnis bahan bakar ternyata tak hanya pada pengadaan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM). Perusahaan yang menginduk pada Vitol Group yang berbasis di Swiss ini juga mengincar bisnis elpiji di Tanah Air.
"Kami akan launching produk elpiji sebelum akhir tahun ini," ujar Corporate Communication VEI Maldi Al-Jufrie dalam konferensi pers di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Maldi mengatakan, produk elpiji tersebut memiliki merek dagang Nusagas, di bawah PT Sierra Nusa Gas. Produk elpiji yang akan dijual Vivo terdiri dari kemasan (tabung) 4,5 kg, 8 kg, 15 kg, dan 60 kg.
Sementara, harga jual hingga ke tingkat pengguna (end user) direncanakan masing-masing Rp25.500, Rp56.000, Rp110.000, dan Rp460.000. "Produk elpiji ini sudah menjalani pengujian di Lemigas," tambah Maldi.
Dari sisi spesifikasi, produk elpiji dari Vivo memiliki perbedaan dengan produk-produk yang telah lebih dulu ada di pasaran. Elpiji Nusagas menurutnya memiliki komposisi propana lebih tinggi (80%) dibanding butana (20%).
Kendati diluncurkan akhir tahun, penjualan elpiji besutan Vivo Energy ini baru akan dimulai di triwulan I/2018. Hal itu berkaitan dengan produksi tabung gas yang membutuhkan waktu. Sementara dari sisi perizinan, seluruh kelengkapan perizinan sudah hampir rampung seluruhnya. "Sementara baru akan kita pasarkan di Jawa bagian timur," imbuhnya.
(izz)