Dolar AS Memukul Rupiah ke Angka Rp13.605
A
A
A
JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Rabu (13/12/2017) di pasar spot dibuka melemah. Rupiah di indeks Bloomberg dibuka lunglai 31 poin atau 0,23% ke level Rp13.605 per USD, dibanding penutupan Selasa di angka Rp13.574 per USD.
Namun pada pukul 10.10 WIB, rupiah di indeks Bloomberg sedikit lebih baik, dengan melemah 11 poin atau 0,08% ke level Rp13.585 per USD.
Sementara itu, mata uang Garuda di data Yahoo Finance, Rabu ini, terpantau melemah 15 poin atau 0,11% ke angka Rp13.582 per USD, dibanding Selasa lalu yang berada di posisi Rp13.567 per USD.
Data SINDOnews yang bersumber dari Limas, rupiah pada pagi ini berada di level Rp13.582 per USD, terdepresiasi 32 poin dari posisi penutupan perdagangan Selasa lalu di Rp13.550 per USD.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, mata uang NKRI pada hari ini dipatok di Rp13.589 per USD, melemah 39 poin dari patokan kemarin di Rp13.550 per USD.
Lemahnya rupiah seiring dengan semakin menguatnya indeks USD terhadap sekeranjang mata uang dunia. Dolar berada di level tertinggi sejak empat pekan belakangan, ditunjang oleh kuatnya indeks harga produsen di AS, yang membuat Federal Reserve pada jalur yang tepat untuk menaikkan suku bunga pada Desember ini dan lebih banyak lagi di tahun 2018.
Mengutip dari Reuters, Rabu (13/12/2017), indeks USD terhadap enam mata uang saingan utama, meningkat menjadi 94,219, level tertinggi sejak 14 November. Sebelumnya, indeks USD berada di level 94.071.
Alhasil, dolar mengambil keuntungan terhadap yen menjadi 113,55 yen Jepang. Dan euro tergelincir terhadap USD menjadi 1,1737, yang merupakan level terendah dalam tiga pekan.
Indeks harga produsen melonjak 3,1%, kenaikan terbesar sejak Januari 2012. Berkat pencapaian ini, diharapkan bank sentral AS, The Fed dapat menaikkan suku bunga 0,25% dalam dua hari pertemuan kebijakan yang akan berakhir Rabu besok waktu AS. The Fed akan mengumumkan keputusannya mengenai suku bunga pada pukul 19:00 GMT Rabu waktu Amerika Serikat.
Namun pada pukul 10.10 WIB, rupiah di indeks Bloomberg sedikit lebih baik, dengan melemah 11 poin atau 0,08% ke level Rp13.585 per USD.
Sementara itu, mata uang Garuda di data Yahoo Finance, Rabu ini, terpantau melemah 15 poin atau 0,11% ke angka Rp13.582 per USD, dibanding Selasa lalu yang berada di posisi Rp13.567 per USD.
Data SINDOnews yang bersumber dari Limas, rupiah pada pagi ini berada di level Rp13.582 per USD, terdepresiasi 32 poin dari posisi penutupan perdagangan Selasa lalu di Rp13.550 per USD.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, mata uang NKRI pada hari ini dipatok di Rp13.589 per USD, melemah 39 poin dari patokan kemarin di Rp13.550 per USD.
Lemahnya rupiah seiring dengan semakin menguatnya indeks USD terhadap sekeranjang mata uang dunia. Dolar berada di level tertinggi sejak empat pekan belakangan, ditunjang oleh kuatnya indeks harga produsen di AS, yang membuat Federal Reserve pada jalur yang tepat untuk menaikkan suku bunga pada Desember ini dan lebih banyak lagi di tahun 2018.
Mengutip dari Reuters, Rabu (13/12/2017), indeks USD terhadap enam mata uang saingan utama, meningkat menjadi 94,219, level tertinggi sejak 14 November. Sebelumnya, indeks USD berada di level 94.071.
Alhasil, dolar mengambil keuntungan terhadap yen menjadi 113,55 yen Jepang. Dan euro tergelincir terhadap USD menjadi 1,1737, yang merupakan level terendah dalam tiga pekan.
Indeks harga produsen melonjak 3,1%, kenaikan terbesar sejak Januari 2012. Berkat pencapaian ini, diharapkan bank sentral AS, The Fed dapat menaikkan suku bunga 0,25% dalam dua hari pertemuan kebijakan yang akan berakhir Rabu besok waktu AS. The Fed akan mengumumkan keputusannya mengenai suku bunga pada pukul 19:00 GMT Rabu waktu Amerika Serikat.
(ven)