Harga Minyak Menguat Akibat Penurunan Minyak Mentah AS
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak menguat di perdagangan Asia pada Rabu (13/12/2017), seiring data yang menyatakan pasokan minyak mentah Amerika Serikat mengalami penurunan tajam.
Mengutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent International naik 50 sen atau 0,8% menjadi USD63,84 per barel pada pukul 01:52 GMT. Kenaikan ini seiring penutupan pipa utama di Laut Utara dan harga ini merupakan yang tertinggi sejak pertengahan tahun 2015.
Harga minyak Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) naik 36 sen atau 0,6% menjadi USD57,50 per barel, setelah sebelumnya turun 85 sen menjadi USD57,14.
Kenaikan ini setelah American Petroleum Institute mengumumkan bahwa pasokan minyak mentah di Amerika Serikat turun 7,4 juta barel pada pekan lalu. Jumlah itu hampir dua kali lipat dari penurunan ekspektasi analis, yaitu menurun sebesar 3,8 juta barel.
Meski demikian, Administrasi Informasi Energi AS mengatakan prospek minyak AS untuk bulan depan, akan menguat 780 ribu barel per hari (bpd) menjadi rekor tertinggi 10,02 juta barel per hari pada tahun 2018.
Hanya saja soal proyeksi kenaikan ini, beberapa analis melihat harga minyak masih sulit ditebak karena kenaikan produksi minyak AS akan dilawan dengan pemangkasan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Mengutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent International naik 50 sen atau 0,8% menjadi USD63,84 per barel pada pukul 01:52 GMT. Kenaikan ini seiring penutupan pipa utama di Laut Utara dan harga ini merupakan yang tertinggi sejak pertengahan tahun 2015.
Harga minyak Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) naik 36 sen atau 0,6% menjadi USD57,50 per barel, setelah sebelumnya turun 85 sen menjadi USD57,14.
Kenaikan ini setelah American Petroleum Institute mengumumkan bahwa pasokan minyak mentah di Amerika Serikat turun 7,4 juta barel pada pekan lalu. Jumlah itu hampir dua kali lipat dari penurunan ekspektasi analis, yaitu menurun sebesar 3,8 juta barel.
Meski demikian, Administrasi Informasi Energi AS mengatakan prospek minyak AS untuk bulan depan, akan menguat 780 ribu barel per hari (bpd) menjadi rekor tertinggi 10,02 juta barel per hari pada tahun 2018.
Hanya saja soal proyeksi kenaikan ini, beberapa analis melihat harga minyak masih sulit ditebak karena kenaikan produksi minyak AS akan dilawan dengan pemangkasan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
(ven)