BI Ungkap Dua Sumber Baru Pertumbuhan Ekonomi Jakarta
A
A
A
SOLO - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan DKI Jakarta mengatakan, bahwa sumber baru untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi Jakarta adalah sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Jika Pemda DKI mampu mengoptimalkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, maka akan menambah pertumbuhan ekonomi sebesar 0,2-0,4%.
"Kami mendorong pemerintah provinsi untuk mulai mengembangkan pariwisata di Ibukota. Hal ini dilakukan demi meningkatkan perekonomian DKI Jakarta dengan adanya diversifikasi sumber ekonomi baru," kata Kepala KPw BI DKI Jakarta, Doni P. Joewono saat media gathering BI Kantor Perwakian DKIJakarta di kereta wisata menuju Solo, Jawa Tengah, Rabu (13/12).
Dia melanjutkan, sebenarnya untuk sektor pariwisata, DKI Jakarta memiliki sejumlah destinasi potensial yang bisa dijadikan sebagai wisata unggulan misalnya kawasan Kota Tua dan Kepulauan Seribu. Namun sayangnya, berdasarkan data, Jakarta tidak termasuk dalam jajaran 20 besar negara tujuan wisata oleh wisatawan internasional.
"Jakarta memiliki potensi yang besar karena merupakan kota destinasi kelima dengan pertumbuhan tercepat. Tapi, Jakarta kalah bersaing dengan negara Shanghai China, Istanbul Turki, Kuala Lumpur Malaysia, bahkan Bangkok, Thailand yang menduduki posisi pertama," beber Doni.
Untuk itu, sumber pertumbuhan ekonomi baru harus segera dipikirkan oleh pemerintah provinsi. Pasalnya, dalam hal menarik minat wisatawan, DKI Jakarta dinilai masih tertinggal dibandingkan daerah lain yang ada di Indonesia.
"Yogyakarta itu sudah mengkreasikan banyak tempat wisata baru sehingga orang mau datang ke sana. Sekarang sudah tentu waktunya DKI Jakarta mulai mengreasikan tempat-tempat wisata," katanya.
Lebih lanjut dia menuturkan, anggaran pemerintah DKI Jakarta untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif juga perlu ditingkatkan. Sebab, dua sektor tersebut merupakan sumber baru pertumbuhan ekonomi Ibu Kota.
Maka dari itu, lanjut Doni, kedepan pihaknya pun berharap jika Pemprov DKI Jakarta bisa serius mengembangkan Kepulauan Seribu yang masuk dalam 10 destinasi pariwisata. "Tapi pengembangan itu masih jauh dari harapan karena saat ini baru sekitar 100-an ribu wisatawan yang datang ke Pulau Seribu dari target 1 juta di tahun 2019," ujarnya.
Hingga kuartal III 2017, perekonomian DKI Jakarta tumbuh 6,29% lebih tinggi dari proyeksi sebesar 6%. Hal tersebut didorong oleh investasi dan perdagangan neto antar daerah. Sementara itu, investasi meningkat melalui infrastuktur dan konstruksi.
Sedangkan industri pengolahan masih memiliki peran besar dalam perekonomian. Adapun inflasi Jakarta mencapai 3,33% hingga November 2017. "Fungsi intermediasi perbankan belum sepenuhnya pulih, kredit DKI Jakarta mencapai 9,1%," pungkasnya.
"Kami mendorong pemerintah provinsi untuk mulai mengembangkan pariwisata di Ibukota. Hal ini dilakukan demi meningkatkan perekonomian DKI Jakarta dengan adanya diversifikasi sumber ekonomi baru," kata Kepala KPw BI DKI Jakarta, Doni P. Joewono saat media gathering BI Kantor Perwakian DKIJakarta di kereta wisata menuju Solo, Jawa Tengah, Rabu (13/12).
Dia melanjutkan, sebenarnya untuk sektor pariwisata, DKI Jakarta memiliki sejumlah destinasi potensial yang bisa dijadikan sebagai wisata unggulan misalnya kawasan Kota Tua dan Kepulauan Seribu. Namun sayangnya, berdasarkan data, Jakarta tidak termasuk dalam jajaran 20 besar negara tujuan wisata oleh wisatawan internasional.
"Jakarta memiliki potensi yang besar karena merupakan kota destinasi kelima dengan pertumbuhan tercepat. Tapi, Jakarta kalah bersaing dengan negara Shanghai China, Istanbul Turki, Kuala Lumpur Malaysia, bahkan Bangkok, Thailand yang menduduki posisi pertama," beber Doni.
Untuk itu, sumber pertumbuhan ekonomi baru harus segera dipikirkan oleh pemerintah provinsi. Pasalnya, dalam hal menarik minat wisatawan, DKI Jakarta dinilai masih tertinggal dibandingkan daerah lain yang ada di Indonesia.
"Yogyakarta itu sudah mengkreasikan banyak tempat wisata baru sehingga orang mau datang ke sana. Sekarang sudah tentu waktunya DKI Jakarta mulai mengreasikan tempat-tempat wisata," katanya.
Lebih lanjut dia menuturkan, anggaran pemerintah DKI Jakarta untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif juga perlu ditingkatkan. Sebab, dua sektor tersebut merupakan sumber baru pertumbuhan ekonomi Ibu Kota.
Maka dari itu, lanjut Doni, kedepan pihaknya pun berharap jika Pemprov DKI Jakarta bisa serius mengembangkan Kepulauan Seribu yang masuk dalam 10 destinasi pariwisata. "Tapi pengembangan itu masih jauh dari harapan karena saat ini baru sekitar 100-an ribu wisatawan yang datang ke Pulau Seribu dari target 1 juta di tahun 2019," ujarnya.
Hingga kuartal III 2017, perekonomian DKI Jakarta tumbuh 6,29% lebih tinggi dari proyeksi sebesar 6%. Hal tersebut didorong oleh investasi dan perdagangan neto antar daerah. Sementara itu, investasi meningkat melalui infrastuktur dan konstruksi.
Sedangkan industri pengolahan masih memiliki peran besar dalam perekonomian. Adapun inflasi Jakarta mencapai 3,33% hingga November 2017. "Fungsi intermediasi perbankan belum sepenuhnya pulih, kredit DKI Jakarta mencapai 9,1%," pungkasnya.
(akr)