Pastikan Listrik Aman, PLN Jabar Siaga Selama Natal-Tahun Baru
A
A
A
BANDUNG - PLN Distribusi Jawa Barat memastikan pasokan listrik pada Natal, Tahun Baru, dan libur panjang aman. Sejumlah titik rawan yang berpotensi terjadi gangguan listrik, juga telah diantisipasi dengan menyiapkan tenaga dan peralatan pendukung.
General Manajer PLN Distribusi Jawa Barat, Iwan Purnama mengaku, jelang momen Natal dan Tahun Baru 2018, PLN Jabar telah mengantisipasi dengan melakukan persiapan personel, kendaraan, peralatan, material distribusi, hingga SOP bila terjadi gangguan listrik. Sebanyak 15 area yang masuk wilayah PLN Jabar telah menyatakan kesiapannya melalui apel siaga yang dilakukan di daerahnya masing-masing.
"Cadangan listrik pada Natal dan Tahun Baru sekitar 4.000 sampai 5.000 megawatt atau 30%. Masyarakat tidak perlu khawatir terkait suplai. Kami pun memastikan pasokan ke tempat-tempat ibadah dan keramaian aman. Kami pun menempatkan petugas di beberapa tempat ibadah yang besar, mengantisipasi bila terjadi gangguan," jelas Iwan di Bandung, Kamis (21/12/2017).
Menurut dia, PLN melakukan masa siaga selama hampir tiga minggu, tepatnya mulai 18 Desember 2017 hingga 8 Januari 2018. Selama masa siaga, semua sumber daya manusia (SDM) PLN Jawa Barat berjaga selama 24 jam. Mereka siap melakukan berbagai tindakan, apabila terjadi kendala pada sistem distribusi.
Selama masa siaga, lanjut dia, PLN tidak akan melakukan rencana pemeliharaan rutin. Pemeliharaan akan dilakukan bila terjadi gangguan yang tidak direncanakan, misalnya tower roboh atau korsleting pada trafo atau jaringan.
Tidak hanya itu, PLN Distribusi Jawa Barat juga telah melakukan pemetaan beberapa kawasan yang dianggap rawan terjadi gangguan listrik akibat bencana alam. Seperti pohon tumbang, pergerakan tanah, atau banjir. Dua daerah yang masuk radar PLN untuk diantisipasi adalah Cianjur dan Sukabumi. Antisipasi diharapkan dapat mempercepat proses penanganan bila terjadi gangguan listrik.
"Kami melakukan antisipasi di dua daerah itu, karena memang biasanya gangguan terjadi di sana. Baru-baru ini juga ada puluhan tiang listrik yang rubuh di Sukabumi. Tapi sudah kami tangani. Kemudian di Dayeuhkolot misalnya, kami melakukan peninggian gardu induk agar tidak terendam banjir," beber dia.
Diakui Iwan, pada Natal dan Tahun Baru 2018, beban puncak penggunaan listrik dipastikan turun dari hari biasanya. Beban pada siang hari saat Natal diperkirakan sekitar 4.600 MW dan beban malam hari sekitar 5.500 MW. Sementara saat tahun baru, beban puncak sekitar 5.300 MW.
Pada hari biasa, rata-rata beban puncak penggunaan listrik di Jawa Barat antara 6.000 hingga 7.200 MW. Turunnya penggunaan listrik terjadi karena banyak kantor dan industri yang libur. Begitupun dengan pelanggan rumah tangga yang diperkirakan akan banyak melakukan aktivitas di luar rumah.
General Manajer PLN Distribusi Jawa Barat, Iwan Purnama mengaku, jelang momen Natal dan Tahun Baru 2018, PLN Jabar telah mengantisipasi dengan melakukan persiapan personel, kendaraan, peralatan, material distribusi, hingga SOP bila terjadi gangguan listrik. Sebanyak 15 area yang masuk wilayah PLN Jabar telah menyatakan kesiapannya melalui apel siaga yang dilakukan di daerahnya masing-masing.
"Cadangan listrik pada Natal dan Tahun Baru sekitar 4.000 sampai 5.000 megawatt atau 30%. Masyarakat tidak perlu khawatir terkait suplai. Kami pun memastikan pasokan ke tempat-tempat ibadah dan keramaian aman. Kami pun menempatkan petugas di beberapa tempat ibadah yang besar, mengantisipasi bila terjadi gangguan," jelas Iwan di Bandung, Kamis (21/12/2017).
Menurut dia, PLN melakukan masa siaga selama hampir tiga minggu, tepatnya mulai 18 Desember 2017 hingga 8 Januari 2018. Selama masa siaga, semua sumber daya manusia (SDM) PLN Jawa Barat berjaga selama 24 jam. Mereka siap melakukan berbagai tindakan, apabila terjadi kendala pada sistem distribusi.
Selama masa siaga, lanjut dia, PLN tidak akan melakukan rencana pemeliharaan rutin. Pemeliharaan akan dilakukan bila terjadi gangguan yang tidak direncanakan, misalnya tower roboh atau korsleting pada trafo atau jaringan.
Tidak hanya itu, PLN Distribusi Jawa Barat juga telah melakukan pemetaan beberapa kawasan yang dianggap rawan terjadi gangguan listrik akibat bencana alam. Seperti pohon tumbang, pergerakan tanah, atau banjir. Dua daerah yang masuk radar PLN untuk diantisipasi adalah Cianjur dan Sukabumi. Antisipasi diharapkan dapat mempercepat proses penanganan bila terjadi gangguan listrik.
"Kami melakukan antisipasi di dua daerah itu, karena memang biasanya gangguan terjadi di sana. Baru-baru ini juga ada puluhan tiang listrik yang rubuh di Sukabumi. Tapi sudah kami tangani. Kemudian di Dayeuhkolot misalnya, kami melakukan peninggian gardu induk agar tidak terendam banjir," beber dia.
Diakui Iwan, pada Natal dan Tahun Baru 2018, beban puncak penggunaan listrik dipastikan turun dari hari biasanya. Beban pada siang hari saat Natal diperkirakan sekitar 4.600 MW dan beban malam hari sekitar 5.500 MW. Sementara saat tahun baru, beban puncak sekitar 5.300 MW.
Pada hari biasa, rata-rata beban puncak penggunaan listrik di Jawa Barat antara 6.000 hingga 7.200 MW. Turunnya penggunaan listrik terjadi karena banyak kantor dan industri yang libur. Begitupun dengan pelanggan rumah tangga yang diperkirakan akan banyak melakukan aktivitas di luar rumah.
(ven)