Ini Penyebab Desember 2017 Alami Inflasi
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada Desember 2017 terjadi inflasi sebesar 0,71%. Penyebab utama inflasi ini yaitu kenaikan bahan makanan dan tarif angkutan udara pada periode tersebut.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, pada Desember 2017 inflasi yang terjadi terhadap bahan makanan sebesar 2,26% dengan andil sebesar 0,46%. Beberapa bahan makanan yang memberikan andil terhadap inflasi adalah kenaikan harga beras, ikan segar, telur ayam ras, daging ayam ras, hingga cabai merah.
"Ada beberapa komoditas yang memberikan andil yaitu kenaikan harga beras, ikan segar, dan telur ayam ras masing-masing 0,08% dan daging ayam ras, serta cabai merah 0,06%. Cabai rawit, wortel andilnya sekitar 0,01%-0,02%. Ada sumbangan terhadap deflasi yaitu bawang merah," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Sementara untuk bahan makanan jadi, inflasinya mencapai 0,30% dan andil terhadap inflasi Desember 2017 sebesar 0,05%. Ini terjadi karena ada kenaikan harga untuk nasi dan lauk pauk, rokok kretek, serta rokok kretek filter.
"Untuk perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar inflasinya 0,17% dan andilnya 0,04%. Penyebabnya karena ada isu kelangkaan LPG 3 kg sehingga terjadi kenaikan harga LPG di 60 kota IHK. Sedangkan sandang aman andilnya 0,01%, pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak punya andil, dan transportasi, komunikasi dan jasa keuangan andilnya 0,14%," imbuh dia.
Sementara itu, tarif angkutan udara andilnya sebesar 0,9%. Ini terjadi karena meningkatnya permintaan tiket pesawat selama libur Natal dan Tahun Baru 2018.
"Ini penyebabnya karena kenaikan tarif angkutan udara 0,9%, karena meningkatnya permintaan saat Natal dan tahun baru. Sementara kereta api 0,2%, dan tarif angkutan antar kota 0,01%. Jadi lebih dipicu kenaikan angkutan udara," kata Suhariyanto.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, pada Desember 2017 inflasi yang terjadi terhadap bahan makanan sebesar 2,26% dengan andil sebesar 0,46%. Beberapa bahan makanan yang memberikan andil terhadap inflasi adalah kenaikan harga beras, ikan segar, telur ayam ras, daging ayam ras, hingga cabai merah.
"Ada beberapa komoditas yang memberikan andil yaitu kenaikan harga beras, ikan segar, dan telur ayam ras masing-masing 0,08% dan daging ayam ras, serta cabai merah 0,06%. Cabai rawit, wortel andilnya sekitar 0,01%-0,02%. Ada sumbangan terhadap deflasi yaitu bawang merah," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Sementara untuk bahan makanan jadi, inflasinya mencapai 0,30% dan andil terhadap inflasi Desember 2017 sebesar 0,05%. Ini terjadi karena ada kenaikan harga untuk nasi dan lauk pauk, rokok kretek, serta rokok kretek filter.
"Untuk perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar inflasinya 0,17% dan andilnya 0,04%. Penyebabnya karena ada isu kelangkaan LPG 3 kg sehingga terjadi kenaikan harga LPG di 60 kota IHK. Sedangkan sandang aman andilnya 0,01%, pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak punya andil, dan transportasi, komunikasi dan jasa keuangan andilnya 0,14%," imbuh dia.
Sementara itu, tarif angkutan udara andilnya sebesar 0,9%. Ini terjadi karena meningkatnya permintaan tiket pesawat selama libur Natal dan Tahun Baru 2018.
"Ini penyebabnya karena kenaikan tarif angkutan udara 0,9%, karena meningkatnya permintaan saat Natal dan tahun baru. Sementara kereta api 0,2%, dan tarif angkutan antar kota 0,01%. Jadi lebih dipicu kenaikan angkutan udara," kata Suhariyanto.
(izz)