82% Perusahaan Besar Jepang Proyeksi Ekonomi 2018 Positif

Rabu, 03 Januari 2018 - 14:02 WIB
82% Perusahaan Besar...
82% Perusahaan Besar Jepang Proyeksi Ekonomi 2018 Positif
A A A
TOKYO - Sekitar 82% perusahaan besar di Jepang memperkirakan ekonomi Jepang 2018 akan tumbuh positif, dengan alasan adanya pemulihan investasi modal dan belanja pribadi perusahaan. Namun, mereka juga berhati-hati dalam menaikkan upah, menurut sebuah survei Kyodo News.

Seperti dikutip dari Japan Times, Rabu (3/1/2018), presentase tersebut naik tajam dari survei serupa di tahun sebelumnya, di mana 58% perusahaan memperkirakan pertumbuhan, mengindikasikan bisnis semakin optimis terhadap prospek ekonomi domestik.

Dari 109 perusahaan yang disurvei antara akhir November hingga awal Desember, 89 termasuk Toyota Motor Corp dan Sony Corp mengatakan bahwa mereka memperkirakan ekonomi akan meningkat tahun ini, diikuti oleh 17 perusahaan yang mengatakan bahwa mereka memperkirakan pertumbuhan akan mendatar. Tidak ada yang memproyeksikan perlambatan.

Ketika ditanya mengapa mereka berpikir ekonomi akan berkembang, 59 perusahaan menyebutkan peningkatan pengeluaran bisnis, 45 pemulihan dalam konsumsi individual, 34 perusahaan menilai memperluas ekspor dan 24 ekonomi AS yang membaik, lebih dari satu jawaban dibolehkan.

Sementara untuk harga saham, 49 perusahaan memperkirakan rata-rata saham di indeks Nikkei 225 yang naik pada 2017 untuk tahun keenam berturut-turut, terus berlanjut pada 2018, dibandingkan 31 yang mengatakan bahwa indeks kemungkinan akan mendatar. Tidak ada perusahaan yang memproyeksikan penurunan saham.

Mengenai permintaan Perdana Menteri Shinzo Abe untuk kenaikan upah 3%, Japan Inc menunjukkan respons yang tidak antusias. Hanya lima perusahaan yang mengatakan bahwa mereka mendukung permintaan perdana menteri, sementara 61 perusahaan mengatakan kenaikan upah harus diputuskan oleh masing-masing perusahaan dan industri.

Ketika ditanya tentang kebijakan upah mereka untuk 2018, 14 perusahaan mengatakan bahwa mereka akan menaikkan upah dan 12 perusahaan mengatakan upah akan tetap mendatar.

Sebagian besar atau 85 perusahaan mengatakan bahwa laba ditahan mereka meningkat. Tapi hanya satu yang mengatakan akan meningkatkan upah bila memiliki dana ekstra untuk cadangan, sementara 19 perusahaan mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan investasi modal.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1541 seconds (0.1#10.140)