Wika Realty Kembangkan Tiga Jenis Proyek Baru di 2018
A
A
A
JAKARTA - Tahun 2018 yang disebut-sebut sebagai tahun politik, justru tidak menghalangi PT Wika Realty untuk terus berinovasi. Di tahun ini, mereka akan mengembangkan tiga jenis proyek baru, yaitu Landed House, High-Rise, dan Recurring Projects.
Direktur Utama PT Wika Realty, Agung Salladin mengatakan, untuk High-Rise ada lima proyek. Pertama, Tamansari Hive Residence di Jalan DI Panjaitan, Cawang Jakarta yang akan mulai dipasarkan pada Semester I 2018. Luas tanah 5.000 m2 dengan nilai investasi Rp430 miliar. Kedua, proyek Permata Hijau, Jakarta yang akan mulai dipasarkan pada Semester I 2018. Luas tanah 4.700 m2 dengan nilai investasi Rp510 miliar.
Ketiga, proyek Kelapa Gading, Jakarta yang akan mulai dipasarkan pada Semester II 2018. Luas tanah 1,9 hektare dengan nilai investasi Rp1,4 triliun. Keempat, proyek di Depok yang akan mulai dipasarkan pada Semester II 2018. Luas tanah 8.200 m2 dengan nilai investasi Rp850 miliar. Kelima, proyek Keputih, Surabaya yang akan mulai dipasarkan pada Semester II 2018. Luas tanah 9.700 m2 dengan nilai investasi Rp1,2 triliun.
Sedangkan Landed House ada empat proyek. Pertama, proyek Palembang yang akan mulai dipasarkan pada Semester II 2018. Luas tanah 20 hektare dengan investasi Rp670 miliar. Kedua, proyek Parangloe Makassar yang akan mulai dipasarkan pada Semester I 2018. Luas tanah 55 hektare dengan investasi Rp2,1 triliun.
Ketiga, proyek Lahan Bintaro, Tangerang yang akan mulai dipasarkan pada Semester II 2018. Luas tanah 7,3 hektare dengan investasi Rp4,5 triliun. Keempat, proyek Soreang, Jawa Barat yang akan mulai dipasarkan pada Semester II 2018. Luas tanah 14 hektare dengan nilai investasi Rp760 miliar.
Sementara Recurring ada tiga proyek. Pertama, proyek Laswi, Bandung. Luas tanah 21 hektare dengan nilai Rp1,8 triliun. Kedua, proyek di Central Business Sudirman, Jakarta. Luas tanah 16.000 m2 dengan investasi Rp12,5 triliun. Ketiga, proyek Integrated Building Soekarno-Hatta Airport, Jakarta. Luas tanah 17.000 m2 dengan nilai investasi Rp470 miliar.
"Persentase recurring income Wika Realty saat ini adalah 8.46%, di mana persentase tersebut rencananya akan ditingkatkan menjadi 12%," ujar Agung Salladin di kantor pusat Wika Realty, Tamansari Hive Office, Jakarta, Rabu (17/1/2018).
Saat ini, terang dia, Wika Realty menguasai lahan-lahan baik berupa milik sendiri maupun KSO. "Saat ini kami mengembangkan lahan seluas 285 ha, baik yang dimiliki sendiri maupun bekerja sama dengan pihak lain," ungkap Agung.
Adapun yang sudah dan sedang dikembangkan seluas 160 hektare, sedangkan yang belum dikembangkan adalah seluas 125 hektare. Lokasi dari proyek-proyek tersebut tersebar di beberapa kota, antara lain Medan, Bandung, Bekasi, Jakarta, Depok, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Samarinda, Balikpapan, Makassar, Manado, dan Kendari.
Direktur Utama PT Wika Realty, Agung Salladin mengatakan, untuk High-Rise ada lima proyek. Pertama, Tamansari Hive Residence di Jalan DI Panjaitan, Cawang Jakarta yang akan mulai dipasarkan pada Semester I 2018. Luas tanah 5.000 m2 dengan nilai investasi Rp430 miliar. Kedua, proyek Permata Hijau, Jakarta yang akan mulai dipasarkan pada Semester I 2018. Luas tanah 4.700 m2 dengan nilai investasi Rp510 miliar.
Ketiga, proyek Kelapa Gading, Jakarta yang akan mulai dipasarkan pada Semester II 2018. Luas tanah 1,9 hektare dengan nilai investasi Rp1,4 triliun. Keempat, proyek di Depok yang akan mulai dipasarkan pada Semester II 2018. Luas tanah 8.200 m2 dengan nilai investasi Rp850 miliar. Kelima, proyek Keputih, Surabaya yang akan mulai dipasarkan pada Semester II 2018. Luas tanah 9.700 m2 dengan nilai investasi Rp1,2 triliun.
Sedangkan Landed House ada empat proyek. Pertama, proyek Palembang yang akan mulai dipasarkan pada Semester II 2018. Luas tanah 20 hektare dengan investasi Rp670 miliar. Kedua, proyek Parangloe Makassar yang akan mulai dipasarkan pada Semester I 2018. Luas tanah 55 hektare dengan investasi Rp2,1 triliun.
Ketiga, proyek Lahan Bintaro, Tangerang yang akan mulai dipasarkan pada Semester II 2018. Luas tanah 7,3 hektare dengan investasi Rp4,5 triliun. Keempat, proyek Soreang, Jawa Barat yang akan mulai dipasarkan pada Semester II 2018. Luas tanah 14 hektare dengan nilai investasi Rp760 miliar.
Sementara Recurring ada tiga proyek. Pertama, proyek Laswi, Bandung. Luas tanah 21 hektare dengan nilai Rp1,8 triliun. Kedua, proyek di Central Business Sudirman, Jakarta. Luas tanah 16.000 m2 dengan investasi Rp12,5 triliun. Ketiga, proyek Integrated Building Soekarno-Hatta Airport, Jakarta. Luas tanah 17.000 m2 dengan nilai investasi Rp470 miliar.
"Persentase recurring income Wika Realty saat ini adalah 8.46%, di mana persentase tersebut rencananya akan ditingkatkan menjadi 12%," ujar Agung Salladin di kantor pusat Wika Realty, Tamansari Hive Office, Jakarta, Rabu (17/1/2018).
Saat ini, terang dia, Wika Realty menguasai lahan-lahan baik berupa milik sendiri maupun KSO. "Saat ini kami mengembangkan lahan seluas 285 ha, baik yang dimiliki sendiri maupun bekerja sama dengan pihak lain," ungkap Agung.
Adapun yang sudah dan sedang dikembangkan seluas 160 hektare, sedangkan yang belum dikembangkan adalah seluas 125 hektare. Lokasi dari proyek-proyek tersebut tersebar di beberapa kota, antara lain Medan, Bandung, Bekasi, Jakarta, Depok, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Samarinda, Balikpapan, Makassar, Manado, dan Kendari.
(ven)