Erick Thohir Bikin 'Raksasa' Hotel BUMN, Begini Progresnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Progres pembentukan Holding Hotel BUMN sudah memasuki tahap penandatanganan Conditional Sales & Purchase Agreement (CSPA), dan transaksi Holding Hotel BUMN , juga Transaksi Jual Beli Saham Hotel Indonesia Group (HIG).
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo menyebut, penandatanganan tersebut meliputi dua aspek, pertama transaksi Holding Hotel BUMN yang merupakan proses inbreng 11 hotel milik PT Hotel Indonesia Natour, 9 hotel PT Pegadaian dan 1 hotel PT Aerowisata kepada PT Wika Realty.
Kedua, transaksi pembelian saham PT Patra Jasa yang ada di PT Hotel Indonesia Group oleh PT Wika Realty. Dengan begitu Hotel Indonesia Group akan memiliki pemegang saham baru yaitu PT Hotel Indonesia Natour sebesar 51 persen dan Wika Realty sebesar 49 persen. "Pembentukan Holding Hotel yang merupakan langkah untuk mengoptimalkan dan meningkatkan nilai hotel-hotel BUMN, hari ini memasuki tahapan dan tonggak baru," ujar Kartika dikutip dalam website Kementerian BUMN, Rabu (16/6/2021).
Konsolidasi bisnis hotel-hotel BUMN dilaksanakan sejalan dengan upaya menjadikan BUMN sebagai institusi bisnis yang kompetitif, sekaligus mengatur lini bisnis hotel BUMN. Tiko, sapaan akrab Kartika menilai, BUMN induk yang sebelumnya membawahi anak-anak usaha hotel dapat fokus menjalankan bisnis intinya.
Pembentukan holding hotel merupakan upaya efisiensi dan menjadikan BUMN sebagai global player yang berperan penting dalam mendukung industri kepariwisataan dan kegiatan perekonomian Indonesia. Bahkan, di akhir perjalanannya nanti, BUMN melalui Hotel Indonesia Group akan menjadi operator hotel terbesar ketiga di Indonesia dengan mengelola lebih dari 100 unit hotel milik BUMN.
Sebelum sampai ke tahap itu, Hotel Indonesia Group pada April lalu telah melaksanakan rebranding, dimana, dilaksanakan pergantian nama hotel BUMN secara menyeluruh, dan hotel BUMN ke depan akan memiliki tiga brand, yaitu KHAS hotel untuk kelompok hotel bintang 3 atau budget hotel. Truntum, untuk hotel bintang 4. Dan Meru, untuk brand bintang 5, yang salah satunya Hotel Merusaka - Nusa Dua.
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo menyebut, penandatanganan tersebut meliputi dua aspek, pertama transaksi Holding Hotel BUMN yang merupakan proses inbreng 11 hotel milik PT Hotel Indonesia Natour, 9 hotel PT Pegadaian dan 1 hotel PT Aerowisata kepada PT Wika Realty.
Kedua, transaksi pembelian saham PT Patra Jasa yang ada di PT Hotel Indonesia Group oleh PT Wika Realty. Dengan begitu Hotel Indonesia Group akan memiliki pemegang saham baru yaitu PT Hotel Indonesia Natour sebesar 51 persen dan Wika Realty sebesar 49 persen. "Pembentukan Holding Hotel yang merupakan langkah untuk mengoptimalkan dan meningkatkan nilai hotel-hotel BUMN, hari ini memasuki tahapan dan tonggak baru," ujar Kartika dikutip dalam website Kementerian BUMN, Rabu (16/6/2021).
Konsolidasi bisnis hotel-hotel BUMN dilaksanakan sejalan dengan upaya menjadikan BUMN sebagai institusi bisnis yang kompetitif, sekaligus mengatur lini bisnis hotel BUMN. Tiko, sapaan akrab Kartika menilai, BUMN induk yang sebelumnya membawahi anak-anak usaha hotel dapat fokus menjalankan bisnis intinya.
Pembentukan holding hotel merupakan upaya efisiensi dan menjadikan BUMN sebagai global player yang berperan penting dalam mendukung industri kepariwisataan dan kegiatan perekonomian Indonesia. Bahkan, di akhir perjalanannya nanti, BUMN melalui Hotel Indonesia Group akan menjadi operator hotel terbesar ketiga di Indonesia dengan mengelola lebih dari 100 unit hotel milik BUMN.
Sebelum sampai ke tahap itu, Hotel Indonesia Group pada April lalu telah melaksanakan rebranding, dimana, dilaksanakan pergantian nama hotel BUMN secara menyeluruh, dan hotel BUMN ke depan akan memiliki tiga brand, yaitu KHAS hotel untuk kelompok hotel bintang 3 atau budget hotel. Truntum, untuk hotel bintang 4. Dan Meru, untuk brand bintang 5, yang salah satunya Hotel Merusaka - Nusa Dua.
(nng)