Jasa Armada Incar Peluang Bisnis di Sektor Migas
A
A
A
JAKARTA - PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) mengincar peluang bisnis jasa pemanduan dan penundaan kapal dari kegiatan operasional perusahaan minyak dan gas (migas). Direktur Utama Jasa Armada Indonesia Dawam Atmosudiro mengatakan, peluang perusahaan menggarap jasa pandu tunda bagi perusahaan migas tergantung SKK Migas.
"Kalau potensi terserah SKK, SKK yang punya, SKK ngasih ya saya kerjakan. Tahun ini bisa lebih 5 terminal dikasih," ujar Dawam di Jakarta, Jumat (19/1/2018).
(Baca Juga: Perluas Pangsa Pasar, Jasa Armada Gandeng BUMN China
Lebih lanjut Ia menjelaskan, perusahaan baru saja bekerja sama dengan PetroChina International Jabung Ltd untuk operasi pelayanan pemanduan dan penundaan kapal di wilayah perairan pandu luar biasa TUKS PetroChina Marine Terminal, Tanjung Jabung, Provinsi Jambi.
"Selain PetroChina, tergantung SKK ngasih restu, saya tidak bisa nyatakan peluang berapa persen tergantung SKK," katanya.
Menurut Dawam, potensi bisnis migas di Indonesia cukup menjanjikan, sehingga juga dapat menyeret perusahaan lain seperti Jasa Armada Indonesia untuk menikmati keuntungan. "Potensi pasar minyak Indonesia berapa? Dikonversi dalam ton, rata-rata 70 ribu ton, berapa puluh kapal yang akan gerak? Itu separuhnya adalah SKK, separuhnya Pertamina, anggap saja dari separuh dikasih berapa," pungkasnya.
"Kalau potensi terserah SKK, SKK yang punya, SKK ngasih ya saya kerjakan. Tahun ini bisa lebih 5 terminal dikasih," ujar Dawam di Jakarta, Jumat (19/1/2018).
(Baca Juga: Perluas Pangsa Pasar, Jasa Armada Gandeng BUMN China
Lebih lanjut Ia menjelaskan, perusahaan baru saja bekerja sama dengan PetroChina International Jabung Ltd untuk operasi pelayanan pemanduan dan penundaan kapal di wilayah perairan pandu luar biasa TUKS PetroChina Marine Terminal, Tanjung Jabung, Provinsi Jambi.
"Selain PetroChina, tergantung SKK ngasih restu, saya tidak bisa nyatakan peluang berapa persen tergantung SKK," katanya.
Menurut Dawam, potensi bisnis migas di Indonesia cukup menjanjikan, sehingga juga dapat menyeret perusahaan lain seperti Jasa Armada Indonesia untuk menikmati keuntungan. "Potensi pasar minyak Indonesia berapa? Dikonversi dalam ton, rata-rata 70 ribu ton, berapa puluh kapal yang akan gerak? Itu separuhnya adalah SKK, separuhnya Pertamina, anggap saja dari separuh dikasih berapa," pungkasnya.
(akr)