AS Terapkan Tarif Tinggi Impor, China dan Korsel Kena Dampak
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) telah menyetujui kebijakan tarif kontroversial impor untuk beberapa produk seperti mesin cuci dan panel surya. Langkah ini sejalan dengan kebijakan perdagangan 'America First' yang diusung Presiden Donald Trump yang bertujuan untuk melindungi produsen lokal dari persaingan produk luar negeri.
Seperti dilansir BBC, Selasa (23/1/2018) kebijakan ini diyakini akan sangat berdampak pada produsen panel surya asal China dan produsen mesin cuci dari Korea Selatan (Korsel). Kedua negara tersebut telah mengeluarkan kritik keras terhadap kebijakan tarif yang kerap disampaikan oleh Presiden Trump.
Tindakan tersebut dilihat sebagai langkah awal perdagangan presiden yang paling signifikan sejak keputusannya untuk menarik AS keluar dari kesepakatan kemitraan Trans Pacific (TPP) dan menegosiasikan kembali Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA).
Alasan pengetatan kebijakan tarif telah disetujui oleh Presiden Trump setelah Komisi Perdagangan Internasional AS menemukan fakta bahwa produsen lokal tergerus oleh produk impor yang lebih murah. Tarif yang ditetapkan untuk panel surya lebih rendah dari perkiraan produsen AS dalam negeri begitu juga dengan mesin cuci.
Namun kini menjadi lebih mahal mencapai 50% dalam beberapa kasus, seperti tercatat dalam dokumen AS. Korea Selatan memberikan respons dengan menegaskan bakal mengajukan protes ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dengan alasan tarif tersebut berlebihan dan sangat disayangkan.
Perusahaan asal Korsel termasuk Samsung dan LG seperti diketahui bersaing ketat dalam pasar mesin cuci dengan perusahaan AS seperti Whirlpool. Sementara China, produsen panel surya terbesar di dunia, mengatakan langkah tersebut akan semakin merusak iklim perdagangan global.
Bagaimana tarif ini akan berlaku, diterangkan yakni 1,2 juta pertama mesin cuci impor untuk tahun pertama akan ditetapkan dari 20% dan berikutnya bisa mencapai 50%. Sedangkan pada tahun ketiga masing-masing bakal turun 16% hingga 40%.
Sementara itu, kenaikan tarif pada panel surya impor dan modul di tahun pertama akan menjadi 30%, turun menjadi 15% pada tahun keempat. Meskipun 2,5 gigawatt (GW) sel impor akan diizinkan dalam tarif bebas setiap tahunnya.
Seperti dilansir BBC, Selasa (23/1/2018) kebijakan ini diyakini akan sangat berdampak pada produsen panel surya asal China dan produsen mesin cuci dari Korea Selatan (Korsel). Kedua negara tersebut telah mengeluarkan kritik keras terhadap kebijakan tarif yang kerap disampaikan oleh Presiden Trump.
Tindakan tersebut dilihat sebagai langkah awal perdagangan presiden yang paling signifikan sejak keputusannya untuk menarik AS keluar dari kesepakatan kemitraan Trans Pacific (TPP) dan menegosiasikan kembali Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA).
Alasan pengetatan kebijakan tarif telah disetujui oleh Presiden Trump setelah Komisi Perdagangan Internasional AS menemukan fakta bahwa produsen lokal tergerus oleh produk impor yang lebih murah. Tarif yang ditetapkan untuk panel surya lebih rendah dari perkiraan produsen AS dalam negeri begitu juga dengan mesin cuci.
Namun kini menjadi lebih mahal mencapai 50% dalam beberapa kasus, seperti tercatat dalam dokumen AS. Korea Selatan memberikan respons dengan menegaskan bakal mengajukan protes ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dengan alasan tarif tersebut berlebihan dan sangat disayangkan.
Perusahaan asal Korsel termasuk Samsung dan LG seperti diketahui bersaing ketat dalam pasar mesin cuci dengan perusahaan AS seperti Whirlpool. Sementara China, produsen panel surya terbesar di dunia, mengatakan langkah tersebut akan semakin merusak iklim perdagangan global.
Bagaimana tarif ini akan berlaku, diterangkan yakni 1,2 juta pertama mesin cuci impor untuk tahun pertama akan ditetapkan dari 20% dan berikutnya bisa mencapai 50%. Sedangkan pada tahun ketiga masing-masing bakal turun 16% hingga 40%.
Sementara itu, kenaikan tarif pada panel surya impor dan modul di tahun pertama akan menjadi 30%, turun menjadi 15% pada tahun keempat. Meskipun 2,5 gigawatt (GW) sel impor akan diizinkan dalam tarif bebas setiap tahunnya.
(akr)