Hunian Favorit Jabodetabek
A
A
A
JAKARTA - Pasar properti Indonesia pada tahun ini disebut sejumlah kalangan akan lebih menarik dan prospektif dibandingkan tahun 2017 lalu. Bicara lokasi, wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) masih menjadi area favorit incaran konsumen.
Konsep properti Indonesia yang diminati masyarakat, terutama generasi milenial, saat mencari hunian umumnya tak hanya mengutamakan bentuk bangunannya. Sebenarnya ada banyak sekali pertimbangan psikologis sebagai faktor yang tepat untuk memilih sebuah hunian.
Di samping pemilihan spesifikasi bangunan dan lokasinya, saat ini konsumen mulai peka saat memilih desain dan konsep properti yang ditawarkan pengembang. Maka dari itu, cermat mengetahui kebutuhan pasar merupakan kunci paling utama yang wajib dimiliki developer sebelum membangun proyek hunian.
Untuk lokasi, Jabodetabek masih menjadi lokasi incaran bagi responden yang membeli rumah, dengan Jakarta berada di posisi teratas, disusul Bogor. Di luar Jabodetabek, Bandung menjadi kota favorit selanjutnya. Kemudian disusul Surabaya dan Semarang.
Terkait harga, pasar properti di Indonesia ke depannya masih didominasi hunian dengan harga di bawah Rp1 miliar per unitnya. Kaum milenial pun mengincar tempat tinggal dengan harga menengah tersebut.
Menurut pengamat properti Panangian Simanungkalit, orientasi pengembang pada tahun ini mengarah pada pembangunan produk properti yang bisa dijangkau pasar generasi milenial. Apalagi segmen ini berpotensi untuk terus tumbuh hingga sepuluh tahun mendatang. Daya beli kelompok milenial, lanjut dia, didukung oleh orang tua yang sudah mapan secara ekonomi.
Kemampuan mereka dalam membeli properti hanya berkisar antara Rp500 juta sampai Rp1 miliar. “Namun, jumlah penduduk dari segmentasi ini akan terus bertambah secara signifikan karena adanya bonus demografi sehingga berpengaruh terhadap industri ini,” tutur Panangian.
Serpong di kawasan Tangerang, banyak menjadi pilihan masyarakat dan pengembang untuk membangun hunian. Kawasan ini memiliki akses tol langsung dan memiliki fasilitas penunjang yang lengkap sehingga penghuni rumah maupun apartemen bisa dengan mudah memenuhi kebutuhan hidup.
Selain itu, apabila disewakan, potensinya juga tinggi yang berasal dari mahasiswa di beberapa kampus ternama maupun para pekerja perkantoran yang banyak dibangun di Serpong. Untuk rumah tapak, lingkungan di daerah ini sudah terbentuk dengan baik. Salah satu perumahan unggulan yang ada di sana adalah Serpong Natura City.
Mengusung konsep small city seluas 205 hektare dengan gaya natural, perumahan yang dikembangkan oleh PT Serpong Karya Cemerlang itu telah sukses dibangun dan bahkan terjual sangat baik. Kawasan Sentul, Bogor, juga menjadi kawasan permukiman favorit bagi para pencari hunian.
Kondisi lahan di Sentul yang masih bayak tersedia untuk perumahan merupakan salah satu nilai tambah untuk melengkapi kawasan ini menjadi kota mandiri. Salah satunya yang dikembangkan, Sentul City yakni empat tower apartemen bernama Saffron dalam kawasan Centerra. “Target market apartemen Saffron memang di atas produk sebelumnya,” kata Andy Natanael, Wakil Presiden Direktur PT Sentul City Tbk. (Rendra Hanggara)
Konsep properti Indonesia yang diminati masyarakat, terutama generasi milenial, saat mencari hunian umumnya tak hanya mengutamakan bentuk bangunannya. Sebenarnya ada banyak sekali pertimbangan psikologis sebagai faktor yang tepat untuk memilih sebuah hunian.
Di samping pemilihan spesifikasi bangunan dan lokasinya, saat ini konsumen mulai peka saat memilih desain dan konsep properti yang ditawarkan pengembang. Maka dari itu, cermat mengetahui kebutuhan pasar merupakan kunci paling utama yang wajib dimiliki developer sebelum membangun proyek hunian.
Untuk lokasi, Jabodetabek masih menjadi lokasi incaran bagi responden yang membeli rumah, dengan Jakarta berada di posisi teratas, disusul Bogor. Di luar Jabodetabek, Bandung menjadi kota favorit selanjutnya. Kemudian disusul Surabaya dan Semarang.
Terkait harga, pasar properti di Indonesia ke depannya masih didominasi hunian dengan harga di bawah Rp1 miliar per unitnya. Kaum milenial pun mengincar tempat tinggal dengan harga menengah tersebut.
Menurut pengamat properti Panangian Simanungkalit, orientasi pengembang pada tahun ini mengarah pada pembangunan produk properti yang bisa dijangkau pasar generasi milenial. Apalagi segmen ini berpotensi untuk terus tumbuh hingga sepuluh tahun mendatang. Daya beli kelompok milenial, lanjut dia, didukung oleh orang tua yang sudah mapan secara ekonomi.
Kemampuan mereka dalam membeli properti hanya berkisar antara Rp500 juta sampai Rp1 miliar. “Namun, jumlah penduduk dari segmentasi ini akan terus bertambah secara signifikan karena adanya bonus demografi sehingga berpengaruh terhadap industri ini,” tutur Panangian.
Serpong di kawasan Tangerang, banyak menjadi pilihan masyarakat dan pengembang untuk membangun hunian. Kawasan ini memiliki akses tol langsung dan memiliki fasilitas penunjang yang lengkap sehingga penghuni rumah maupun apartemen bisa dengan mudah memenuhi kebutuhan hidup.
Selain itu, apabila disewakan, potensinya juga tinggi yang berasal dari mahasiswa di beberapa kampus ternama maupun para pekerja perkantoran yang banyak dibangun di Serpong. Untuk rumah tapak, lingkungan di daerah ini sudah terbentuk dengan baik. Salah satu perumahan unggulan yang ada di sana adalah Serpong Natura City.
Mengusung konsep small city seluas 205 hektare dengan gaya natural, perumahan yang dikembangkan oleh PT Serpong Karya Cemerlang itu telah sukses dibangun dan bahkan terjual sangat baik. Kawasan Sentul, Bogor, juga menjadi kawasan permukiman favorit bagi para pencari hunian.
Kondisi lahan di Sentul yang masih bayak tersedia untuk perumahan merupakan salah satu nilai tambah untuk melengkapi kawasan ini menjadi kota mandiri. Salah satunya yang dikembangkan, Sentul City yakni empat tower apartemen bernama Saffron dalam kawasan Centerra. “Target market apartemen Saffron memang di atas produk sebelumnya,” kata Andy Natanael, Wakil Presiden Direktur PT Sentul City Tbk. (Rendra Hanggara)
(nfl)