Dolar AS Tertekan Yen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

Rabu, 24 Januari 2018 - 10:48 WIB
Dolar AS Tertekan Yen,...
Dolar AS Tertekan Yen, Rupiah Lanjutkan Penguatan
A A A
JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) melanjutkan penguatan di pasar spot pada Rabu (24/1/2018). Indeks Bloomberg mencatat rupiah dibuka menguat 2 poin atau 0,02% menjadi Rp13.329 per USD. Laju rupiah semakin menguat pada pukul 10.24 WIB, dengan naik 10 poin atau 0,07% menjadi Rp13.321 per USD, dibanding penutupan Selasa di level Rp13.331 per USD.

Hal sama juga tercatat di data Yahoo Finance, di mana mata uang NKRI pada Rabu pagi ini dibuka menguat 2 poin atau 0,02% menjadi Rp13.316 per USD, dibanding penutupan kemarin di angka Rp13.318 per USD.

Data SINDOnews yang bersumber dari Limas, rupiah pada Rabu pagi ini dibuka di level Rp13.316 per USD, terapresiasi 4 poin dari penutupan Selasa di angka Rp13.320 per USD.

Adapun kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah pada Rabu (24/1) berada di Rp13.321 per USD, terdepresiasi 3 poin dari patokan Rp13.318 per USD di hari Selasa kemarin.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan rupiah berada di zona positif karena adanya langkah strategis yang ditetapkan pemerintah dan Bank Indonesia untuk menjaga inflasi agar tetap stabil.

Penguatan rupiah juga dipengaruhi menguatnya mata uang Asia, seperti yen Jepang yang berhasil menekan USD, karena keputusan Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneter tetap stabil. Melansir dari Reuters, Dolar AS tergelincir ke level 110,06 yen pada satu titik, level terendah sejak 15 September 2017.

Greenback telah turun hampir 2,3% terhadap yen sejauh bulan ini, menempatkannya di jalur untuk penurunan bulanan terbesar sejak Januari tahun lalu. Dolar AS pun menyentuh level terendah empat bulan terhadap yen. USD tertekan karena keuntungan yield mata uang AS akan mulai terkikis seiring seiring bank sentral melakukan pemulihan stimulus besar mereka.

Analis mengatakan setelah Bank of Japan memangkas pembelian obligasi pemerintahnya yang telah lama beredar dalam operasi pasar awal bulan ini, memicu spekulasi keluarnya stimulus besar. Spekulasi tersebut terus mendukung yen. "Ini membuat tren negatif lebih besar untuk dolar," kata Stephen Innes, kepala perdagangan Asia-Pasifik untuk Oanda di Singapura.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5533 seconds (0.1#10.140)