Bos JP Morgan Beri Peringatan Bakal PHK Ribuan Pekerja di Inggris
A
A
A
NEW YORK - Kepala Eksekutif JP Morgan mengatakan, pihaknya kemungkinan besar bakal mengurangi 16.000 tenaga kerja mereka di Inggris atau lebih dari seperempat, apabila peraturan keuangan berubah setelah Brexit. Jamie Dimon sebelumnya menerangkan bahwa bank AS tidak perlu melakukan pemangkasan drastis pada hari pertama referendum keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa (UE).
Seperti dilansir BBC, Kamis (25/1/2018) kemudian CEO JP Morgan tersebut merevisi estimasi jangka panjang atas pengurangan tenaga kerja makin besar apabila perundingan Brexit gagal menghasilkan peraturan yang mendekati kondisi saat ini. Dimon menambahkan, skenario seperti ini dapat membahayakan status London sebagai pusat keuangan.
Peringatan juga sempat disampaikan menjelang referendum bahwa 4.000 pekerjaan bisa menghilang apabila Inggrus memilih untuk meninggalkan UE. Sejak saat itu, JP Morgan telah merevisi perkiraan tersebut menjadi antara 500 sampai 1.000 pekerjaan bakal kena PHK, meski banyak orang mengabaikan ancaman tersebut yang disebut sebagai bagian dari "Project Fear".
Dalam sebuah wawancara dengan BBC saat World Economic Forum di Davos, Dimon mengakui bahwa ternyata bank tidak perlu melakukan langkah drastis pada hari pertama Brexit. Tapi dia menambahkan hal itu bisa mengalami kenaikan lagi.
"Jika kita tidak dapat menemukan pengakuan timbal balik atas peraturan - dan ada banyak orang kesal dengan orang Inggris karena telah pergi dan menginginkan keuntungan mereka - maka itu bisa menjadi buruk, bisa lebih dari 4.000," terangnya.
Pesona Macron
Ketika ditanya apakah hasil itu akan merupakan ancaman nyata bagi kesuksesan masa depan London sebagai pusat keuangan, dia memberikan satu kata jawaban: "Yap." Seorang juru bicara pemerintah mengatakan bahwa pihaknya bertekad untuk mempertahankan "daya saing London sekarang dan di masa depan".
Hal itu termasuk kemitraan dengan UE. "Berdasarkan aturan dan regulasi di saat yang sama, awalnya yakni kepercayaan bersama terhadap perdagangan bebas dan komitmen terhadap standar peraturan yang tinggi". Tapi jika peringatan Jamie Dimon akan terjadi, kemana pekerjaan ini akan pindah?
JP Morgan, bersama dengan bank AS lain yakni Goldman Sachs, telah mengindikasikan bahwa Frankfurt akan menjadi penerima manfaat utama dari hijrahnya para pekerja dari Inggris. Namun saat World Economic Forum, Jamie Dimon tampaknya terkesan dengan tawaran dari Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Macron mengundang Dimon, bersama dengan lebih dari seratus kepala eksekutif internasional, ke Istana Versailles pekan ini dan serangan pesona tampaknya akan berhasil. Menurut Dimon, hal itu semata bukan hanya gaya tapi juga substansi.
"Inilah pria berusia 39 tahun yang membentuk partainya sendiri dan dalam setahun memenangkan mayoritas parlemen. Dia berbicara dan menjawab pertanyaan selama dua jam dan pro-bisnis, pro-kapital, pro-reformasi.," kata Dimon.
Seperti dilansir BBC, Kamis (25/1/2018) kemudian CEO JP Morgan tersebut merevisi estimasi jangka panjang atas pengurangan tenaga kerja makin besar apabila perundingan Brexit gagal menghasilkan peraturan yang mendekati kondisi saat ini. Dimon menambahkan, skenario seperti ini dapat membahayakan status London sebagai pusat keuangan.
Peringatan juga sempat disampaikan menjelang referendum bahwa 4.000 pekerjaan bisa menghilang apabila Inggrus memilih untuk meninggalkan UE. Sejak saat itu, JP Morgan telah merevisi perkiraan tersebut menjadi antara 500 sampai 1.000 pekerjaan bakal kena PHK, meski banyak orang mengabaikan ancaman tersebut yang disebut sebagai bagian dari "Project Fear".
Dalam sebuah wawancara dengan BBC saat World Economic Forum di Davos, Dimon mengakui bahwa ternyata bank tidak perlu melakukan langkah drastis pada hari pertama Brexit. Tapi dia menambahkan hal itu bisa mengalami kenaikan lagi.
"Jika kita tidak dapat menemukan pengakuan timbal balik atas peraturan - dan ada banyak orang kesal dengan orang Inggris karena telah pergi dan menginginkan keuntungan mereka - maka itu bisa menjadi buruk, bisa lebih dari 4.000," terangnya.
Pesona Macron
Ketika ditanya apakah hasil itu akan merupakan ancaman nyata bagi kesuksesan masa depan London sebagai pusat keuangan, dia memberikan satu kata jawaban: "Yap." Seorang juru bicara pemerintah mengatakan bahwa pihaknya bertekad untuk mempertahankan "daya saing London sekarang dan di masa depan".
Hal itu termasuk kemitraan dengan UE. "Berdasarkan aturan dan regulasi di saat yang sama, awalnya yakni kepercayaan bersama terhadap perdagangan bebas dan komitmen terhadap standar peraturan yang tinggi". Tapi jika peringatan Jamie Dimon akan terjadi, kemana pekerjaan ini akan pindah?
JP Morgan, bersama dengan bank AS lain yakni Goldman Sachs, telah mengindikasikan bahwa Frankfurt akan menjadi penerima manfaat utama dari hijrahnya para pekerja dari Inggris. Namun saat World Economic Forum, Jamie Dimon tampaknya terkesan dengan tawaran dari Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Macron mengundang Dimon, bersama dengan lebih dari seratus kepala eksekutif internasional, ke Istana Versailles pekan ini dan serangan pesona tampaknya akan berhasil. Menurut Dimon, hal itu semata bukan hanya gaya tapi juga substansi.
"Inilah pria berusia 39 tahun yang membentuk partainya sendiri dan dalam setahun memenangkan mayoritas parlemen. Dia berbicara dan menjawab pertanyaan selama dua jam dan pro-bisnis, pro-kapital, pro-reformasi.," kata Dimon.
(akr)