Investor Muda Senangi Metode Menabung Saham

Sabtu, 27 Januari 2018 - 20:34 WIB
Investor Muda Senangi Metode Menabung Saham
Investor Muda Senangi Metode Menabung Saham
A A A
JAKARTA - Tren investasi di pasar modal semakin digemari oleh kalangan anak muda. Berbagai strategi untuk mendorong literasi dilakukan demi meningkatkan penetrasi pasar modal di tengah masyarakat Indonesia. Salah satunya seperti yang aktif dilakukan MNC Sekuritas dengan terus meresmikan Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga kini mencapai 106 tersebar di berbagai kampus.

Galeri yang terkini berada di Universitas Krisnadwipayana (Unkris), Jakarta. Perseroan secara khusus telah melatih (trainer of trainers) 15 orang untuk menurunkan ilmunya kepada rekan lainnya.

Salah seorang yang ikut adalah mahasiswa jurusan manajemen FE Universitas Krisnadwipayana Alfa Ricky Oktafian. Ia mengaku telah menekuni dunia pasar modal sejak baru masuk kuliah tahun 2016 silam. Dia tertarik berinvestasi setelah membaca blog para trader pasar modal yang sukses. Investasi pertamanya dimulai Rp100 ribu dan kemudian terus ditambah bertahap hingga mencapai Rp1,3 juta.

"Saya baca kisah sukses trader pasar modal yang mampu beli mobil VW dalam empat bulan. Karena itu saya tertarik untuk mempelajari hingga sekarang," ujar Alfa dalam peresmian Galeri Investasi milik MNC Sekuritas, Sabtu (27/1/2018).

Alfa mengatakan dulu dia memilih untuk bertransaksi dalam hitungan menit dan butuh waktu sekitar lima bulan hingga bisa menebak arah pergerakan saham. Namun kini dia mulai beralih untuk menabung saham atau berinvestasi pada beberapa saham yang memiliki fundamental dan tren menjanjikan.

"Dulu saya transaksi setiap menit yang membuat saya stres. Namun bersama MNC Sekuritas saya ingin investasi pada beberapa saham emiten saja. Transaksi di komputer dilakukan hanya sekali dalam sehari di luar jam kuliah. Ini jauh lebih tenang," ujarnya.

Tantangan menabung saham menurutnya ialah memahami fundamental suatu emiten dan memprediksi bagaimana arahnya ke depan. Dia memanfaatkan hari perdagangan dengan memantau pergerakan harga dan saat perdagangan berhenti, dia mengevaluasi rekam jejak pergerakan saham tersebut. Karena itu, dia berharap perusahaan sekuritas dapat memberikan ilmu dan masukan untuk membaca tren suatu emiten.

"Saya biasanya berpatokan pada fluktuasi harga, apakah itu naik atau turun harganya maksimal Rp4.000. Biasanya saham Waskita Karya atau Unilever selalu stabil. Karena itu kami butuh pendamping dari perusahaan sekuritas dan dosen," ujarnya.

Beruntung juga dari pihak keluarganya mendukung untuk menekuni investasi pasar modal. Kakaknya yang bekerja di perusahaan asuransi juga membantu menjelaskan karakter dan perbedaan investasi di saham syariah dan konvensional. Namun dia tetap terobsesi untuk menjadi pengusaha di bidang pangan dan menjadikan investasi ini sebagai pendukung.

"Saat ini saya sudah niatkan menginvestasikan uang tabungan Rp500 ribu setiap enam bulan. Karena saya masih sibuk kuliah, ya segitu mampunya," ujarnya tertawa.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1774 seconds (0.1#10.140)