Melihat Peluang Bisnis Jauh ke Depan

Jum'at, 02 Februari 2018 - 16:30 WIB
Melihat Peluang Bisnis...
Melihat Peluang Bisnis Jauh ke Depan
A A A
Salah satu pendiri dan CEO perusahaan perangkat lunak dan semi konduktor Nvidia, Jen-Hsun Huang (Jensen), sudah melihat peluang bisnis komputer sejak lebih dari satu dekade lalu. Saat itu dia mulai mengembangkan produk berbasis komputer demi menyongsong era kecerdasan buatan (AI) yang kini melambung.

"Saya benar-benar ingin mengembangkan teknologi itu lebih maju lagi," ujar Huang, dikutip Fortune. Namun, Huang tidak ingin rekan-rekannya stres sehingga memberikan waktu liburan cukup panjang setiap enam bulan sekali. Dia sangat optimistis bisnis yang sedang digarapnya akan meraih sukses yang besar.

Huang merupakan salah satu CEO yang memiliki tato ketika sebagian besar CEO dalam Fortune 500 tidak memilikinya. Dia mengaku tato itu menjadi salah satu saksi kerja keras dan kesuksesannya. Huang lahir di Taiwan dan memiliki pengalaman dan ilmu mumpuni di bidang listrik, teknologi, dan komputer. Berdasarkan testimoni sebagian besar CEO di industri komputer, Huang juga dikenal sebagai orang yang visioner sehingga perusahaannya sudah beberapa tahun lebih maju dibanding perusahaan lain.

"Dia merupakan salah satu orang yang unik yang mengombinasikan visi dan eksekusi," kata CEO Adobe Shantanu Narayen. Huang juga sering disejajarkan dengan Jeff Bezos dan Elon Musk.

Bagi sebagian orang, Nvidia mungkin masih menjadi perusahaan yang jarang didengar. Hal itu dapat dimaklumi karena Nvidia bukan pembuat aplikasi chatting atau mesin pencari. Namun, semua operasi itu bisa berjalan karena perangkat keras buatan Nvidia. Dengan insting yang kuat, Huang berhasil membawa Nvidia meraup pendapatan yang signifikan. Selama tiga tahun terakhir penjualan Nvidia ratarata naik sekitar 19% dan keuntungan naik sebesar 56% per tahun. Dalam empat kuartal terakhir, Nvidia berhasil meraih total penjualan USD9 miliar dan keuntungan USD2,6 miliar.

Sejauh ini, di bawah kepemimpinan Huang, Nvidia berhasil menguasai 70% pasar GPU, meski persaingan kian ketat setelah Intel dan AMD melakukan revolusi teknologi baru. Jefferies dari Mark Lipacis menyatakan Nvidia telah merebut dominasi dari IBM yang berjaya pada 1950-an dan Microsoft dan Intel pada 1960-an. Jim Crammer dari CNBC juga menyatakan Nvidia merupakan salah satu perusahaan besar pada zaman sekarang.

Huang sendiri tidak menyangka kesuksesannya bisa sebesar ini ketika mendirikan Nvidia bersama Chris Malachowsky dan Curtis Priem pada 1993. Mereka semua merupakan ahli di bidang teknologi komputer. Huang, Malachowsky, dan Priem berkumpul dan berdiskusi di sebuah restoran di dekat rumah Huang. Mereka yakin pembuatan perangkat keras terlihat menjanjikan. Hal itu cukup untuk meyakinkan Huang keluar dari LSI. "Kami yakin model komputer ini akan menyelesaikan permasalahan di bidang komputer," kata Huang.

Saat itu bisnis video game memang sedang mem-booming ke seluruh dunia. Namun, di sisi lain, video game masih menghadapi permasalahan komputerisasi yang sangat menantang. Dengan berbekal USD40.000 dari pinjaman bank, Nvidia akhirnya didirikan. Awalnya perusahaan itu belum memiliki nama seperti sekarang. "Kami bingung mau memakai nama apa, jadi kami menamai semua files dengan NV dari next vision," ujar Huang.

Nvidia awalnya beroperasi di Sunnyvale, California. "Kantornya kecil. Kami makan di ruangan sebesar meja pingpong. Toiletnya juga dipakai bersama dengan perusahaan lain," kata Wakil Presiden Nvidia Jeff Fisher.

Produk pertama Nvidia bernama NV1 yang diluncurkan pada 1995, tahun dimulainya video game 3D. Penjualannya kurang baik. Meski begitu, Nvidia tidak menyerah dan terus melakukan pengembangan teknologi untuk mengalahkan 3dfx, ATi, dan S3. Salah satu strategi yang dipakai ialah menambah valuasinya.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1149 seconds (0.1#10.140)