Pemprov Jateng Dorong Aplikasi Produk UMKM
A
A
A
SEMARANG - Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi rakyat yang bisa diperhitungan. Terbukti, di tengah gejolak ekonomi gobal, sektor UMKM mampu bertahan.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah terus mendorong masyarakat berwirausaha di berbagai bidang. Karena, potensi UMKM yang ada di Jateng akan meningkatkan usaha rakyat.
"Bahkan, saat krisis ekonomi 1998 melanda, UMKM mampu bertahan di tengah guncangan ekonomi global," kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat Dialog Interaktif "Mas Ganjar Menyapa" yang digelar MNC Trijaya 89.8 FM Semarang, di rumah dinas Puri Gedeh, Semarang, Jateng, Selasa (6/2/2018).
Dialog interaktif bertajuk UMKM, dari Rakyat untuk Jateng itu, Ganjar menyebutkan, potensi UMKM yang tersebar di Jateng dengan produk yang didominasi batik, makanan, dan kerajinan tangan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 900 ribu orang, dengan perputaran uang UMKM mencapai kurang lebih Rp153 triliun.
Pihaknya mengkalim bahwa reformasi birokrasi yang digulirkan Pemprov Jateng sudah berjalan, termasuk di sektor UMKM. "Para pelaku UMKM adalah orang-orang yang berdikari sehingga perlu mendapat perhatian pemerintah. Salah satunya, keberadaan UMKM Center di Kota Semarang," kata dia.
Selain bisa menjual produknya di UMKM Center, para pelaku UMKM diharapkan bisa memberikan penjelasan berbagai informasi mengenai pengembangan, kemasan produk, akses permodalan dan lainnya.
"Banyak orang yang belum mengetahui bahwa ada fasilitas bagi pelaku UMKM di setiap dinas. Jika ada masalah-masalah seputar UMKM, mereka bisa datang ke kantor dinas terkait untuk berkonsultasi," terang Ganjar.
Gubernur mengatakan, ada lima hal penting dalam pengembangan UMKM. Yakni permodalan, kemasan, legalitas produk, dan SDM. Sehingga Pemprov Jateng terus mendorong lima aspek tersebut, salah satunya melalui aplikasi produk UMKM bernama Sadewa Market.
Aplikasi berbasis android tersebut sudah mengakomodasi sekitar 800 pelaku UMKM se-Jawa Tengah, selain itu untuk produk pertanian ada aplikasi Regopantes.com dan Eragano.com.
Sektor UMKM dengan beragam produknya, diyakini mampu memberikan dorongan dan membangun kemandirian perekonomian rakyat. "Sedangkan dari sisi pemasaran nonkonvensional bisa dilakukan melalui pameran-pameran yang diselenggarakan pemerintah di berbagai event," imbuhnya.
Selain itu, pemerintah juga membantu para UMKM mengakses permodalan. Di antaranya bantuan Kredit Mitra Jateng 25, Jamkrida, dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dengan kucuran kredit bunga rendah tanpa jaminan tersebut, para pelaku UMKM diharapkan mereka tidak kesulitan memperoleh modal guna mengembangkan usaha.
Data Badan BPS Jateng 2017 menyebutkan, jumlah usaha atau perusahaan di Jateng mencapai 4,17 juta. Sebanyak 4,13 juta atau 98% merupakan usaha mikro kecil dan lainnya adalah usaha menengah besar.
Sementara, berdasarkan periode sensus ekonomi 2016 yang dilaksanakan 2017, BPS Jateng telah melakukan pendataan usaha termasuk UMKM terkait dengan struktur pendekatan pengeluaran prospek dan kendala usaha.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah terus mendorong masyarakat berwirausaha di berbagai bidang. Karena, potensi UMKM yang ada di Jateng akan meningkatkan usaha rakyat.
"Bahkan, saat krisis ekonomi 1998 melanda, UMKM mampu bertahan di tengah guncangan ekonomi global," kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat Dialog Interaktif "Mas Ganjar Menyapa" yang digelar MNC Trijaya 89.8 FM Semarang, di rumah dinas Puri Gedeh, Semarang, Jateng, Selasa (6/2/2018).
Dialog interaktif bertajuk UMKM, dari Rakyat untuk Jateng itu, Ganjar menyebutkan, potensi UMKM yang tersebar di Jateng dengan produk yang didominasi batik, makanan, dan kerajinan tangan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 900 ribu orang, dengan perputaran uang UMKM mencapai kurang lebih Rp153 triliun.
Pihaknya mengkalim bahwa reformasi birokrasi yang digulirkan Pemprov Jateng sudah berjalan, termasuk di sektor UMKM. "Para pelaku UMKM adalah orang-orang yang berdikari sehingga perlu mendapat perhatian pemerintah. Salah satunya, keberadaan UMKM Center di Kota Semarang," kata dia.
Selain bisa menjual produknya di UMKM Center, para pelaku UMKM diharapkan bisa memberikan penjelasan berbagai informasi mengenai pengembangan, kemasan produk, akses permodalan dan lainnya.
"Banyak orang yang belum mengetahui bahwa ada fasilitas bagi pelaku UMKM di setiap dinas. Jika ada masalah-masalah seputar UMKM, mereka bisa datang ke kantor dinas terkait untuk berkonsultasi," terang Ganjar.
Gubernur mengatakan, ada lima hal penting dalam pengembangan UMKM. Yakni permodalan, kemasan, legalitas produk, dan SDM. Sehingga Pemprov Jateng terus mendorong lima aspek tersebut, salah satunya melalui aplikasi produk UMKM bernama Sadewa Market.
Aplikasi berbasis android tersebut sudah mengakomodasi sekitar 800 pelaku UMKM se-Jawa Tengah, selain itu untuk produk pertanian ada aplikasi Regopantes.com dan Eragano.com.
Sektor UMKM dengan beragam produknya, diyakini mampu memberikan dorongan dan membangun kemandirian perekonomian rakyat. "Sedangkan dari sisi pemasaran nonkonvensional bisa dilakukan melalui pameran-pameran yang diselenggarakan pemerintah di berbagai event," imbuhnya.
Selain itu, pemerintah juga membantu para UMKM mengakses permodalan. Di antaranya bantuan Kredit Mitra Jateng 25, Jamkrida, dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dengan kucuran kredit bunga rendah tanpa jaminan tersebut, para pelaku UMKM diharapkan mereka tidak kesulitan memperoleh modal guna mengembangkan usaha.
Data Badan BPS Jateng 2017 menyebutkan, jumlah usaha atau perusahaan di Jateng mencapai 4,17 juta. Sebanyak 4,13 juta atau 98% merupakan usaha mikro kecil dan lainnya adalah usaha menengah besar.
Sementara, berdasarkan periode sensus ekonomi 2016 yang dilaksanakan 2017, BPS Jateng telah melakukan pendataan usaha termasuk UMKM terkait dengan struktur pendekatan pengeluaran prospek dan kendala usaha.
(izz)