Dana Subsidi Sawit Didorong Fokus ke Pelatihan Tenaga Kerja
A
A
A
PONTIANAK - Dana sawit yang berupa subsidi dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) ke beberapa perusahan sawit skala besar didorong agar juga diperuntukkan ke pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor perkebunan sawit. Usulan ini disampaikan oleh Ketua Kamar Dagang dan Industri Nasional (Kadin) Kalimantan Barat (Kalbar) Santyoso Tio.
"Kedepannya kami usul atau himbau dana tersebut setengahnya paling tidak dapat diberikan ke Pemda dan perusahaan sawit yang telah bekerja sama untuk pengembangan keterampilan dan peningkatan skill tenaga kerja di sektor sawit, dari tenaga kerja lapangan sampai manajemen," kata Santyoso kepada SINDOnews.com di Pontianak, Rabu (7/2/2018).
Menurut Kalbar memiliki potensi besar dengan kebun sawit terluas di Indonesia, namun masih sangat membutuhkan peningkatan dan profesionalitas pekerja di perkebunan sawit. "Dengan SDM yang berkualitas dan profesional, tentu produksi sawit dan pengelolaan akan semakin baik, dan ini sudah berjalan seperti di Malaysia," paparnya.
Seperti diketahui, tahun lalu lima perusahaan sawit berskala besar mendapatkan subsidi dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dengan total mencapai Rp7,5 triliun sepanjang Januari hingga September 2017.
Lima perusahaan sawit itu terdiri dari Wilmar Group, Darmex Agro Group, Musim Mas, First Resources, dan Louis Dreyfus Company (LDC). "Yang sudah berjalan biarkanlah, tetapi ke depan baiknya fokus dulu ke pelatihan sumber daya manusianya," kata Santyoso.
Lebih lanjut Ia menambahkan, selain sektor sawit, tenaga kerja Kalbar di sektor lain juga sangat perlu untuk dikembangkan. Ia mencontohkan seperti perikanan, pertambangan dan jasa.
Selain peningkatan profesionalitas, kebijakan yang pro rakyat dengan memberikan stimulus-stimulus dan kemudahan perijinan terang Santyoso akan sangat membantu usaha rakyat. "Bila semua sektor bergerak tumbuh, diperkuat lagi dengan kemampuan SDM, ini tentu akan meningkatakan sumber pendapatan negara," tandasnya.
"Kedepannya kami usul atau himbau dana tersebut setengahnya paling tidak dapat diberikan ke Pemda dan perusahaan sawit yang telah bekerja sama untuk pengembangan keterampilan dan peningkatan skill tenaga kerja di sektor sawit, dari tenaga kerja lapangan sampai manajemen," kata Santyoso kepada SINDOnews.com di Pontianak, Rabu (7/2/2018).
Menurut Kalbar memiliki potensi besar dengan kebun sawit terluas di Indonesia, namun masih sangat membutuhkan peningkatan dan profesionalitas pekerja di perkebunan sawit. "Dengan SDM yang berkualitas dan profesional, tentu produksi sawit dan pengelolaan akan semakin baik, dan ini sudah berjalan seperti di Malaysia," paparnya.
Seperti diketahui, tahun lalu lima perusahaan sawit berskala besar mendapatkan subsidi dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dengan total mencapai Rp7,5 triliun sepanjang Januari hingga September 2017.
Lima perusahaan sawit itu terdiri dari Wilmar Group, Darmex Agro Group, Musim Mas, First Resources, dan Louis Dreyfus Company (LDC). "Yang sudah berjalan biarkanlah, tetapi ke depan baiknya fokus dulu ke pelatihan sumber daya manusianya," kata Santyoso.
Lebih lanjut Ia menambahkan, selain sektor sawit, tenaga kerja Kalbar di sektor lain juga sangat perlu untuk dikembangkan. Ia mencontohkan seperti perikanan, pertambangan dan jasa.
Selain peningkatan profesionalitas, kebijakan yang pro rakyat dengan memberikan stimulus-stimulus dan kemudahan perijinan terang Santyoso akan sangat membantu usaha rakyat. "Bila semua sektor bergerak tumbuh, diperkuat lagi dengan kemampuan SDM, ini tentu akan meningkatakan sumber pendapatan negara," tandasnya.
(akr)