Tersendat Lahan, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Rampung Akhir 2020
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengakui bahwa pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung molor. Awalnya, proyek tersebut direncanakan akan rampung pada 2019 atau di akhir periode pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).
(Baca Juga: Pinjaman Dana Kereta Cepat dari China Cair Bulan Depan)
Dia mengatakan, molornya pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung disebabkan karena pembebasan lahan untuk proyek tersebut yang sangat lama. Bahkan, hingga saat ini belum seluruh lahan berhasil dibebaskan.
"Kalau pembangunan sih molor. Karena pembebasan lahannya juga telat. Sampai sekarang ini masih banyak pebebasan lahan yang harus diminta persetujuan dari Kementerian Kehutanan," katanya di Gedung Kemenko bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (19/2/2018).
Saat ini, kata mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan ini, pembebasan lahan baru mencapai 55 kilometer (km). Dari jumlah tersebut, 22 km di antaranya untuk persiapan pembangunan dan 33 km untuk persiapan land clearing.
(Baca Juga: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Belum Butuh Suntikan Dana dari China)
Dengan molornya pembebasan lahan, Rini memperkirakan bahwa pembangunan kereta cepat baru bisa selesai dalam jangka waktu 32 bulan mulai dari Februari 2018. Hal ini berarti, proyek prestisius tersebut baru rampung pada Oktober 2020.
"Kami masih sangat berharap. Kan sekarang hitungannya 32 bulan, 32 bulan dari pembangunan sekarang sudah mulai land clearing di Halim, jadi semoga 32 bulan dari Halim dan bulan ini," jelas Rini.
(Baca Juga: Pinjaman Dana Kereta Cepat dari China Cair Bulan Depan)
Dia mengatakan, molornya pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung disebabkan karena pembebasan lahan untuk proyek tersebut yang sangat lama. Bahkan, hingga saat ini belum seluruh lahan berhasil dibebaskan.
"Kalau pembangunan sih molor. Karena pembebasan lahannya juga telat. Sampai sekarang ini masih banyak pebebasan lahan yang harus diminta persetujuan dari Kementerian Kehutanan," katanya di Gedung Kemenko bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (19/2/2018).
Saat ini, kata mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan ini, pembebasan lahan baru mencapai 55 kilometer (km). Dari jumlah tersebut, 22 km di antaranya untuk persiapan pembangunan dan 33 km untuk persiapan land clearing.
(Baca Juga: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Belum Butuh Suntikan Dana dari China)
Dengan molornya pembebasan lahan, Rini memperkirakan bahwa pembangunan kereta cepat baru bisa selesai dalam jangka waktu 32 bulan mulai dari Februari 2018. Hal ini berarti, proyek prestisius tersebut baru rampung pada Oktober 2020.
"Kami masih sangat berharap. Kan sekarang hitungannya 32 bulan, 32 bulan dari pembangunan sekarang sudah mulai land clearing di Halim, jadi semoga 32 bulan dari Halim dan bulan ini," jelas Rini.
(izz)