Tahun 2017, Ekspor Industri Alas Kaki Capai USD4,7 Miliar
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan, sepanjang tahun 2017 industri alas kaki nasional mencatatkan nilai ekspor sebesar USD4,7 miliar (sekitar Rp62 triliun). Angka itu naik 2,1% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai USD4,6 miliar.
"Pertumbuhan ini jelas memberikan harapan besar bagi para pelaku industri alas kaki dan industri barang dari kulit di dalam negeri, termasuk untuk sektor industri kecil dan menengah (IKM)," kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih dalam keterangan resmi, Selasa (20/2/2018).
Gati menjelaskan, kinerja positif dari industri alas kaki nasional lantaran juga didorong upaya pemerintah menciptakan iklim usaha yang kondusif di Tanah Air. Kemenperin mencatat, sebaran IKM alas kaki di Indonesia mencapai 32.562 unit usaha yang menyerap tenaga kerja 113.907 orang.
Secara makro, sambung dia, dalam periode lima tahun (2012-2016), terjadi peningkatan signifikan terhadap konsumsi per kapita masyarakat Indonesia terhadap alas kaki yang semula hanya dua pasang menjadi lebih dari tiga pasang per tahun.
"Melihat potret pasar saat ini, kami yakin di masa mendatang untuk konsumsi alas kaki di dalam negeri akan semakin meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan tingkat kemakmuran atau daya beli masyarakat," tuturnya.
Sementara itu, dilihat dari kinerja pertumbuhan, kelompok industri kulit, barang jadi kulit dan alas kaki nasional berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor ini mampu tumbuh sebesar 8,51% pada tahun 2016. Dari sisi kontribusi, sektor ini telah menyumbang PDB nasional sebesar 1,56% pada tahun 2016 dari sektor nonmigas.
Berdasarkan World Footwear Market 2016, Asia masih mendominasi 87% produksi alas kaki dunia, dan Indonesia berada pada posisi ke-4 dengan total produksi mencapai 1 miliar pasang per tahun, atau sekitar 4,4% kontribusi produksi alas kaki Indonesia ke dunia.
Agar terus mampu bersaing di pasar dunia, Kemenperin membuat strategi pengembangan IKM alas kaki nasional yang akan difokuskan pada penguatan eksistensi dan kemajuan organisasi. Sedangkan pada strategi pertumbuhan IKM, difokuskan pada wirausahan baru dan penyebaran IKM alas kaki di dalam negeri.
Gati menambahkan, IKM alas kaki saat ini dituntut harus mampu menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi pada produk yang dihasilkan. Salah satu upaya strategis yang perlu dilakukan adalah meningkatkan pembangunan sektor ekonomi industri dengan memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kualitas produk.
"Tiga pilar utama pengembangan organisasi terkait Knowledge, Training dan Design, Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) akan fokus pada pengembangan SDM industri yang akan menunjang sektor IKM alas kaki," ujarnya.
Terdapat, beberapa program prioritas yang dilaksanakan, antara lain pengembangan standard kompetensi SDM industri, penumbuhan wirausaha baru dan mendorong program national branding untuk IKM alas kaki.
"Pertumbuhan ini jelas memberikan harapan besar bagi para pelaku industri alas kaki dan industri barang dari kulit di dalam negeri, termasuk untuk sektor industri kecil dan menengah (IKM)," kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih dalam keterangan resmi, Selasa (20/2/2018).
Gati menjelaskan, kinerja positif dari industri alas kaki nasional lantaran juga didorong upaya pemerintah menciptakan iklim usaha yang kondusif di Tanah Air. Kemenperin mencatat, sebaran IKM alas kaki di Indonesia mencapai 32.562 unit usaha yang menyerap tenaga kerja 113.907 orang.
Secara makro, sambung dia, dalam periode lima tahun (2012-2016), terjadi peningkatan signifikan terhadap konsumsi per kapita masyarakat Indonesia terhadap alas kaki yang semula hanya dua pasang menjadi lebih dari tiga pasang per tahun.
"Melihat potret pasar saat ini, kami yakin di masa mendatang untuk konsumsi alas kaki di dalam negeri akan semakin meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan tingkat kemakmuran atau daya beli masyarakat," tuturnya.
Sementara itu, dilihat dari kinerja pertumbuhan, kelompok industri kulit, barang jadi kulit dan alas kaki nasional berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor ini mampu tumbuh sebesar 8,51% pada tahun 2016. Dari sisi kontribusi, sektor ini telah menyumbang PDB nasional sebesar 1,56% pada tahun 2016 dari sektor nonmigas.
Berdasarkan World Footwear Market 2016, Asia masih mendominasi 87% produksi alas kaki dunia, dan Indonesia berada pada posisi ke-4 dengan total produksi mencapai 1 miliar pasang per tahun, atau sekitar 4,4% kontribusi produksi alas kaki Indonesia ke dunia.
Agar terus mampu bersaing di pasar dunia, Kemenperin membuat strategi pengembangan IKM alas kaki nasional yang akan difokuskan pada penguatan eksistensi dan kemajuan organisasi. Sedangkan pada strategi pertumbuhan IKM, difokuskan pada wirausahan baru dan penyebaran IKM alas kaki di dalam negeri.
Gati menambahkan, IKM alas kaki saat ini dituntut harus mampu menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi pada produk yang dihasilkan. Salah satu upaya strategis yang perlu dilakukan adalah meningkatkan pembangunan sektor ekonomi industri dengan memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kualitas produk.
"Tiga pilar utama pengembangan organisasi terkait Knowledge, Training dan Design, Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) akan fokus pada pengembangan SDM industri yang akan menunjang sektor IKM alas kaki," ujarnya.
Terdapat, beberapa program prioritas yang dilaksanakan, antara lain pengembangan standard kompetensi SDM industri, penumbuhan wirausaha baru dan mendorong program national branding untuk IKM alas kaki.
(fjo)