Pangkas Rantai Distribusi, JNE Luncurkan Friendly Logistic
A
A
A
BANDUNG - PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) bersama PT. Prakasa Trada Solusi (PTS) meluncurkan terobosan baru bernama Friendly Logistic untuk menekan rantai distribusi yang cendrung mahal. Program ini diharapkan memudahkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam bertransaksi secara digital.
Dirut JNE M Feriadi mengatakan, terobosan ini merupakan solusi atau end to end solutions bagi para UMKM lokal. Seperti digital marketing, warehousing, technology develompment, shipping management dan delivery. Friendly Logistic dibuat dengan biaya yang terjangkau.
“Pada awalnya, PTS melihat potensi dan kebutuhan distribusi usaha digital UMKM di Indonesia yang sangat tinggi. Sementara para pelaku Industri kreatif disibukan dengan proses warehousing serta packaging. Karena besarnya kebutuhan tersebut, sehingga berpotensi menurunkan konsentrasi terhadap pengembangan design dan penjualan,” jelasnya di Bandung, Selasa (27/2/2018).
Menurut dia, dengan warehouse seluas 552 meter dan pengelolaan gudang mencapai 9000 unit, saat ini friendly logistic tengah mengelola lebih dari 10.000 transaksi tiap bulannya. Dari klien PTS ada 5 tenaga professional yang khusus menangani layanan friendly logistics. Mereka menangani sekitar 200 pcs per hari dari penerimaan pemesanan.
Menurut VP of Marketing JNE Eri Palgunadi, JNE memiliki kapasitas dalam bidang jasa kiriman dengan didukung lebih dari 40.000 karyawan, 7.000 armada, serta 6.000 titik layanan di seluruh Indonesia. “JNE menjadi official partner PTS yang menyediakan Infrastruktur logistic untuk kebutuhan pengiriman last mile delivery, termasuk kiriman international,” pungkas dia.
Berdasarkan data dari Kemenkop hanya sekitar 3% para UMKM dapat memanfaatkan platform online dari total 59,2 juta UKM di Indonesia. Sehingga salah satu fokus strategi perusahaan di tahun ini untuk dapat menciptakan layanan fulfillment center bagi UMKM.
Dirut JNE M Feriadi mengatakan, terobosan ini merupakan solusi atau end to end solutions bagi para UMKM lokal. Seperti digital marketing, warehousing, technology develompment, shipping management dan delivery. Friendly Logistic dibuat dengan biaya yang terjangkau.
“Pada awalnya, PTS melihat potensi dan kebutuhan distribusi usaha digital UMKM di Indonesia yang sangat tinggi. Sementara para pelaku Industri kreatif disibukan dengan proses warehousing serta packaging. Karena besarnya kebutuhan tersebut, sehingga berpotensi menurunkan konsentrasi terhadap pengembangan design dan penjualan,” jelasnya di Bandung, Selasa (27/2/2018).
Menurut dia, dengan warehouse seluas 552 meter dan pengelolaan gudang mencapai 9000 unit, saat ini friendly logistic tengah mengelola lebih dari 10.000 transaksi tiap bulannya. Dari klien PTS ada 5 tenaga professional yang khusus menangani layanan friendly logistics. Mereka menangani sekitar 200 pcs per hari dari penerimaan pemesanan.
Menurut VP of Marketing JNE Eri Palgunadi, JNE memiliki kapasitas dalam bidang jasa kiriman dengan didukung lebih dari 40.000 karyawan, 7.000 armada, serta 6.000 titik layanan di seluruh Indonesia. “JNE menjadi official partner PTS yang menyediakan Infrastruktur logistic untuk kebutuhan pengiriman last mile delivery, termasuk kiriman international,” pungkas dia.
Berdasarkan data dari Kemenkop hanya sekitar 3% para UMKM dapat memanfaatkan platform online dari total 59,2 juta UKM di Indonesia. Sehingga salah satu fokus strategi perusahaan di tahun ini untuk dapat menciptakan layanan fulfillment center bagi UMKM.
(akr)