Pemimpin Harus Ciptakan Harmoni dan Kolaborasi

Kamis, 01 Maret 2018 - 18:20 WIB
Pemimpin Harus Ciptakan Harmoni dan Kolaborasi
Pemimpin Harus Ciptakan Harmoni dan Kolaborasi
A A A
BISNIS manajemen investasi dihadapkan pada tantangan untuk mengedukasi masyarakat agar memanfaatkan kekayaannya lebih optimal melalui pasar modal. Tak kalah menantang adalah maraknya investasi bodong.

Hal itu disadari betul oleh Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Legowo Kusumonegoro. Pria yang telah berkarier sejak awal reksa dana hadir di Tanah Air itu menilai kompetisi yang sebenarnya bukanlah dengan sesama pelaku industri manajemen investasi, melainkan melawan penawaran investasi bodong dan perilaku konsumtif yang akan menyedot uang nasabah.

Kombinasi pengalaman panjang dan cita rasa seni membuat MAMI di bawah kepemimpinan Legowo bisa fleksibel namun efektif. Berikut wawancara KORAN SINDO dengan Legowo di Jakarta belum lama ini.

Apa tantangan industri manajemen investasi pada tahun politik ini?
Tahun ini tidak ada kekhawatiran meskipun tetap ada gonjang-ganjing karena momen tahun politik dengan pilkada dan pilpres. Tahun ini juga berbeda dari momen pemilu sebelumnya. Misalnya, waktu 2014 ada isu taper tantrum yang menekan rupiah sehingga iklim investasi kurang nyaman. Tahun 2018 ini iklim investasi positif karena pertumbuhan dunia mulai pulih, baik di negara berkembang maupun negara maju. Tahun ini juga sepertinya positif karena akan serba populis. Artinya pemerintah akan menghindari kenaikan BBM dan listrik, lalu disertai subsidi langsung yang marak menjelang pemilu dan pilkada.

Bagaimana perkembangan industri manajemen investasi sejauh ini?
Tantangan dalam bisnis manajemen investasi adalah isu mengedukasi masyarakat untuk memanfaatkan kekayaannya lebih optimal melalui pasar modal. Pekerjaan ini dilakukan sejak pertama kali reksa dana diresmikan pada 1996 dan tidak pernah tuntas. Prosesnya butuh waktu panjang. Terutama pada saat tingkat kekayaan masyarakat kini membaik lalu menjadi konsumtif. Kemudian saat ini tingkat suku bunga rendah, dampaknya penawaran investasi bodong di masyarakat akan makin marak. Kami bekerja keras menyosialisasikan reksa dana sebagai produk yang sah di bawah pengawasan otoritas. Kita harus manfaatkan itu, jangan sampai masyarakat jadi korban.

Saya sering dapat pertanyaan nasabah tentang tawaran produk investasi yang tidak jelas. Mereka tertarik karena kenal dengan pihak yang menjual, meskipun sudah berpendidikan dan paham investasi. Tapi saya hanya bisa menyarankan melakukan riset kebenaran produk. Oleh karena itu, kita harus konsisten berinvestasi dan berinovasi untuk menekan investasi bodong.

Bagaimana dengan kinerja MAMI?
Tahun lalu penjualan cukup menggembirakan dan hubungan dengan nasabah juga baik. Pertumbuhan investor kami mendapatkan penghargaan sebagai salah satu fund house terbaik. Hal ini membuat kami yakin sudah di jalur yang tepat. Dana kelolaan hingga tahun 2017 mencapai Rp65,7 triliun, naik dari posisi awal tahun Rp51,5 triliun. Untuk proyeksi tahun ini, kita lihat saja perkembangannya, karena dana kelolaan biasanya juga tergantung pertumbuhan pasar modal. Untuk kami yang lebih penting adalah tingkat kepuasan nasabah atas produk kami. Tujuan kami ingin memberikan solusi dan hubungan erat dengan nasabah dan mitra. Saat ini kami memiliki mitra 21 institusi, yaitu 18 bank, 2 sekuritas, dan 1 portal.

Apa harapan untuk tahun ini?
Kami ingin setiap tahun terus menjadi lebih baik dan mitra senang merekomendasikan produk MAMI. Caranya dengan menjelaskan produk secara tepat. Misalnya tanyakan motivasi nasabah, kalau untuk return tinggi, artinya kami bisa tawarkan produk yang lebih berisiko di saham. Namun, kalau sumber dananya dari deposito dan ingin return lebih baik, maka tawarkan produk pasar uang atau pendapatan tetap dengan return di atas deposito saja. Itu lebih benar. Tahun ini kami masih akan mengedepankan produk dengan risiko rendah. Pada tahun lalu, ada perubahan di market sehingga produk saham tahun ini juga berpotensi ikut naik. Kuncinya memahami apa yang diinginkan nasabah.

Bagaimana Anda mengelola sumber daya manusia (SDM) di perusahaan?
Industri manajemen investasi nasional minim SDM. Turn over karyawan cukup tinggi. Tapi saya ingin persiapkan SDM sehingga mereka andal lalu dihargai customer dan industri. Itu jadi misi personal saya, karena kebijakan perusahaan tentu ingin membina talenta SDM. Namun, memang realitanya industri ini kecil sehingga tidak bisa ditahan. Maka lebih baik kita persiapkan diri sebaik mungkin. Namun, saat bekerja juga harus jaga etika dan profesionalisme. Rata-rata karyawan di sini sudah bekerja di atas lima tahun.

Bagaimana Anda menyikapi kompetisi di industri manajemen investasi?
Industri ini terlalu kecil untuk kami saling berkompetisi. Saya melihat 90 lebih manajemen investasi di industri itu semuanya teman. Bagi saya, kompetisi kami adalah melawan penawaran investasi bodong dan perilaku konsumtif yang akan menyedot uang nasabah, lalu membuat masa depan tidak sejahtera. Karena begitu banyak produk yang masuk ke Indonesia menyasar kelas menengah, kita yang terus tumbuh. Masyarakat kita harus tahu berapa dana yang harus dikeluarkan, disimpan, dan diinvestasikan, karena tidak selamanya kita produktif. Apabila investasi bodong marak, tentunya produk manajemen investasi juga akan terkena dampaknya.

Apa filosofi Anda sebagai leader?
Sebagai leader, saya ingin mengembangkan tim yang kuat sehingga orang akan ingat MAMI punya tim bagus. Kepuasan saya ketika orang menyebut tim MAMI itu oke. Filosofi saya mengadopsi Ki Hajar Dewantara, yaitu seorang pemimpin ketika di depan memberi visi dan kesempatan, ketika berada di tengah membangun semangat dan turun tangan, lalu dari belakang memberi dukungan tim untuk menjadi pemimpin baru.

Apa syarat utama dalam sebuah tim yang kuat?
Saya mengutamakan adanya harmoni dalam tim, tidak boleh bekerja saling sikut. Tapi, bukan berarti kita di sini bekerja santai. Di sini sangat dinamis, target tinggi. Ibarat mobil selalu gigi tiga atau empat terus. Tapi semua harus enjoy dan merasa memiliki. Kalau tidak bisa kerjakan sendiri, maka lakukan kolaborasi. Saya mendapat pengalaman dari Adie MS yang merupakan seorang leader saat jadi dirigen. Dia memastikan semua divisi pemusik bermain saling melengkapi. Pernah satu kali di sekolah anak saya ada permainan orkestra yang awalnya dipimpin seorang murid membawakan lagu wajib. Lalu, Adie diminta spontan memimpin lagu Rayuan Pulau Kelapa dan disetujui. Dia meminta waktu lima menit untuk diskusi mengarahkan pemusik. Hebatnya, saat bermain hasilnya sangat jauh lebih bagus.

Dengan partitur yang sama, pemain sama, dan alat musik sama, tapi dia berhasil memasukkan penjiwaan ke anak-anak yang tadinya bermain asal bunyi hingga akhirnya menjadi harmonis. Seorang leader seperti itu, harus bisa memasukkan ruh ke seluruh lini, lalu mendorong adanya kolaborasi dan kerja sama demi mencapai visi bersama.

Apa perubahan yang Anda lakukan di kantor MAMI?
Pertama, saya dulu bergabung ada banyak sekat ruangan dan kultur kurang nyaman. Lalu, ruangan saya minta direnovasi. Para manajer, saya paksa keluar tanpa privasi. Tujuannya demi komunikasi lebih lancar. Hasilnya, terbukti komunikasi jauh lebih baik dan lebih mudah berkolaborasi. Warna ruangan saya pilih lebih muda dan berikan sentuhan benda seni. Mesin absen finger print saya minta dicopot. Kinerja karyawan adalah tanggung jawab para leader. Saya anggap semua sudah dewasa. Kasihan tim sales yang sudah jualan, tapi harus absen balik lagi ke kantor di tengah kemacetan. Dampaknya adalah mereka jadi lebih produktif karena bertanggung jawab.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2060 seconds (0.1#10.140)